Ceramah Master Cheng Yen: Menjaga Tekad dan Menjalankan Ajaran


“Tiga puluhan tahun yang lalu, saya mengajak orang tua saya mendengar ceramah Master. Waktu itu, Master mendorong semua orang untuk menjalankan pelestarian lingkungan. Saya sangat senang. Dengan demikian, kami bisa memiliki kesempatan untuk turut menjalankan pelestarian lingkungan meski saya dan ibu saya tidak mengenal huruf. Kami mendengar Master berkata bahwa sumpit dan mangkuk memiliki fungsinya masing-masing. Sumpit bagaikan pulpen yang bisa membantu Master menulis, sedangkan kami bagaikan mangkuk yang bisa merawat depo daur ulang dengan baik,”
kata You Jin-hua relawan pelestarian lingkungan.

“Saya juga mendengar Master berkata bahwa menjalankannya hanya dengan dua pasang tangan tidaklah cukup, dibutuhkan puluhan ribu, bahkan jutaan tangan. Saya sangat senang. Saya pun menjalankan pelestarian lingkungan sembari menggendong tiga orang cucu laki-laki dan satu orang cucu perempuan. Suatu hari, saya memimpikan seorang tetangga yang berkata kepada saya, ‘Orang lain mengasihi anak cucu mereka bagaikan permata, sedangkan Anda membawa anak cucu ke tempat pembuangan sampah.’ Saya pun menjawabnya, ‘Kami bisa mengubah sampah menjadi emas, emas menjadi cinta kasih, cinta kasih menjadi sukacita, dan sukacita menjadi aliran jernih yang mengitari seluruh dunia.’ Kami semua menjalankan pelestarian lingkungan dengan sukacita,” lanjutnya.

“Saya sangat berterima kasih kepada relawan pelestarian lingkungan kita. Tidak peduli hujan atau badai, panas atau dingin, mereka tetap datang untuk bersumbangsih. Dengan kedua tangan mereka, mereka menjalankannya dengan sukacita dan penuh rasa syukur setiap hari. Saya sangat berterima kasih kepada Master. Lihatlah, kami semua sangat bersukacita,” pungkasnya.


Benar. Setiap kali berkunjung ke sini, saya selalu bersukacita. Meskipun saya tidak dapat melihat Paman A-tong dan istrinya lagi, tetapi putri mereka tetap humoris seperti biasanya. Semua orang bersukacita ketika mendengar dia berbicara. Inilah budaya humanis setempat yang mendatangkan kebahagiaan murni bagi semua orang. Karena itulah, saya sangat senang datang ke sini. Ketika berada di sini, saya sungguh merasakan kehangatan.

Setiap hari, di asrama RS Tzu Chi Dalin, Kepala RS dan para dokter berbagi pengalaman mereka kepada saya. Rumah sakit yang kita bangun di sini telah merawat begitu banyak warga setempat. Setiap kali mendengar kasus medis yang mereka bagikan, saya pun berkata dalam hati, "Saya sama sekali tidak menyesal." Saya tidak menyesal membangun rumah sakit di sini karena para dokter dan perawat di sini telah menjaga tekad dan menjalankan ajaran serta mengembangkan nilai kehidupan mereka.

Contohnya saya sendiri, saya telah menginventarisasi kehidupan diri sendiri. Saya juga berkata pada diri sendiri bahwa pada kehidupan sekarang, saya tidak menyesal. Berhubung saya telah menginventarisasi kehidupan saya sendiri, saya pun memikirkan seberapa banyak sumbangsih saya bagi dunia dan seberapa banyak perbuatan baik saya bagi dunia. Ini tidak hanya berlaku bagi saya, tetapi juga bagi kalian semua.

Demi keluarga, komunitas, masyarakat, dan dunia, marilah kita menginventarisasi kehidupan kita. Mari kita lihat seberapa banyak sumbangsih yang tulus dari kita. Tentu, kita juga harus memeriksa apakah kita telah berbuat salah kepada orang lain atau melakukan hal yang merugikan orang lain. Itulah yang harus sungguh-sungguh kita inventarisasikan.


Jika kita ada berbuat hal yang keliru ataupun berbuat salah kepada orang lain, hendaklah kita bertobat dengan tulus. Inilah yang saya sampaikan kepada semua insan Tzu Chi setiap hari. Selain bertobat, menginventarisasi kehidupan masing-masing, dan memeriksa kontribusi kita bagi dunia, kita juga harus bersyukur. Demikianlah kita menginventarisasi kehidupan kita.

Lihatlah tempat kita berada saat ini, 20 atau 30 tahun yang lalu merupakan sebuah ladang tebu. Camat beserta ketua dewan mengunjungi saya di Hualien dan terus mengatakan kepada saya bahwa Yunlin, Chiayi, dan Tainan memiliki lahan yang begitu luas, tetapi tidak memiliki banyak rumah sakit. Kemudian, mereka menjelaskan kepada saya jumlah populasi di setiap daerah.

Hingga suatu hari, menteri kesehatan, Ibu Chang Po-ya juga mengunjungi saya di Hualien dengan harapan Tzu Chi dapat membangun rumah sakit di sana. Ketika berpikir untuk membangun rumah sakit di daerah pedesaan seperti itu, saya pun menjadi khawatir bagaimana kita akan mengoperasikan rumah sakit dan merekrut para dokter untuk melayani di sana.

Jadi, saya pun meminta satu hal yang cukup sulit bagi pemerintah setempat. Saya mengajukan permohonan lahan seluas 20 hektare. Untuk merekrut dokter yang baik, kita harus menyediakan tempat tinggal bagi mereka beserta keluarga mereka agar mereka dapat menetap dengan tenang.


Saya sungguh sangat bersyukur. Meskipun saat itu saya mengajukan permintaan seperti itu, tetapi permintaan itu dapat segera terpenuhi dan rumah sakit kita pun dibangun. Di rumah sakit inilah, para tenaga medis kita melindungi kehidupan dan menjaga kesehatan warga di Dalin dengan cinta kasih.

Tahun lalu, pandemi Covid-19 merebak di Taiwan. Setiap hari, saat mengadakan konferensi video dengan para kepala RS kita, saya berpesan kepada mereka untuk menjaga para dokter dan perawat dengan baik dan memastikan bahwa mereka terlindungi dari virus. Hanya ketika para dokter dan perawat terlindungi, barulah mereka dapat melindungi warga di komunitas. Jadi, saya menyemangati mereka setiap hari dengan berkata, "Busungkanlah dada dan kenakanlah baju zirah untuk melawan pandemi."

Tahukah kalian seberapa kerasnya perjuangan mereka? Meski di tengah cuaca yang sangat panas, mereka tetap harus mengenakan APD yang berlapis-lapis. Saat bertugas di pagi hari saja, mereka harus menghadapi kondisi yang tak tertahankan. Terlebih ketika kekurangan tenaga medis, mereka bahkan tidak bisa makan siang dan harus terus bertugas hingga petang.

Demikianlah para tenaga medis mendedikasikan kehidupan mereka untuk melindungi dan menyelamatkan kehidupan serta menjaga kesehatan semua orang dengan cinta kasih. Demikianlah para dokter dan perawat kita menjaga tekad dan menjalankan ajaran. Intinya, setiap orang memiliki semangat misi masing-masing yang harus mereka jaga.


Saya juga memiliki semangat misi yang harus saya jaga. Misi saya ialah melindungi dunia ini. Buddha memberi kita sebuah misi, yakni menjaga ajaran Buddha. Jadi, kita harus menjalankan misi tersebut. Buddha telah mengajari dan memberi tahu kita tentang kebenaran sejati dari segala sesuatu di alam semesta ini. Karena itulah, belakangan ini, saya terus mengingatkan semua orang untuk menerapkan pola makan vegetaris demi menjaga kesehatan.

Belum tentu dokter bisa menjaga kesehatan kita. Kitalah yang harus menjaga kesehatan kita sendiri. Bagaimana kita bisa tetap sehat? Kita memulainya dari pola makan. Jadi, yang paling krusial saat ini ialah perihal makan.

Belakangan ini, saya terus mengulas tentang pelajaran besar. Saya tidak boleh tidak menyampaikannya. Apa yang hendak saya sampaikan? Semua orang tidak boleh tidak bervegetaris dan tidak boleh tidak menyosialisasikan vegetarisme. Inilah misi saya yang harus saya sampaikan sekarang, yaitu tidak boleh tidak bervegetaris.  

Guru dan murid berjumpa dalam perbincangan hangat
Menginventarisasi kehidupan demi mengembangkan potensi kebajikan
Menjaga tekad dan menjalankan ajaran dalam kesatuan hati
Memiliki tubuh yang sehat dengan menerapkan pola makan vegetaris

Ceramah Master Cheng Yen tanggal 20 Februari 2022
Sumber: Lentera Kehidupan - DAAI TV Indonesia
Penerjemah: Hendry, Karlena, Marlina, Devi
Ditayangkan tanggal 22 Februari 2022                                                                                                                     
Kerisauan dalam kehidupan manusia disebabkan dan bersumber pada tiga racun dunia, yaitu: keserakahan, kebencian, dan kegelapan batin.
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -