Ceramah Master Cheng Yen: Menjaga Pelita Hati

Lihatlah orang-orang yang menderita dan bandingkan dengan kehidupan kita. Jika kita berada dalam kondisi seperti mereka, apa yang kita rasakan?

Kita harus membina perasaan senasib dan sepenanggungan. Dengan welas asih agung, kita tidak tega melihat orang lain menderita. Inilah yang Buddha ajarkan pada kita. Bodhisatwa harus membina hati penuh welas asih.

Buddha berkata bahwa ada tiga jenis dana. Yang pertama ialah dana materi bagi orang yang kekurangan. Kita yang memiliki materi dan cinta kasih berlimpah dalam hidup kita tidak tega melihat orang lain menderita. Karena itu, kita berusaha membantu semampu kita. Jadi, semua orang bisa berdonasi sesuai kemampuan masing-masing. Yang hidup berkecukupan juga bisa berhemat untuk berdonasi. Dengan himpunan donasi banyak orang, mereka yang menderita di seluruh dunia berkesempatan untuk terselamatkan.


Yang kedua ialah dana ketenteraman. Ada sebagian orang yang sangat menderita. Selain dilanda banyak penderitaan, mereka juga tidak bisa berpikiran terbuka sehingga terus mengakumulasi kesedihan, ketakutan, dan depresi. Jika memiliki jalinan jodoh, kita hendaknya menghibur mereka dengan cinta kasih yang tulus hingga mereka bisa membuka hati dan tersenyum. Kita juga harus membimbing mereka menjadi orang yang bisa menolong sesama dan berbagi pengalaman. Kita memberi bantuan secara menyeluruh. Dengan dana ketenteraman, kita mendampingi orang-orang yang gelisah, takut, dan sedih. Kita bisa menenteramkan hati mereka dan mendampingi mereka dalam jangka panjang.

Demikianlah Bodhisatwa dunia terjun ke tengah masyarakat untuk membimbing semua makhluk. Yang ketiga ialah dana Dharma. Kita berdana dengan Dharma. Setelah mendengar Dharma, kita bisa mempraktikkannya saat menghadapi semua orang, hal, dan materi di dunia ini, lalu berbagi dengan orang lain. Dengan mempraktikkan Dharma, kita bisa menjadi teladan dan berbagi Dharma dengan lebih banyak orang untuk membuka hati dan membimbing mereka. Inilah yang disebut berdana dengan Dharma.  Inilah yang Buddha ajarkan saat datang ke dunia ini.


Buddha berkata, “Contohnya sebuah pelita yang sudah dinyalakan. Saat ada jutaan orang yang menyalakan pelita demi pelita dengan api dari pelita pertama, apakah cahaya dari pelita pertama akan meredup?”

Semua orang berkata, “Tidak. Cahayanya tetap terang seperti semula.”

Buddha lalu bertanya, “Apakah lingkungan sekitarnya menjadi lebih terang?”

Semua orang menjawab, “Ya.”

Buddha lalu berkata, “Demikian pula dengan berdana. Kita harus bersiteguh melakukannya karena itu merupakan hal yang benar. Jangan terpengaruh oleh fitnah dan jangan sombong saat menerima pujian. Meski menyalakan pelita lain, cahaya pelita pertama tetap seperti semula. Namun, pelita demi pelita yang dinyalakan dengan api dari pelita pertama dapat membawa cahaya bagi lingkungan yang lebih luas.”


Demikianlah Buddha mengajari kita untuk menyucikan hati manusia dan menginspirasi orang-orang untuk bersumbangsih dengan cinta kasih.

Untuk mengembangkan nilai hidup, kita harus menggenggam waktu untuk mendalami Dharma dan menyerapnya ke dalam hati agar bisa mempraktikkannya dalam menghadapi semua orang dan hal. Kita harus menggenggam waktu untuk tekun dan bersemangat melatih diri agar bisa membawa manfaat besar bagi dunia.

Dengan menyelami Dharma, secara alami, kita akan bersedia berdana dengan materi dan Dharma dalam kehidupan sehari-hari. Dengan merangkul orang yang menderita dan ketakutan, kita telah memberikan dana ketenteraman. Setelah itu, kita memberikan dana Dharma.

Jadi, relawan kita memberikan dana materi, dana ketenteraman, dan dana Dharma dengan alami. Saya sangat gembira melihatnya. Terima kasih.

Menenteramkan hati dan menghibur dengan tulus
Memberikan dana materi kepada orang yang kekurangan
Menjadi teladan dengan mendengar dan mempraktikkan Dharma
Bersiteguh menyalakan pelita hati orang-orang

Ceramah Master Cheng Yen tanggal 29 Agustus 2019
Sumber: Lentera Kehidupan - DAAI TV Indonesia, 
Penerjemah: Hendry, Karlena, Marlina
Ditayangkan tanggal 31 Agustus 2019

Saat membantu orang lain, yang paling banyak memperoleh keuntungan abadi adalah diri kita sendiri.
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -