Ceramah Master Cheng Yen: Menjaga Tekad Awal dan Mempraktikkan Ikrar Agung

Para dokter, perawat, dan relawan bertekad untuk mengasihi dan melindungi kehidupan serta menjaga kesehatan masyarakat dengan cinta kasih. Mereka telah mewujudkannya.

Mereka sering berkunjung ke rumah para pasien lansia yang tidak berdaya untuk keluar rumah untuk membersihkan rumah pasien, mengganti perban, dan lainnya. Ini merupakan hal yang mengharukan. Bukan untuk dilihat orang, mereka bersumbangsih dengan tulus dan sukarela.

Para dokter dan perawat memilih arah hidup mereka sendiri. Dokter memilih untuk belajar di sekolah medis untuk masa depan mereka. Apa tugas dokter? Menyembuhkan orang.

Bagaimana dengan perawat? Mengapa mereka belajar keperawatan? Mereka ingin merawat pasien.

Para dokter dan perawat bertekad untuk berdedikasi karena penderitaan terbesar dalam kehidupan manusia ialah penyakit. Proses kelahiran hingga kematian merupakan hukum alam. Sakit sungguh menderita.

Penderitaan akibat penyakit akan lebih terasa saat kita sudah tua. Namun, tua dan sakit merupakan hukum alam. Semua orang akan melaluinya. Jadi, melalui misi kesehatan, kita memberikan pendidikan kesehatan.

Saya sering mendengar  anggota badan misi kesehatan Tzu Chi tidak hanya memberi perawatan, tetapi juga membersihkan rumah pasien, menyosialisasikan pola hidup sehat, dan memberi pemahaman tentang pentingnya menjaga kebersihan lingkungan.

 

Para staf medis tidak hanya pergi ke rumah pasien yang tidak berdaya untuk keluar rumah, mereka juga membimbing dan mengedukasi pasien. Jika ada beberapa pasien

yang perlu dilarikan ke rumah sakit, para staf medis akan berinisiatif membawa pasien ke rumah sakit. Mereka akan menjaga pasien tersebut. Setelah para pasien pulang, para anggota komite dan dokter akan memberikan perhatian jangka panjang.

Insan Tzu Chi telah membawa kehangatan bagi dunia. Walau manusia tidak luput dari penderitaan, cinta kasih berkesadaran dapat tercipta berkat welas asih dan hakikat kebuddhaan dalam diri. Yang terpenting dalam kehidupan ialah tahu untuk memanfaatkan kehidupan untuk melakukan hal bermakna. Welas asih demi manfaat makhluk lain merupakan arah tujuan hidup kita. Renungkanlah.

Kalian telah memberi manfaat bagi orang banyak bukan semata-mata karena profesi, melainkan karena memiliki semangat misi. Kalian memiliki semangat misi, bukan semata-mata menjalankan profesi. Kalian bertekad untuk menjadi dokter. Jadilah dokter yang penuh cinta kasih. Kalian juga bertekad menjadi perawat. Kalau begitu, jadilah perawat yang memiliki semangat misi untuk melindungi kehidupan.

Untuk menghibur dan menolong pasien yang sakit, kita membutuhkan empati. Setiap orang yang sakit membutuhkan dokter dan perawat untuk menenangkan hati dan mendiagnosis penyakitnya. Kita harus mendorong orang-orang untuk menjalani pemeriksaan secepatnya. Ini sangat penting.


Terima kasih kepada para staf medis yang menghimpun kekuatan cinta kasih untuk melindungi kehidupan orang-orang.

“Master yang terkasih, walau pertunjukan kami hanya 10 menit, tetapi kami berlatih selama hampir 20 jam. Mungkin pertunjukan kami tidak sempurna, tetapi setiap tahun kami menggenggam jalinan jodoh ini untuk mengutarakan harapan kami. Dengan tulus, kami berharap Master dapat terus membimbing kami. Sepuluh menit hanya satu per dua juta tujuh ratus ribu dari setengah abad. Kami bertekad mengikuti langkah Master selama-lamanya; menjaga silsilah Jing Si dan mazhab Tzu Chi dengan semangat untaian bacang,” kata Jian Shou-xin Kepala RS Tzu Chi Taichung.

“Di RS Tzu Chi Taichung hari ini, untaian bacang ini terbuat dari selang infus. Ini merupakan selang infus yang telah dipakai para pasien, lalu melalui proses sterilisasi, kemudian dijalin menjadi untaian bacang. Mengapa begitu? Karena kita berharap setiap staf medis dapat memahami penderitaan pasien saat diinfus dan memahami Master yang perlu diinfus setiap hari agar berenergi dalam perjalanan kali ini. Master menahan sakit saat diinfus  untuk menyemangati kami dan membimbing jiwa kebijaksanaan kami. Karena itu, kami harus lebih tekun lagi. Jadi, kami akan mengingat dalam hati nasihat Master kepada kami serta memegang hati Buddha dan tekad Guru selama-lamanya,” lanjutnya.


“Kami akan menyerap Dharma ke dalam hati dan mempraktikkannya dalam menjalankan misi kesehatan. Setiap detik, setiap hari, kami akan mengingat semangat Master yang senantiasa berusaha mengatasi kesulitan dan mengerahkan daya hidup demi membimbing para murid untuk bersumbangsih dan membina jiwa kebijaksanaan. Kami juga akan menyuntikkan semangat Tzu Chi ke hati setiap staf dan bersama-sama menyelami Dharma dalam silsilah Dharma Jing Si. Kami akan menjadikan semangat ini sebagai mata air dalam misi kesehatan yang penuh cinta kasih ini. Kami berikrar untuk bersumbangsih setiap detik; bersumbangsih setiap saat; bersumbangsih dari kehidupan ke kehidupan,” pungkasnya.

“Semoga Master sehat selalu, senantiasa memutar roda Dharma, panjang umur, dan senantiasa membabarkan Dharma,” ucap semua peserta Pemberkahan Akhir Tahun RS Tzu Chi Taichung.

Saya sangat terharu dan bersyukur karena kalian bersumbangsih setiap detik dalam jangka panjang hingga kini. Saya berterima kasih kepada kalian. Saya harap tekad kalian, silsilah Dharma Jing Si, dan mazhab Tzu Chi dengan empat misinya, yakni amal, kesehatan, pendidikan, dan budaya humanis dapat dijalin layaknya untaian bacang ini.

Saya telah menerima setiap sumbangsih kalian. Saya mendoakan kalian. Terima kasih.

Para dokter dan perawat mendirikan tekad dan ikrar
Membangkitkan cinta kasih berkesadaran dengan semangat welas asih
Menghimpun kekuatan untuk mencabut penderitaan
Mewariskan silsilah Dharma Jing Si dan menjalankan Empat Misi

Ceramah Master Cheng Yen tanggal 07 Januari 2020
Sumber: Lentera Kehidupan - DAAI TV Indonesia
Penerjemah: Hendry, Karlena, Marlina, Stella
Ditayangkan tanggal 09 Januari 2020
Orang yang mau mengaku salah dan memperbaikinya dengan rendah hati, akan mampu meningkatkan kebijaksanaannya.
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -