Ceramah Master Cheng Yen: Menjaga Tekad dan Menjalankan Ajaran untuk Membawa Manfaat bagi Dunia
Zaman terus mengalami perkembangan. Tzu Chi memiliki empat misi utama. Meskipun jumlahnya ada empat, tetapi sebenarnya merupakan satu kesatuan. Kita memulai misi amal karena ada banyak orang yang mengalami penderitaan di dunia. Bagaimana cara kita mengurangi penderitaan semua makhluk? Ini adalah topik yang sering saya bicarakan. Empat Misi Tzu Chi berisi hal-hal baik. Perbuatan baik layak kita lakukan dan layak kita pertahankan. Jadi, bagaimana kita bisa berjalan beriringan dengan waktu dan lingkungan yang silih berganti? Bagaimana kita mendidik sesama?
Pendidikan sangat penting. Untuk menjadi bajik, kita memerlukan pendidikan tentang cinta kasih. Cinta kasih adalah wujud kebajikan yang diperoleh melalui pendidikan. Jadi, pendidikan sangat penting. Pendidikan harus mengajarkan tentang ketulusan. Pendidikan bukan hanya tentang mengajar dan belajar. Belakangan ini, saya terus membicarakan tentang belajar dan sadar. Lewat proses belajar, kita bisa tersadarkan.
Saat kita mengajar, hal yang terpenting ialah mengajarkan mereka tentang kesungguhan. Bukan hanya bersungguh-sungguh dalam belajar. Jika berbicara tentang guru ataupun murid, guru adalah pihak yang sudah sadar, sedangkan murid adalah pihak yang belum mengerti. Guru telah melihat jalan kebenaran, sedangkan yang tengah belajar ialah murid. Jadi, sangat penting untuk melihat jalan. Jalan ini harus terbentang agar orang bisa menapakinya dengan stabil. Kita mengajar murid bagaimana cara menapaki jalan ini. Di sinilah peran guru.

Waktu terus bergulir dan zaman terus berubah. Zaman dan dunia akan terus berubah seiring berjalannya waktu. Saya terus menyinggung tentang menginventarisasi perbuatan masa lalu kita. Akhir-akhir ini, saya terus memikirkan tentang tekad. Tekad ini harus dibangun dengan kesungguhan, bukan dengan bermain-main. Saat itu, tekad saya ialah terjun ke masyarakat dan membawa manfaat bagi sesama. Tekad ini tetap benar dan murni.
Sepanjang hidup ini, saya selalu membicarakan tentang menjaga kebenaran dan melindungi tekad. Benar dan tulus berarti bersumbangsih tanpa pamrih. Melindungi tekad berarti tidak takut akan kesulitan. Dalam kehidupan ini, dengan memberi, kita justru mendapat lebih. Itu seperti menapaki jalan. Setiap langkah akan memakan energi. Meskipun hanya sedikit, energi tetap diperlukan dalam setiap langkah karena detik demi detik waktu juga terus berjalan. Jadi, kebenaran alam semesta berkaitan dengan mikrokosmos, yakni tubuh kita.
Diri kita juga merupakan sebuah dunia. Oleh karena itu, setiap orang dari kita harus menciptakan dunia kita sendiri. Sama halnya dengan alam semesta, Ia juga berputar secara alami seiring pergerakan Bumi. Apakah ia berubah? Ya. Entah cepat atau lambat, ia tetap berubah. Seperti saya sekarang, seluruh gerakan saya telah berubah. Bahkan, saya sendiri dapat merasakan bahwa gerakan saya begitu lambat.
Langkah kaki saya tidak bisa stabil dan cepat walaupun saya sudah sangat bersungguh-sungguh untuk mengambil langkah yang besar. Lihatlah saat lansia sedang berjalan, mereka akan mengambil langkah yang lebih kecil. Seperti inilah cara kami melangkah dengan bersungguh-sungguh. Selain itu, kita perlu bersungguh-sungguh dalam bekerja, juga dalam mendidik.

