Ceramah Master Cheng Yen: Menjaga Tekad, Menjalankan Ajaran, dan Menghimpun Energi Positif
“Saat kondisi pandemi Covid-19 memburuk tahun 2021 ini, rumah sakit kita menerima banyak pasien bergejala berat dan mengemban berbagai tugas yang berkaitan. Jika pasien bergejala berat dipasangi ventilator selama lebih dari dua minggu atau tidak bisa lepas dari ventilator, trakeostomi perlu dijalankan. Saya berpikir bahwa dia adalah pasien Covid-19. Meski dia telah menerima perawatan, tetapi virus penyakit di tubuhnya mungkin masih tinggi. Saat kami menjalankan trakeostomi ini, pasien harus diberi anestesi umum,” kata Xie Min-xiao Kepala departemen bedah toraks dan kardiovaskular.
“Berhubung kami akan membuka trakea pasien, maka udara dari paru-paru pasien akan langsung mengarah ke kami. Saat itu, kami menjalankan operasi di ruang isolasi dan mengenakan masker N95. Kemudian, operasi ini pun berakhir. Operasi ini mungkin hanya memakan waktu lima menit. Namun, tekanan di dalam hati saya sangatlah besar,” pungkasnya.
“Setelah diberlakukan pembatasan layanan medis, disediakanlah sejumlah hotel karantina. Saya merupakan yang pertama mendaftar karena merasa bahwa itu merupakan kewajiban saya. Saya berhenti memberikan layanan rawat jalan, lalu menghubungi ibu saya dan berkata, ‘Ibu, besok saya akan pergi ke hotel karantina untuk membantu merawat pasien Covid-19.’ Mendengar ucapan saya, dia menangis dan berkata, ‘Jika tahu demikian, Ibu hendaknya melarangmu masuk fakultas kedokteran.’ Saya lalu bertanya pada ibu saya, ‘Ibu harap saya menjadi dokter cemerlang yang turut melawan pandemi atau tidak berbuat apa-apa seperti sekarang?’ Akhirnya, ibu saya dengan senang mendukung keputusan saya. Di bawah pimpinan kepala dan wakil kepala RS, kami cukup mengikuti langkah mereka untuk melakukan hal yang benar,” kata Lu Chun-de Kepala departemen bedah plastik.
Sungguh, saya selalu sangat menghormati dan mengasihi para dokter kita, terlebih saat melihat mereka begitu berani. Dengan cinta kasih, kemurahan hati, dan keberanian agung, mereka berdiri di garis depan. Sungguh, mereka bagaikan jenderal yang menjaga gerbang kota agar tidak dimasuki oleh musuh. Mereka tidak gentar menghadapi bahaya. Ini merupakan tindakan yang sangat berani.
Saya sungguh kagum pada mereka. Namun, kekhawatiran saya lebih besar dari kekaguman karena mereka menghadapi virus penyakit yang tidak bisa dilihat dan diraba serta sulit diprediksi keberadaannya. Mereka tidak tahu pasien yang datang terinfeksi atau tidak. Namun, para dokter dan perawat kita selalu penuh cinta kasih dan sangat ramah. Mereka menenangkan hati, bahkan merangkul pasien. Ini sungguh sangat menyentuh. Namun, saya juga sangat khawatir.
Sejak saat itu hingga kini, saya terus berkata bahwa kalian harus memiliki keyakinan. Kalian harus memiliki keyakinan, ikrar, dan praktik nyata. Kalian harus yakin dan tak gentar dalam menyelamatkan pasien. Dengan adanya keyakinan, kalian tidak akan ragu. Kalian pasti bisa melakukannya dengan keterampilan serta ikrar dan cinta kasih agung kalian. Cinta kasih dari ikrar agung adalah energi positif.
Pada masa-masa yang paling sulit, semua orang memikul tanggung jawab dengan berani. Terlebih di RS Tzu Chi, setiap orang berinisiatif menawarkan diri untuk melawan Covid-19 tanpa gentar. Setiap orang memiliki cinta kasih berkesadaran yang merupakan energi positif. Setiap orang tahu tanggung jawab masing-masing serta menjaga tekad dan ikrar masing-masing. Karena itulah, saya setiap hari memuji bahwa para tenaga medis kita telah menjaga tekad dan menjalankan ajaran sehingga jalan mereka menjadi sangat lapang.
