Ceramah Master Cheng Yen: Menjaga Pikiran dan Menciptakan Karma Baik

“Saya rasa, dari bagus jeleknya tulisan seseorang, kita dapat melihat bagaimana sifatnya. Tulisan saya jelek. Saya pikir, ini karena batin saya tidak tenang. Karena itu, tulisan yang tidak rapi berkaitan dengan batin yang bergejolak,” kata Lin Biao-ying, relawan Tzu Chi.

“Jika temannya menelepon dan mengajaknya pergi, dia tidak bisa menolak. Saat orang lain mengajaknya pergi, dia akan pergi. Saat orang lain mengajaknya berkaraoke, mereka akan pergi ke beberapa tempat. Terkadang dia pulang larut malam. Namun, dia menyebabkan saya... Jika saya mengatakannya, dia akan merasa tidak senang. Ini sering terjadi. Karena masalah ini, kami akan saling emosi dan saya akan memendam kemarahan. Saya memendam rasa marah dan merasa tersakiti. Saat itu, dia belum mendengar Dharma. Saya tidak bisa mengubahnya dan hanya bisa merasa marah di dalam hati,” tutur Liao Su-xia, relawan Tzu Chi. Setelah mengenal Tzu Chi, Liao belajar untuk melepas kerisauan dan Lin juga mengubah kebiasaan masa lalunya, bersumbangsih dalam pelestarian lingkungan, serta tekun dan bersemangat dalam mendengarkan Dharma.

Kita harus tahu bahwa noda batin dapat masuk dari mana saja layaknya debu. Asalkan ada sedikit angin berembus, debu tipis akan menyelimuti sekitar kita. Angin kecil yang berembus dapat membuat semuanya berdebu. Noda batin juga seperti ini. Batin kita juga mudah tercemar oleh noda batin.

 

Kita harus tahu bahwa ada banyak noda batin, yakni 84 ribu noda batin. Jumlah noda batin sangat banyak sehingga diumpamakan layaknya debu. Kita membagi rintangan menjadi tiga jenis. Yang pertama ialah noda batin. Yang kedua ialah karma. Noda batin berkutat dalam batin kita. Karma adalah sesuatu yang kita perbuat. Yang terakhir ialah buah karma. Ini adalah buah dari perbuatan kita.

Inilah alasan mengapa kita terus terlahir kembali  di enam alam kehidupan dan tidak dapat lepas darinya. Berhubung kita tidak dapat menolong diri sendiri, kita harus bergantung pada bimbingan para Buddha, Bodhisatwa, dan orang suci. Jadi, ajaran Buddha seperti air yang jernih. Jika kita dapat meresapinya, debu tidak akan menempel pada batin kita. Ini memerlukan metode yang benar. Jadi, Buddha membimbing kita dengan berbagai metode terampil.

Berhubung ada banyak noda batin, Beliau menyesuaikan metodenya  dengan berbagai tipe makhluk hidup. Namun, jika kita tidak sungguh-sungguh mengikis noda batin dengan Dharma, maka Tiga Rintangan akan merintangi jalan menuju kesucian serta kelahiran di alam surga dan manusia.

Kita harus tahu bahwa Tiga Rintangan ini ialah noda batin, karma, dan buah karma yang saya bahas tadi. Jadi, kejahatan atau keburukan dapat merintangi kelahiran di alam surga dan manusia. Jika kita berbuat jahat, membangkitkan noda batin, dan tubuh kita menciptakan karma, kita akan menerima buah karma yang bertubi-tubi.

 

Terdapat buah karma baik dan buruk. Jika kita berbuat keburukan, keburukan itu akan merintangi kita. Merintangi apa?  Kelahiran di alam surga dan manusia. Buddha mengajarkan bahwa jika kita ingin terus lahir sebagai manusia, hanya ada satu cara, yakni menaati lima sila. Lima sila meliputi tidak membunuh, tidak mencuri, tidak berbuat asusila, tidak berucap tidak benar, dan tidak mengonsumsi zat memabukkan. Ini disebut lima sila.

Jika seseorang membunuh, mencuri, berbuat asusila, berucap tidak benar, dan mengonsumsi zat memabukkan, ini disebut berbuat kejahatan. Jika kita dapat menaati lima sila dengan tidak membunuh, tidak mencuri, tidak berbuat asusila, tidak berucap tidak benar, dan tidak mengonsumsi zat memabukkan, ini disebut berbuat kebaikan. Dengan begitu, pada kehidupan berikutnya, kita akan terlahir kembali di alam manusia.

Lahir sebagai manusia sangat baik karena kita dapat mendengarkan Dharma. Makhluk di alam manusia memiliki banyak noda batin sehingga dalam kehidupan manusia, suka duka silih berganti. Kita dapat melihat keburukan. Kita juga dapat mempelajari kebaikan. Jadi, sebagai manusia, kita dapat melihat berbagai hal dan berbagai kebenaran di dunia.

Jadi, untuk mencapai kebuddhaan, kita harus berada di alam manusia. Untuk itu, kita harus terlahir di alam manusia. Agar dapat terlahir di alam manusia, kita harus menaati lima sila. Tidak menaati lima sila berarti kita berbuat keburukan.

Jika kita merasa dunia ini penuh dengan penderitaan dan banyak hal tidak sesuai yang diinginkan sehingga merasa lebih baik lahir di alam surga, kita harus mempraktikkan sepuluh kebajikan. Sepuluh kebajikan bukan sekadar tidak membunuh, tidak mencuri,  dan tidak berbuat asusila. Bukan sekadar tidak membunuh, kita harus membebaskan makhluk hidup.

 

Belakangan ini, karena perebakan wabah, saya selalu merasa karma membunuh kita terlalu banyak. Untuk menghentikan perebakan virus, cara terbaik ialah tidak membunuh. Tidak membunuh dapat menjaga ketenangan banyak makhluk. Bervegetaris dapat membuat semua makhluk memperoleh usia panjang dan kedamaian. Pahalanya sangat besar.

Pahala berarti berkah. Saat banyak berkah terakumulasi, berbagai bencana dapat lenyap. Ketamakan dalam batin manusia menyebabkan manusia  menciptakan karma membunuh. Jika kita tidak membunuh  dan dapat membebaskan makhluk hidup, ini disebut berbuat kebaikan.

Tidak membunuh berarti hanya menaati sila. Menaati sila saja tidak cukup. Kita harus melakukan kebaikan dan melindungi kehidupan. Kini kita menyosialisasikan pola hidup vegetaris. Insan Tzu Chi di berbagai daerah dapat membimbing banyak orang untuk memahami bahwa kekacauan di dunia berawal dari mulut. Membuat banyak orang memahami kebenaran dapat mengubah kehidupan banyak orang.

Sebagai praktisi Buddhis, kita harus menjaga pikiran dengan baik.

Banyak noda batin menyebabkan banyak masalah. Kita harus menjaga dan menutup pintu batin kita dari kekotoran. Tentu saja, kita harus membersihkan noda batin terlebih dahulu, barulah menjaga pintu batin ini. Setelah pintu batin terjaga dengan baik, barulah noda batin benar-benar tidak akan mencemari batin kita. Semoga batin kita tidak tercemar. Ini merupakan hal terpenting dalam mempelajari ajaran Buddha.

Pikiran manusia tercemar oleh banyak noda batin
Menyerap Dharma dan menjaga pintu batin

Melindungi semua makhluk dengan lima sila dan sepuluh kebajikan

Bervegetaris dan mengakumulasi berkah demi meredam bencana

Ceramah Master Cheng Yen tanggal 8 Maret 2020  
Sumber: Lentera Kehidupan - DAAI TV Indonesia

Penerjemah: Hendry, Karlena, Marlina, Stella

Ditayangkan tanggal 10 Maret 2020

Meski sebutir tetesan air nampak tidak berarti, lambat laun akan memenuhi tempat penampungan besar.
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -