Ceramah Master Cheng Yen: Menjaga Tekad dan Menjalankan Ajaran dengan Hati yang Hening dan Jernih


Saya bersyukur atas jalinan jodoh kita. Jalinan jodoh sungguh mengagumkan. Kapan pun ada yang membutuhkan dan saya membangkitkan sebersit niat untuk membantu, selalu ada jalinan jodoh yang tidak terbayangkan. Saya hanya bisa berkata bahwa ini tidak terbayangkan. Berkat jalinan jodoh yang tidak terbayangkan, saya selalu bertemu dengan orang baik. Saat saya berniat untuk memberikan bantuan, orang-orang baik ini selalu menghimpun kekuatan.

Saya hanya memperhatikan apakah arah mereka benar. Jika mereka menyimpang sedikit saja, saya akan segera mengembalikan mereka ke arah yang benar. Jika arah mereka sudah benar, saya akan menyemangati mereka untuk melangkah maju. Hanya ini yang saya lakukan. Tzu Chi bisa dijalankan berkat himpunan kekuatan cinta kasih banyak orang.


Sungguh, hal yang patut disyukuri sangatlah banyak. Waktu dapat mendukung segala pencapaian. Contohnya dokter kita yang sangat bekerja keras. Kini kalian bisa sukses sebagai dokter karena sebelumnya telah bersusah payah menekuni ilmu kedokteran. Kalian memilih profesi sebagai dokter karena hendak menyelamatkan pasien. Jadi, kalian bertekad untuk menyelamatkan pasien. Karena itu, kalian harus menjaga tekad dan menjalankan ajaran.

“Ini adalah sebuah kasus yang sangat langka. Pada bulan Agustus lalu, sekitar pukul 10 malam, saya menerima panggilan telepon dari UGD dan diberi tahu bahwa mereka menerima kasus seperti ini. Rongga dada kiri pasien penuh dengan darah. Saat itu, dokter di UGD segera memasang saluran pembuangan bedah. Setelah itu, paru-paru yang mengembang pun perlahan-lahan normal. Namun, dalam waktu singkat, darah yang dikeluarkan mencapai 1.000 cc. Kita pun segera menghubungi ruang operasi. Sepanjang perjalanan ke ruang operasi, berhubung seluruh tubuh pasien mengalami luka-luka, dia terus merintih. Saat kita memindahkannya ke meja operasi dan bersiap-siap melakukan anestesi, dia tiba-tiba berhenti merintih. Kita mendapati bahwa detak jantungnya telah terhenti,” tutur Ke Zhi-lin, Dokter spesialis bedah toraks dan kardiovaskular.

“Di meja operasi itu, kita langsung melakukan CPR dengan menekan bagian dadanya. Dokter anestesi juga membantu untuk melakukan intubasi dan memberikan obat. Setelah melakukan upaya pertolongan sekitar lima menit, tekanan darah dan detak jantungnya perlahan-lahan kembali. Kami lalu segera mencari sumber pendarahan. Dengan torakoskopi, kita mendapati bahwa terdapat darah dan gumpalan darah di rongga dadanya. Setelah membersihkan semua itu dan berusaha mencari sumber pendarahan, kita tidak menemukannya. Kita mendapati bahwa seluruh dinding dadanya memar, tetapi tidak menemukan sumber pendarahan. Namun, tekanan darahnya tetap tidak normal,” sambungnya.


“Saat itu, kita melihat sepertinya ada gumpalan darah kecil di permukaan perikardiumnya. Saya lalu menyingkirkan gumpalan darah itu dan mendapati bahwa darah menyembur dari sana. Setelah 10 hingga 20 detik, gumpalan darah kembali terbentuk. Saya kembali menyingkirkan gumpalan darah baru itu dan darah kembali menyembur dari sana. Ini adalah kondisi yang sangat serius. Saya mulai merasa takut. Saat itu, saya berpikir, "Apakahnya jantungnya yang bermasalah? Apakah jantungnya pecah? Bagian mana yang bermasalah?" Namun, buku pelajaran memberi tahu kita bahwa jika jantungnya pecah, ada 99,99 persen kemungkinan dia sudah tewas di lokasi kecelakaan. Pada momen itu, saya mempertimbangkan apakah perlu meminta bantuan departeman bedah jantung,” pungkasnya.

“Hari itu, saat tengah bermimpi indah sekitar pukul dua dini hari, saya dibangunkan. Saya berkata, ‘Jangan bercanda. Itu tidak mungkin. Pasien itu mengalami kecelakaan dan dilarikan ke rumah sakit pukul 11 malam. Setelah menanganinya tiga jam, kalian baru memberi tahu saya bahwa jantungnya mungkin pecah?’” tutur Hsieh Shih-rong, Kepala Departemen Kardiovaskular.


“Sulit bagi saya untuk memercayainya. Jadi, saya memberitahunya bahwa itu tidak mungkin. Meski berkata demikian, saya tetap pergi ke rumah sakit. Setelah melihat hasil pemindaian tomografi terkomputasi, saya tidak menemukan sumber pendarahan di jantung ataupun pembuluh darah besar. Jadi, saya benar-benar bingung. Namun, jika jantungnya benar-benar pecah, kita tidak boleh memindahkan pasien lagi. Jika gumpalan darah itu tergeser, pasien akan kehabisan darah dalam hitungan detik,” lanjutnya.

“Jadi, saat itu kita tidak berani memindahkan pasien. Hingga menyentuh dan melihat bagian yang pecah itu, saya baru merasa tenang. Kemudian, kami menggerakkan teknisi dari departemen kami untuk membersihkan gumpalan darah itu. Saat operasi berakhir, matahari sudah terbit. Seluruh anggota departemen kami bergerak, termasuk Kepala Departemen Yu dan Dokter Huang yang baru bergabung. Pemulihan pasien ini juga berjalan lancar dan hampir tidak ada komplikasi. Jadi, dia sungguh sangat beruntung,” lannjut Hsieh Shih-rong.

Kita telah melihat Kepala Departemen Hsieh. Setiap kali berkunjung ke sini, saya selalu berharap untuk melihat lukisan jantungnya yang sangat indah. Dengan tarikan garis yang sederhana, lukisannya sangat bersih dan indah. Saya juga melihat bagaimana bedah jantung dilakukan. Seperti inikah jantung manusia? Di layar, saya melihat warna darah, tetapi area di sekeliling sayatannya sangatlah bersih. Intinya, segala sesuatu memiliki kondisi yang berbeda-beda.


Bagi departemen bedah, melihat darah setiap hari ialah hal yang biasa. Bagi departemen penyakit dalam, mereka harus melakukan diagnosis dengan akurat. Seiring berlalunya waktu, penuaan dan penyakit tidak bisa dihindari. Begitu pula dengan diri saya. Semua ini merupakan fase kehidupan dan hukum alam. Saat jatuh sakit, kita membutuhkan dokter. Para dokter kita menciptakan berkah dan melindungi kesehatan pasien dengan cinta kasih.

Saya sering berkata bahwa mereka mendedikasikan kehidupan mereka untuk menyelamatkan nyawa pasien. Begitu pula dengan para dokter yang ada di sini. Kalian sering menjalankan operasi dari tengah malam hingga pagi ataupun dari pagi hingga senja. Kalian sungguh mendedikasikan kehidupan kalian demi menyelamatkan nyawa pasien.

Hari ini, saya telah mendengar bagaimana kalian bersumbangsih tanpa pamrih. Saya yakin bahwa yang kalian harapkan ialah setelah menjalankan operasi bagi pasien, pasien tersebut dapat pulih. Jika bisa demikian, kalian akan merasa tenang. Melihat pasien sadar dan pulih, kalian merasa tenang. Saya yakin inilah tujuan kita semua. Dengan menjaga tekad dan menjalankan ajaran, jalan ini akan menjadi sangat lapang. Saya sangat bersyukur. Tentu saja, banyak hal yang patut disyukuri.

Pagi ini, saya mendengar tentang lingkungan di sekitar RS Tzu Chi Taichung yang terlihat sangat indah. Saya belum berkunjung ke sana untuk melihat lanskap baru, tetapi saya dapat membayangkannya. Mengenai lanskap baru ini, saya sangat bersyukur kepada A-min dan Relawan Jiang yang turut membantu. Di RS Tzu Chi Taichung, kita bisa membuat banyak lanskap tiga dimensi. Jadi, kalian sungguh dipenuhi berkah.


Kehidupan kita tak luput dari waktu, ruang, dan hubungan antarmanusia dan kalian telah memperoleh apa yang dibutuhkan. Kalian memiliki waktu, tempat yang penuh berkah, dan hubungan antarmanusia yang harmonis. Jadi, mengenai waktu, ruang, dan hubungan antarmanusia, kalian sungguh dipenuhi berkah.

Lingkungan di sekitar RS Tzu Chi Taichung sangat indah. Begitu pula dengan kondisi batin para staf rumah sakit kita. Saat hendak masuk ke rumah sakit dan melewati taman yang indah di luar, kalian bisa melihat pohon, kolam, dan tanaman lainnya yang sangat segar. Sungguh, hal yang patut disyukuri sangatlah banyak.

Para dokter kita menggenggam setiap detik untuk menyelamatkan nyawa pasien. Bagaikan Tabib Agung, para dokter kita menyelamatkan satu demi satu nyawa pasien dari ambang kematian. Kalian telah menyelamatkan banyak kehidupan. Saya bersyukur pada kalian semua. Saya berharap para dokter, perawat, dan staf lainnya dapat menenangkan hati saat memasuki rumah sakit kita.

Binalah hati yang hening dan jernih serta bangkitkanlah tekad yang luas dan luhur. Setelah bergabung dengan rumah sakit kita, kalian dapat menenangkan hati dan menjaga tekad untuk menjalankan misi Tzu Chi. Kalian telah melakukannya dengan mantap dan harmonis. Saya sangat bersyukur pada kalian.

Jalinan jodoh sungguh tidak terbayangkan
Ikrar bajik menyatukan orang-orang baik
Mendedikasikan kehidupan untuk menyelamatkan nyawa pasien
Menjaga tekad dan menjalankan ajaran dengan hati yang hening dan jernih

Ceramah Master Cheng Yen tanggal 13 Januari 2022
Sumber: Lentera Kehidupan - DAAI TV Indonesia
Penerjemah: Hendry, Karlena, Marlina, Devi
Ditayangkan tanggal 15 Januari 2022

Luangkan sedikit ruang bagi diri sendiri dan orang lain, jangan selalu bersikukuh pada pendapat diri sendiri.
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -