Ceramah Master Cheng Yen: Menjaga Mulut Berlandaskan Welas Asih dan Kebijaksanaan


Melihat setiap orang mengenakan masker, saya teringat akan mulut kita. Dengan mulut ini, kita dapat berinteraksi dengan orang lain dan berbagi Dharma. Kita bisa mencurahkan isi hati kita lewat mulut. Dengan menggerakkan lidah, kita dapat menyampaikan pemikiran kita. Untuk berbicara dari hati ke hati, kita menggunakan mulut.

Demi menjaga kesehatan tubuh kita, kita juga menggunakan mulut untuk makan. Namun, mulut ini juga merupakan sumber karma buruk. Saat berinteraksi dengan sesama manusia, kita dapat menunjukkan perhatian kita lewat ucapan kita. Dengan tutur kata baik, kita dapat membuat orang berpikiran terbuka, bersukacita, terhibur, dan merasa tenang.

Bertutur kata baik dapat membawa manfaat besar, yakni mewujudkan dunia yang tenteram dan menenangkan hati orang-orang. Demi memperoleh asupan gizi yang cukup, kita juga harus menggunakan mulut untuk makan.

Namun, dalam hal makan, orang-orang sangat pemilih. Ada yang suka manis, ada yang suka pedas, ada pula yang suka asin. Selera setiap orang berbeda-beda sehingga memilih-milih makanan. Yang lebih buruk, mulut ini mengonsumsi hewan yang tak terhitung jumlahnya. Ada orang yang sangat menyukai hewan, ada pula yang sangat takut pada hewan.


Namun, tidak peduli suka ataupun takut, orang-orang sering kali melukai dan mengonsumsi hewan. Contohnya ular. Banyak orang yang takut pada ular, tetapi orang yang mengonsumsi daging ular juga sangat banyak.

Jadi, meski takut pada ular, orang-orang tetap mengonsumsinya. Demikianlah tabiat manusia. Akibat kegelapan batin dan ketamakan, manusia telah menelan nyawa banyak hewan. Orang-orang juga mengejar kenyamanan.

Saat cuaca sangat panas, mereka menghindari terik matahari dengan berdiam di dalam ruangan yang menggunakan pendingin ruangan. Orang-orang mencari tempat yang membuat tubuh mereka merasa nyaman. Ini juga merupakan tabiat manusia.

Orang-orang mengejar kenyamanan tanpa memikirkan banyaknya sumber daya yang terkuras dan besarnya pencemaran yang ditimbulkan. Pendingin ruangan membutuhkan energi dan proses kerjanya juga menimbulkan pencemaran yang turut berkontribusi untuk ketidakselarasan unsur alam. Karena itulah, dunia ini penuh dengan bencana.

Jadi, pandemi kali ini merupakan akibat dari karma buruk kolektif semua makhluk. Karma buruk ini terus terakumulasi hingga menimbulkan polusi udara dan virus penyakit merajalela. Bagaimana virus ini masuk ke tubuh manusia? Lewat mulut. Virus penyakit ini berasal dari hewan.


Manusia telah melewati batas dengan mengonsumsi daging hewan. Jika orang-orang tidak mengonsumsi daging, virus penyakit ini tidak akan masuk ke tubuh manusia lewat mulut. Saya berharap orang-orang yang berpengetahuan dan bijaksana dapat sungguh-sungguh merenungkan hal ini.

Orang-orang menyembelih hewan untuk dikonsumsi hanya demi menikmati cita rasanya selama beberapa detik. Namun, berapa waktu yang dibutuhkan dan berapa banyak pakan yang dihabiskan untuk menernakkan hewan-hewan itu? Sebagian besar hewan ternak dipelihara dalam peternakan pabrik.

Pikirkanlah, kita semua ingin hidup bebas, memiliki ruang yang lebih besar, dan beraktivitas di luar ruangan. Namun, betapa kasihannya hewan-hewan ternak ini. Karena adanya permintaan terhadap daging, orang-orang pun menjalankan peternakan untuk mencari nafkah dan berusaha untuk meningkatkan produktivitas.

Di bumi yang luas ini, kita bisa menanam banyak sayuran dan buah-buahan yang cukup untuk kebutuhan manusia. Namun, manusia tetap memiliki nafsu makan terhadap daging. Karena itulah, ada orang yang menernakkan hewan untuk disembelih.


Ini adalah karma membunuh. Hewan-hewan kehilangan nyawa mereka demi memenuhi nafsu makan manusia. Semua ini menciptakan karma buruk. Inilah karma buruk membunuh dan mengonsumsi hewan. Demikian benih dan kondisinya, demikian pulalah buah dan akibatnya.

Semua prinsip kebenaran mengajari kita tentang cinta kasih. Kita harus membangkitkan cinta kasih yang tulus untuk mengasihi sesama manusia, hewan, dan segala sesuatu di dunia ini. Dengan demikian, barulah empat unsur alam bisa selaras.

Matahari akan bersinar cemerlang pada waktunya dan membawa kehangatan bagi bumi dan membawa kehangatan bagi bumi agar benih yang kita tabur agar benih yang kita tabur dapat bertumbuh. Selain itu, juga ada embun di malam hari, air hujan, dan udara yang sejuk.

Alam telah menyediakan berbagai jenis tanaman pangan untuk kebutuhan manusia. Manusia hendaknya hidup berdampingan dengan segala sesuatu di dunia ini dengan rasa syukur.

Mewujudkan dunia yang tenteram dengan bertutur kata baik
Mengonsumsi daging hewan membuat manusia terinfeksi virus penyakit
Menjaga mulut berlandaskan welas asih dan kebijaksanaan
Bersyukur dan hidup berdampinginan dengan segala sesuatu di dunia ini  

Ceramah Master Cheng Yen tanggal 12 Agustus 2021
Sumber: Lentera Kehidupan - DAAI TV Indonesia
Penerjemah: Hendry, Karlena, Marlina
Ditayangkan tanggal 14 Agustus 2021
Genggamlah kesempatan untuk berbuat kebajikan. Jangan menunggu sehingga terlambat untuk melakukannya!
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -