Ceramah Master Cheng Yen: Menjaga Tekad, Menjalankan Ajaran, dan Mewariskan Misi


Bodhisatwa sekalian, kita tidak dapat menghentikan waktu. Waktu terus berlalu detik demi detik. Kita harus menggenggam waktu yang ada.

Hidup dalam era sekarang ini, kita harus memiliki semangat misi serta menjaga tekad dan menjalankan ajaran. Kita juga harus membimbing semua makhluk. Kita menerima pemikiran Buddha, inspirasi, dan ajaran-Nya. Arah yang kita tempuh mengikuti bimbingan yang ditunjukkan oleh Buddha. Kita mengikuti jalan ini. Untuk berjalan di jalan yang benar, kita harus segera melangkah dengan mantap.

Bodhisatwa sekalian, kalian telah memasuki Jalan Bodhisatwa. Kita semua telah berumur. Sekarang saya juga sangat risau. Bagaimana agar saya bisa menemukan Shih Cheng Yen yang kedua? Saat ini saya sangat khawatir. Sungguh sulit untuk menemukan diri saya dalam diri orang-orang.

Saudara sekalian, satu-satunya cara ialah kalian harus memiliki tekad seperti saya. Kita harus memanfaatkan saat ini untuk mewariskan semangat ini kepada generasi penerus. Kita harus mendampingi mereka.

Kini kalian semua tidak khawatir karena usaha kalian sudah diteruskan oleh anak-anak kalian. Jadi, saat ini kita dapat memanfaatkan kehidupan kita dan waktu yang kita miliki untuk mewariskan arah yang benar kepada generasi penerus.

Sebagai manusia, baik sudah lanjut usia, paruh baya, maupun masih muda, kita harus memantapkan arah kehidupan kita. Kita harus berusaha menjaga tekad kita dan menjadi teladan yang baik. Ya, kita harus mengatakan yang kita lakukan dan melakukan yang kita katakan. Jadi, kita harus menjadi teladan untuk memberi bimbingan.


Bodhisatwa sekalian, dengan menjalankan ini, berarti kita melatih diri sendiri, juga membimbing orang lain. Kita memberi manfaat bagi diri sendiri dan makhluk lain. Inilah jalan pencerahan yang sempurna. Inilah jalan agung. Kita mengembangkan kesadaran kita.

Kini, kondisi dunia ini sungguh membuat saya khawatir. Apa pula gunanya khawatir? Namun, saya bertanya-tanya apakah ucapan-ucapan saya ada gunanya. Selama beberapa waktu, saya memilih untuk tidak berbicara. Namun, kini saya tak bisa tidak berbicara. Saya tetap harus mengerahkan energi saya. Saya harus mempertahankan nyawa saya dan mengerahkan energi saya untuk berbicara kepada semua orang. Jadi, kita semua mungkin pernah merasakan perasaan tidak punya pilihan lain.

Jadi, Bodhisatwa sekalian, inilah yang ingin saya sampaikan kepada kalian. Kita harus menjaga tekad dan menjalankan ajaran agar jalan kita menjadi lapang. Jika kalian telah mendengar kata-kata saya serta memiliki hati dan tekad yang sama dengan saya, satu-satunya yang dapat kalian lakukan saat ini ialah menjaga tekad dan menjalankan ajaran sehingga jalan kalian menjadi lapang. Jalan ini adalah Jalan Bodhisatwa yang kita tapaki.

Jika kita menjaga tekad di jalan ini saat ini, ini akan menjadi pembimbing kita di masa depan. Bukan hanya membimbing generasi penerus, sejujurnya, juga membimbing kita di kehidupan mendatang. Benih yang kita tanam ini sangat murni. Kita terus memperkaya benih ini dengan memberi manfaat bagi orang lain.

Dalam kehidupan ini, kita harus tahu cara memanfaatkan waktu. Kita juga harus menjaga tekad dan menjalankan ajaran. Dharma yang kita dengar harus kita praktikkan sehingga kita bisa merasakan bahwa membantu orang lain sangat membahagiakan. Berbuat baik membawa ketenangan batin.

