Ceramah Master Cheng Yen: Menjaga Sila untuk Mencegah Kebocoran dan Menuju Kecemerlangan


Saya telah melihat bagaimana di Kompleks Tzu Chi California, relawan menarik kereta lembu putih agar bergerak maju. Barisannya sangat panjang. Saya melihat ada yang lansia, paruh baya, dan anak muda. Terlebih lagi, ada juga sekelompok anak kecil. Meski Tzu Chi Amerika Serikat telah berdiri selama 35 tahun, itu masih tergolong usia paruh baya.

Saat ini, hendaknya semuanya menumbuhkan kebijaksanaan. Kehidupan kita tak lepas dari hukum alam. Tidak ada yang tahu seberapa panjang usia kita. Terlebih lagi, jika kita hidup tanpa mempraktikkan ajaran Buddha dan terus berada dalam ketidaktahuan, waktu akan berlalu begitu saja dan kita hanya akan menciptakan karma buruk. Jika kita mempraktikkan ajaran Buddha, kita akan menjalani hari-hari dengan langkah yang mantap dan menggenggam setiap waktu dengan baik.

Hendaknya kita memanfaatkan setiap waktu untuk menciptakan berkah bagi dunia. Inilah nilai kehidupan. Buddha datang ke dunia dengan satu tujuan besar, yaitu terjun ke tengah masyarakat dan membimbing semua orang untuk berjalan di jalan Dharma dan maju langkah demi langkah. Kita bukan berjalan sendirian, melainkan harus menarik kereta dan mengajak orang lain untuk turut berjalan maju. Bukankah hal ini dijelaskan dalam Sutra Teratai?

Saya telah melihat bagaimana semuanya bekerja dengan tekun dan bersemangat. Semua orang berkata, "Saya bersedia." Meski kata-kata itu tidak sampai 1 menit untuk dikatakan, tetapi kita membutuhkan waktu dari kehidupan ke kehidupan untuk mempraktikkannya. Waktu terus berjalan selamanya sehingga kita harus tekun dan bersemangat.

Hendaknya kita sungguh-sungguh mengarahkan hati yang penuh kegelapan batin menuju dunia yang cerah. Begitulah kehidupan yang bernilai. Saya berharap semuanya dapat menyucikan hati dan mewujudkan keharmonisan di masyarakat sehingga dunia ini akan damai dan tenteram serta terwujudlah dunia yang cerah. Bukankah ini adalah harapan saya setiap tahunnya?


Bodhisatwa sekalian, hendaknya kita memiliki kesadaran. Kita semua dapat mewujudkan ini. Hati Buddha berbeda dengan hati makhluk awam. Makhluk awam dipenuhi dengan kegelapan batin. Setiap detik dalam 1 hari, makhluk awam berada dalam ketidaktahuan dan pikirannya selalu bergejolak. Inilah kegelapan batin makhluk awam.

Kesadaran yang dimiliki Buddha membuat semua pemikiran-Nya selalu menyatu dengan kebenaran alam semesta. Tidak ada satu pun prinsip kebenaran yang tidak dipahami-Nya. Oleh karena itu, Buddha disebut sebagai Yang Maha Sadar.

Makhluk awam tidak dapat dibandingkan dengan Buddha. Pada jam meja saya, akan selalu ada seekor semut kecil. Namun, meski semut kecil ini memiliki hati, ia tidak memiliki kekuatan sehingga tetap berada di sudut bawah jam. Kapan kita dapat melihatnya bergerak naik? Sepertinya, ia akan terus berada di tempatnya.

Terkadang, saya berpikir tentang bagaimana kita sebagai makhluk awam dapat sungguh-sungguh menjalankan praktik Bodhisatwa dan memahami seluruh kebenaran alam semesta. Kita tidak tahu kita butuh berapa kehidupan untuk mencapai hal itu. Kita harus memiliki kesadaran dan tidak memohon terlalu banyak. Yang terpenting ialah kita dapat berdiri tegak setiap hari.


Waktu terus berjalan dan jangan membiarkannya berlalu dengan sia-sia. Janganlah biarkan batin kita memiliki celah atau kebocoran. Kebocoran adalah kegelapan batin. Dengan adanya kegelapan batin, kita akan kehilangan waktu yang berharga. Kebocoran ini berkaitan dengan sesuatu yang berkondisi. Contohnya, saat melakukan sesuatu, tanpa kita sadari, mungkin kita akan melakukan kesalahan. Ini disebabkan oleh kegelapan batin atau ketidaktahuan. Jika kita jatuh dalam kegelapan batin, hakikat kesadaran kita akan tertutupi oleh celah kegelapan batin tersebut.

Waktu terus berlalu. Meski beberapa orang tahu dengan jelas bahwa menit dan detik dalam kehidupannya terus berlalu begitu saja dalam ketidakkekalan, mereka tetap hanya mengikuti waktu tanpa berbuat apa-apa. Inilah kekuatan karma. Berhubung tidak mengembangkan kesadaran, mereka terus ditarik oleh kegelapan batin. Mereka tidak mampu mengendalikan diri. dan makin terjerumus. Saya terus memikirkan hal ini setiap hari.

Jadi, saya menempelkan seekor semut ini pada jam meja saya untuk mengingatkan diri sendiri agar menggenggam waktu dengan baik serta terus bertutur kata yang baik dan benar. Janganlah kita mengucapkan kata-kata yang menyesatkan. Hendaknya kita membimbing setiap orang untuk mengarah pada ajaran benar sehingga mereka memiliki pengetahuan benar dan pandangan benar. Janganlah kita berada di jalan yang sesat. Hendaknya kita mengingatkan diri sendiri setiap saat.


Saat ini, teknologi telah maju pesat. Meski hanya duduk di Griya Jing Si, saya tetap bisa melihat murid-murid saya di Amerika Serikat. Hati yang tulus dari semua orang telah membuat saya merasa tersentuh. Berkat kemajuan teknologi, kata-kata yang saya ucapkan dapat tersebar ke seluruh dunia dan didengar oleh semua insan Tzu Chi. Semua orang berkata, "Saya bersedia." Sejak tahun lalu hingga saat ini, setiap hari saya mendengar orang-orang berkata, "Saya bersedia."

Hendaknya kita semua memiliki pengetahuan benar, pandangan benar, dan jalan yang benar. Saya yakin semua orang bersedia mewujudkannya. Hendaknya kalian semua mendengarkan seruan saya. Hendaknya kita membangun tekad dan ikrar untuk menapaki Jalan Bodhisatwa. Dengan demikian, saya akan merasa tenang dan bersyukur.

Kita harus menyemangati satu sama lain untuk tekun dan bersemangat dalam mempelajari ajaran Buddha, menciptakan berkah bagi dunia, dan menumbuhkan kebijaksanaan. Saya mendoakan semuanya dengan tulus semoga kalian dapat membina berkah dan kebijaksanaan sekaligus. Terima kasih. 

Tekun dan bersemangat di jalan Buddha demi membangkitkan kebijaksanaan
Memiliki kewaspadaan diri, menciptakan berkah, dan melangkah dengan mantap
Menjaga sila untuk mencegah kebocoran dan menghindari ucapan yang tidak benar
Membimbing setiap orang untuk menuju kecemerlangan

Ceramah Master Cheng Yen Tanggal 27 April 2024
Sumber: Lentera Kehidupan – DAAI TV Indonesia
Penerjemah: Hendry, Marlina, Shinta, Janet
Ditayangkan Tanggal 29 April 2024
Kita hendaknya bisa menyadari, menghargai, dan terus menanam berkah.
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -