Ceramah Master Cheng Yen: Menjalankan Enam Paramita dan Puluhan Ribu Praktik di Jalan Bodhisattva
Saya sangat tersentuh mendengar laporan RS Tzu Chi Taichung yang penuh kekuatan cinta kasih. Semua orang di dalam misi kesehatan Tzu Chi bagaikan satu keluarga. Melihat kontribusi RS Tzu Chi ini, saya sungguh tersentuh. Saya juga melihat banyak anak muda yang sangat gagah dan penuh cinta kasih. Mereka juga sangat teliti dalam mendiagnosis penyakit.
Contohnya kasus Wakil Kepala RS Choi. Beliau mendiagnosis penyakit pasien dengan teliti hingga menemukan adanya tumor otak. Seorang pasien laki-laki berusia 78 tahun datang berobat ke dokter spesialis mata. Dia mengeluh bahwa selama beberapa tahun ini, daya penglihatan mata kirinya kian hari kian buram. Dia tinggal di wilayah Taiwan Selatan. Dia juga sudah berobat ke banyak rumah sakit, bahkan berobat ke wilayah utara Taiwan. Ada orang berkata padanya bahwa dia menderita katarak. Karena itu, dia pun menjalani operasi katarak.
Namun, pascaoperasi katarak, daya penglihatannya tak kunjung membaik. Kita dapat melihat kedua mata pasien ini. Kondisi mata kirinya sangat tidak baik meski sudah dilakukan operas katarak. Daya penglihatannya hanya 0,3. Hasil pemeriksaannya menunjukkan bahwa matanya tidak bermasalah. Akan tetapi, daya penglihatannya tetap tidak baik. Setelah itu, kami menjalankan pemeriksaaan daya penglihatan. Kita dapat melihat bahwa mata kanannya baik-baik saja, tetapi mata kirinya sudah hampir tak dapat melihat. Setelah itu, kami memutuskan untuk menjalankan pencitraan resonansi magnetic pada bagian otaknya.
“Saya
sangat berterima kasih kepada Wakil Kepala RS Choi. Jika bukan karena beliau
sangat teliti mendiagnosis penyakit saya, mungkin tumor saya akan semakin besar
hingga tidak dapat diobati.
Jika tumor ini pecah, maka saya akan meninggal. Saya sangat beruntung karena
bertemu beliau. Hari ini, jika tidak ada dr. Choi, mungkin saya sudah
kehilangan nyawa,” kata seorang pasien.
dr. Yu juga menerima banyak pujian dari pasiennya. Dia adalah dokter muda yang
ramah dan penuh perhatian. Saya sering mendengar tentangnya. dr. Yu sangat
menghormati guru dan menjalankan ajaran. Guru yang berwibawa dapat menghasilkan
murid yang berkapasitas. Tadi pagi dia berbagi tentang bagaimana cara gurunya
mengajarinya. Gurunya, dr. Yeh, juga bergabung dengan RS Tzu Chi. Semoga semua
orang di rumah sakit ini dapat mengembangkan kekuatan cinta kasih, menghormati
kehidupan, dan saling mengasihi.
Inilah tujuan kita bersama. Kita hendaknya senantiasa bersumbangsih. Saya yakin
kerja keras kita akan semakin terlihat oleh dunia. Saya sangat bersyukur
mendengar laporan hari ini. Tujuan dari misi kesehatan Tzu Chi adalah
memberikan layanan pengobatan demi menyelamatkan kehidupan, menjaga kesehatan,
dan melindungi cinta kasih. Ini tujuan kita. Jika pasien tak memiliki uang
untuk berobat, kita dapat membantu mereka. Jika pihak rumah sakit tak mampu
menanggungnya, kalian dapat mengenalkannya kepada Yayasan Tzu Chi.
Harapan kita yang terbesar adalah pasien dapat sehat kembali. Untuk itu, kualitas
pelayanan medis kita haruslah baik. Inilah harapan dan tujuan kita bersama. Singkat
kata, tujuan dari misi kesehatan Tzu Chi adalah menyelamatkan kehidupan, menjaga
kesehatan, dan melindungi cinta kasih pasien. Ini adalah slogan kita. Kita
harus memiliki kesatuan tekad untuk mencapai misi ini. Kita semua adalah satu
keluarga. Sebagai satu keluarga, kita harus bersatu hati.Tak ada hal di dunia
ini yang tak dapat kita capai.
Jika
posisi tangan lebih tinggi, maka ini adalah gerakan isyarat tangan "keluarga".
Ini adalah gerakan isyarat tangan "manusia". Ini adalah gerakan isyarat tangan "bersatu". Dengan
menambah ini, maka menjadi "bersatu". Dengan mendekatkannya pada
hati, maka berarti "kita adalah satu keluarga." Kita semua harus
bersatu hati. Dengan bersatu hati, maka tak ada hal yang tak dapat kita capai. Tzu
Chi telah bersumbangsih selama setengah abad. Semua ini tercapai berkat
akumulasi cinta kasih.
Belakangan ini, kita terus membantu para pengungsi Suriah yang berada di Turki.