Begitu pula dengan saya yang telah memilih untuk meninggalkan keduniawian. Saya harus menjaga tekad dan menjalankan ajaran. Menunaikan kewajiban dan bekerja keras tanpa berkeluh kesah, inilah yang disebut menjaga tekad dan menjalankan ajaran. Ini juga demi semua makhluk. Saya yakin bahwa saya juga menjaga tekad saya di sini.
Setiap tahun, saya selalu berkata bahwa saya berharap para dokter kita dapat menjadikan tekad saya sebagai tekad mereka. Setiap orang hendaknya bertekad dan berikrar untuk berjaga di gerbang misi kesehatan, bagai Bodhisatwa Ksitigarbha yang berikrar untuk berjaga di gerbang neraka agar orang-orang tidak berbuat keliru dan jatuh ke neraka.
Seluruh masyarakat hendaklah menaati protokol kesehatan. Dengan melindungi diri sendiri, kita juga dapat melindungi orang lain. Jadi, setiap orang harus meningkatkan kewaspadaan dan tetap berhati-hati di masa mendatang. Saya bersyukur kepada para relawan Tzu Chi dan anggota komisaris kehormatan kita yang telah bersumbangsih dengan uang dan tenaga. Karena itulah, saya terus bersyukur pada mereka. Selain itu, kita semua juga hendaknya bersyukur kepada para tenaga medis.
Para perawat juga sangat bekerja keras. Mereka juga penuh welas asih dan keberanian. Para dokter tentu harus menghadapi pandemi ini dengan berani. Namun, para perawatlah yang mendampingi pasien sepanjang hari. Para perawat juga sangat bekerja keras dan berani. Karena itu, saya menghormati mereka dari lubuk hati saya.
Perawat bagaikan Bodhisatwa Avalokitesvara. Begitu menerima panggilan, mereka harus segera pergi ke kamar pasien untuk memberi penghiburan. Jadi, perawat meringankan penderitaan pasien begitu menerima panggilan. Bagaimana dengan dokter?
Dokter harus memiliki welas asih dan kebijaksanaan. Pada saat seperti inilah para dokter dapat menjalankan tekad dan ikrar serta mengembangkan potensi kebajikan mereka. Mereka tidak akan mundur, melainkan terus melangkah maju dengan berani. Demikianlah mereka menjalankan tekad dan ikrar mereka.
Saat nyawa pasien dalam bahaya, para dokter menangani mereka dengan berani. Demikianlah dokter. Saat mereka dibutuhkan, tekad mereka ialah tak gentar menghadapi bahaya. Demi menyelamatkan nyawa pasien, mereka tidak gentar pada bahaya apa pun. Mereka menjaga tekad dan menjalankan ajaran sehingga jalan mereka menjadi sangat lapang.
Kini kita telah melihat dan menyaksikan bahwa para dokter tidak gentar. Mereka sangat berani. Boleh dikatakan bahwa mereka menjaga tekad mereka, menapaki jalan ini tanpa penyesalan, dan terus melangkah maju dengan berani. Ini disebut menjaga tekad dan menjalankan ajaran. Jadi, baik seorang monastik, dokter, maupun perawat, semuanya memiliki tekad masing-masing.
Para tenaga medis sungguh sangat berani. Kita hendaknya mengagumi, menghormati, dan mengasihi mereka.
Tidak gentar menghadapi bahaya dan berani memikul tanggung jawab
Menyelamatkan semua makhluk dengan cinta kasih dan welas asih agung
Menjaga tekad, menjalankan ajaran, dan menghimpun energi positif
Berikrar untuk melangkah maju dengan berani
Ceramah Master Cheng Yen tanggal 17 April 2022
Sumber: Lentera Kehidupan - DAAI TV Indonesia
Penerjemah: Hendry, Karlena, Marlina, Devi
Ditayangkan tanggal 19 April 2022