Waktu terus berlalu. Dalam mendidik murid, kita harus membuat mereka memahami dengan jelas sehingga dapat memilih arah kehidupan yang benar. Kita harus sering mengingatkan mereka agar bersungguh-sungguh. Saat kalian para guru sedang mengajar murid, ingatkan mereka untuk bersungguh-sungguh. Bukan hanya mengingatkan lewat perkataan, tetapi juga dari komitmen kalian dalam mengajar mereka. Dengan begitu, barulah kalian berhasil mendidik. Kita sangat berharap pendidikan dapat menjadi harapan bagi dunia.
Belakangan ini, saya selalu mengatakan soal ini. Saat kehilangan harapan, hidup menjadi terasa tidak berharga. Bagi kalian yang berada di dunia pendidikan, mungkin belakangan ini saya sering mengucapkan perkataan tadi hingga akhirnya menjadi sebuah ajaran dalam misi pendidikan kita. Inilah yang disebut sebagai guru yang baik dan sosok pembimbing yang hidup.
Kita mengembangkan pendidikan yang berlandaskan kebajikan dan kesadaran, sebuah pendidikan baik yang membimbing murid untuk mengembangkan pengetahuan nurani dan membantu murid yang unggul untuk mencapai tujuan mereka. Ini adalah sebuah siklus yang terus berlanjut. Jadi, setiap pencapaian murid sungguh bernilai bagi guru. Inilah yang disebut menciptakan nilai.

Saya sangat bersyukur karena misi kita berjalan sebagaimana mestinya. Arah kita dalam pendidikan juga sudah benar. Kita telah berhasil mencetak banyak dokter, juga banyak guru yang baik. Jadi, saya bisa merasakan bahwa semua pencapaian ini sangat bernilai. Saya terus mengatakan pada diri sendiri bahwa segala kesulitan dan kerja keras yang saya lalui di masa lalu terasa sepadan dengan hasilnya.
Saya mengevaluasi dan menginventarisasi diri. Evaluasi adalah bentuk inventarisasi diri. Saya mengevaluasi dan menginventarisasi apa yang telah saya alami dalam kehidupan ini. Kehidupan kita sungguh bernilai. Jangan karena murid susah diajar, lantas kita menyerah begitu saja. Jika kita menyerah karena murid susah diajar, krisis dunia akan bertambah satu.
Jadi, ketika menapaki jalan ini, kita hendaknya tidak takut untuk bekerja keras. Jika sesuatu itu benar, kita perlu mempercepat langkah untuk melakukannya. Langkah ini harus meninggalkan jejak yang jelas untuk membuktikan dan menunjukkan misi kita. Apa yang kita jalankan bukan semata-mata profesi, melainkan misi. Kita berhasil mewujudkan tekad awal kita. Saat menginventarisasi diri, saya pun merasa bahwa saya telah berhasil mewujudkan tekad awal saya.
Para guru sekalian, kalian perlu menginventarisasi diri. Sekarang kalian adalah guru yang baik. Keberhasilan murid yang kalian ajar menentukan nilai kalian yang juga menunjukkan nilai dari sosok guru. Pada intinya, semua orang hendaknya menjaga tekad dan menjalankan ajaran agar jalan kita terbentang luas.
Empat Misi Tzu Chi adalah satu kesatuan yang bersumber dari cinta kasih
Bertekad menjadi guru yang baik untuk membina insan berbakat
Melihat jalan, tersadar, dan giat bersumbangsih
Melangkah dengan mantap untuk membawa manfaat bagi dunia
Ceramah Master Cheng Yen Tanggal 13 April 2025
Sumber: Lentera Kehidupan – DAAI TV Indonesia
Penerjemah: Hendry, Marlina, Shinta, Janet, Graciela
Ditayangkan Tanggal 15 April 2025