Pengungsi Suriah yang dapat masuk ke Istanbul adalah dokter dan pengacara. Orang-orang
yang berstatus sosial tinggi baru dapat mengungsikan diri ke Istanbul. Namun,
setelah tiba di Istanbul, mereka kesulitan untuk bertahan hidup. Barang-barang
yang dapat mereka bawa sangatlah terbatas. Dalam ceramah pagi, saya sering
mengulas bahwa anak berusia 7 tahun di sana sudah harus bekerja. Mereka bekerja
selama 12 jam dalam sehari. Selama 12 jam itu, mereka hanya memiliki waktu 13
menit untuk ke kamar kecil.
Profesor Cuma adalah orang Suriah. Melihat Relawan Hu Guang-zhong membagikan
bantuan selimut dan makanan kepada para pengungsi, Profesor Cuma sangat
tersentuh. Beliau lalu berinisiatif bertanya kepada Relawan Hu Guang-zhong tentang
asal mula Tzu Chi. Relawan Hu Guang-zhong pun mengenalkan Tzu Chi kepadanya. Profesor
Cuma sangat tersentuh. Profesor Cuma berkata bahwa keluarga para pengungsi mengandalkan
hidup pada anak-anak itu. Beliau berharap Tzu Chi dapat membantu anak-anak itu untuk
mendapatkan pendidikan.
Relawan Hu Guang-zhong pun datang memberi tahu saya. Saya memintanya untuk
mengajukan permohonan kepada dinas pendidikan setempat untuk menyediakan
sekolah agar anak-anak itu dapatmenerima pendidikan secara resmi. Tzu Chi lah
yang akan membantu biaya pendidikan anak-anak itu. Di sana, kita membantu lebih
dari 2.000 anak pengungsi. Namun, berhubung anak-anak itu perlu bekerja untuk
menafkahi keluarga mereka, kita pun membayar upah anak-anak itu kepada
masing-masing keluarga sesuai dengan pendapatan anak-anak agar mereka dapat
bersekolah. Biaya pendaftaran dan sekolah mereka akan ditanggung oleh Tzu Chi.
Beberapa bulan lalu, Ekuador juga diguncang gempa bumi. Pascagempa, saya terus
berpikir bagaimana saya dapat membantu Ekuador karena kita tak memiliki benih Tzu
Chi di sana. Bagaimana cara kita membantu mereka? Saya sangat khawatir. Beberapa
hari kemudian, kita menemukan seorang pria asal Ekuador yang pernah mengikuti
kamp pengusaha di Taiwan pada tahun 2003.
Jadi, benih Tzu Chi ini sudah tertanam di Ekuador selama 13 tahun. Saat Ekuador
diguncang gempa, kita segera menghubungi relawan Tzu Chi di AS. Sekelompok
relawan Tzu Chi AS ini sangat berpengalaman dalam menyalurkan bantuan bencana
internasional. Namun, karena kendala bahasa, mereka membutuhkan bantuan relawan
Tzu Chi dari Amerika Selatan untuk berkomunikasi dengan warga lokal. Jadi, tim
relawan yang berpengalaman dalam menyalurkan bantuan bencana dan relawan Tzu
Chi Amerika Selatan saling bekerja sama.
Di Ekuador, relawan Tzu Chi menjalankan program bantuan dari kota pertama, kota
kedua, hingga kini sudah menjangkau kota kelima. Relawan Tzu Chi berada di sana
selama lebih dari 20 hari. Mereka membantu membersihkan lima kota itu hingga
pulih dari dampak bencana. Para warga dari lima kota itu sangat berterima kasih
kepada Tzu Chi Taiwan. Sesungguhnya, relawan yang berangkat ke sana adalah
relawan Tzu Chi dari Amerika Serikat. Akan tetapi, relawan kita selalu berbagi dengan
warga lokal bahwa Tzu Chi berasal dari Taiwan. Selama program bantuan
berlangsung hingga saat akan kembali ke negara masing-masing, relawan kita
selalu berbagi dengan warga lokal tentang awal mula berdirinya Tzu Chi pada 50
tahun lalu, yakni dimulai dari semangat celengan bambu.
Saya sangat berterima kasih kepada para relawan Taiwan yang sangat bersungguh
hati dan giat. Kini relawan Tzu Chi di AS juga demikian. Kita dapat melihat kini
relawan Tzu Chi AS juga bergerak untuk menggalang dana. Untuk menggerakkan
kekuatan cinta kasih, semua orang di setiap negara harus turut bersumbangsih. Namun,
para relawan kita selalu memberikan jasanya kepada Tzu Chi Taiwan. Para warga
setempat sangat berterima kasih atas bantuan Tzu Chi Taiwan. Ini semua berkat
kekuatan cinta kasih. Asalkan ada niat, maka tak ada hal yang tak dapat kita
lakukan. Saya sangat berterima kasih.
Melindungi cinta kasih pada saat mengemban misi amal dan kesehatan
Memberi bantuan kepada anak-anak pengungsi agar dapat kembali bersekolah
Relawan Tzu Chi bersatu hati menyalurkan bantuan ke Ekuador
Ceramah Master Cheng Yen tanggal 19 Juni 2016
Sumber: Lentera Kehidupan - DAAI TV Indonesia, Penerjemah: Hendry, Karlena, Marlina
Ditayangkan tanggal 21 Juni 2016