Pengalaman langsung seperti ini membawa kesan yang terdalam. Kita akan terus ingat kapan kita pernah menolong orang atau mengubah kehidupan seseorang. Ingatan ini sangat dalam. Jadi, saat kita melakukan praktik nyata, ingatan akan kebaikan ini akan terus bertahan. Jadi, Bodhisatwa sekalian, kita harus terus mendengar ajaran Buddha.


Nasihat yang saya sampaikan hendaknya kalian hargai. Kini, setiap nasihat yang saya sampaikan berisi Dharma yang amat penting. Untuk menyampaikannya, saya harus mengerahkan seluruh energi saya untuk berbicara dalam bahasa yang kalian mengerti. Saya harus mengerahkan banyak energi. Jadi, kalian harus sungguh-sungguh menyerapnya.

Sejak dua tahun lalu, saya berkata bahwa perasaan saya sulit dilukiskan. Pandemi yang tak bisa dilawan manusia sudah terjadi dan membuat saya tak dapat berkata-kata. Namun, kini saya tidak boleh tidak mengatakannya. Kita terus menyosialisasikan vegetarisme. Ini bertujuan agar manusia membangkitkan cinta kasih yang utuh dan menyeluruh.

Cinta kasih yang utuh dan menyeluruh ini amat penting. Untuk itu, kita harus melatih diri. Dengan memiliki cinta kasih, barulah kita dapat memberi perhatian kepada mereka yang menderita.

Bodhisatwa muncul karena adanya makhluk yang menderita. Makhluk hidup bukan hanya manusia semata. Kita hidup berdampingan dengan manusia, hewan, dan tumbuhan. Semua makhluk memiliki kesadaran dan hakikat kebuddhaan. Karena itu, saya berkata bahwa saya tidak boleh tidak mengatakannya. Saya harus menyampaikan bahwa kita harus bervegetaris.

Bervegetaris itu harus. Tidak ada cara untuk mencegah penyebaran pandemi, kecuali sebagian besar orang bervegetaris. Ini membutuhkan usaha semua manusia. Jika tidak, saat satu orang tertular penyakit, orang-orang akan merasa cemas. Virus penyakit akan menular dari orang ke orang. Intinya, inilah yang disebut wabah penyakit.


Di zaman Buddha, dikatakan bahwa wabah penyakit sulit dilawan. Jadi, saya berharap insan Tzu Chi menjaga tekad dan menjalankan ajaran. Kita harus bersemangat melakukan hal yang benar. Kita juga harus menyerukan kepada generasi penerus untuk turut melakukannya. Inilah misi kita.

Selain itu, dalam menghadapi pandemi ini, kita harus sering mengimbau orang-orang untuk rajin mencuci tangan. Saat mencuci tangan, kita juga harus hemat air. Kita juga tidak boleh membuang-buang air. Selain mencegah penyebaran pandemi, kita juga harus mempertimbangkan sumber kehidupan jangka panjang kita.

Kita harus menghemat air. Saat alam kekurangan air, tanaman pangan tak dapat tumbuh. Jadi, umat manusia membutuhkan air. Air bagi jiwa kebijaksanaan adalah kebijaksanaan. Air kebijaksanaan ini mengairi jiwa kebijaksanaan kita. Jadi, kebijaksanaan bagaikan air.

Kita sering mengatakan bahwa Dharma bagaikan air. Karena itu, kita harus sering mendengar Dharma dan terus membiarkan air Dharma mengairi batin kita. Jika tidak, saat noda dan kegelapan batin kita sebagai makhluk awam bangkit, ketamakan kita juga akan bangkit. Dengan begitu, kita akan melupakan jati diri kita. Jadi, Bodhisatwa sekalian, kalian hendaknya mengingat kata-kata saya.   

Menjaga tekad, menjalankan ajaran, dan mengemban misi
Menolong semua makhluk dan menyelami hati Buddha
Menumbuhkan jiwa kebijaksanaan dengan Dharma
Membimbing semua makhluk dan mewariskan Dharma

Ceramah Master Cheng Yen tanggal 23 Mei 2021
Sumber: Lentera Kehidupan - DAAI TV Indonesia,
Penerjemah: Hendry, Karlena, Marlina
Ditayangkan tanggal 25 Mei 2021
Orang bijak dapat menempatkan dirinya sesuai dengan kondisi yang diperlukan.
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -