Ceramah Master Cheng Yen: Menjalankan Ikrar Dalam Masa Tak Terhingga

http://www.tzuchi.or.id/inliners/201602/cm21feb16(1).jpgSetiap tahun, pada pemberkahan akhir tahun, saya selalu berkata bahwa kita harus menyambut tahun baru dengan hati yang tulus dan bersyukur atas tahun yang telah berlalu. Kita harus bersyukur atas setiap waktu yang kita lalui dengan aman dan tenteram. Kita harus memiliki hati penuh rasa syukur terhadap setiap hari dan tahun yang telah kita lalui. Kita harus menyambut setiap hari dengan hati yang tulus. Jika dapat menyambut hari yang baru, kita hendaknya bersyukur. Selama kita masih bisa berbicara, bergerak, dan bersumbangsih, kita harus menghadapi setiap orang, hal, dan benda dengan hati yang tulus. Inilah pikiran saya setiap hari. Saya berharap kita dapat saling menyemangati untuk menghargai setiap hari dan tidak memboroskan waktu. Seiring berlalunya waktu, kehidupan kita juga semakin berkurang. Bagaikan ikan yang kekurangan air, apa kebahagiaan yang didapat?

Kehidupan manusia penuh dengan penderitaan. Terlebih lagi, kini kita semakin memahami kebenaran. Ilmu pengetahuan telah membuktikan ajaran Buddha. Dalam Sutra, Buddha sering mengingatkan kita bahwa hidup manusia penuh penderitaan dan sangat singkat, dunia ini penuh ketidakkekalan, dan bumi pun rentan. Dalam beberapa tahun belakangan ini, kita telah melihat perubahan iklim. Bencana topan, banjir, kekeringan, gempa bumi, dan bencana lainnya sering terjadi di seluruh dunia. Ini membuat saya merasa sangat khawatir. Karena itu, saya berharap setiap orang dapat berdoa dengan hati yang tulus demi keselamatan semua orang di seluruh dunia dan membangun ikrar demi masa depan. Saya yakin lewat Da Ai TV, kalian sering menonton berita tentang Taiwan. Relawan kita selalu bersumbangsih dengan segenap hati dan tenaga.

Insan Tzu Chi di luar negeri juga selalu mengatasnamakan Tzu Chi Taiwan untuk mencurahkan perhatian kepada negara lain. Mereka saling membantu dengan kekuatan cinta kasih. Beruntung, kita menjalin jodoh baik dengan orang-orang di seluruh dunia sehingga dapat menghimpun kekuatan untuk memberikan bantuan di berbagai tempat. Inilah jalan cinta kasih yang kita bentangkan ke seluruh dunia. Inilah yang terus kita lakukan selama ini. Selain itu, kita juga mempertahankan jalinan kasih sayang untuk selamanya. Di masa mendatang, kita harus tetap menggunakan ketulusan untuk mempertahankan jalinan kasih sayang. Kita harus melanjutkan perjalanan kita dengan penuh cinta kasih. Kalian yang sering mengikuti ceramah pagi saya pasti tahu bahwa jalinan jodoh kita sudah terbentuk sejak berkalpa-kalpa yang lalu dan dari kehidupan ke kehidupan. Inilah jalinan kasih sayang yang tak berujung. Kita bertekad dan berikrar untuk datang ke alam manusia dan menapaki Jalan Bodhisatwa untuk menyelamatkan umat manusia dan dunia. Karena itu, kita harus sungguh-sungguh mempertahankan jalinan kasih sayang untuk selamanya. Jalan cinta kasih harus kita bentangkan dengan penuh ketekunan. Inilah jalinan kasih sayang yang tak berujung dan cinta kasih yang tak terbatas Tzu Chi.

Selama lima puluh tahun ini, kita melangkah mantap dengan ketulusan, kebenaran, keyakinan, dan kesungguhan. Jadi, saya berharap setiap relawan Tzu Chi dapat memiliki kasih sayang yang tak berujung dan cinta kasih yang tak terbatas. Tzu Chi merupakan organisasi berbasis ajaran Buddha dengan banyak relawan yang merupakan umat Buddha. Setelah mendengar Dharma, kita harus membina ketulusan, kebenaran, keyakinan, dan kesungguhan serta mempraktikkan cinta kasih, welas asih, sukacita, dan keseimbangan batin. Kita harus menjalani hidup dengan penuh ketulusan, kebenaran, keyakinan, dan kesungguhan serta membentangkan jalan dengan cinta kasih, welas asih, sukacita, dan keseimbangan batin. Dengan adanya ketulusan dan kebenaran, barulah kita dapat mempraktikkan Sila, Samadhi, dan Kebijaksanaan. Jika diri kita tulus dan benar, kita tidak akan membohongi orang lain. Dengan tidak membohongi orang lain, berarti kita memiliki keyakinan dan kesungguhan. Jika memiliki ketulusan, kita pasti akan memiliki kebenaran, keyakinan, dan kesungguhan. Karena itu, kita dapat mempraktikkan Sila, Samadhi, dan Kebijaksanaan.

Jadi, dengan mempraktikkan Sila, Samadhi, dan Kebijaksanaan dengan tulus dan benar, kita dapat mewariskan ajaran Jing Si. Untuk mewariskan ajaran Jing Si, kita harus mempraktikkan Sila, Samadhi, dan Kebijaksanaan dengan tulus dan benar. Jika bisa demikian maka ajaran Jing Si dapat terus diwariskan hingga selamanya. Kita juga harus menyerap Dharma tanpa celah dengan yakin dan sungguh-sungguh. Kita semua merupakan umat Buddha dan yakin terhadap ajaran Buddha. Hingga kini, meski Dharma telah diwariskan selama lebih dari 2.000 tahun, tetapi kita tetap memiliki keyakinan yang mendalam dan tak tergoyahkan. Jadi, kita yakin bahwa ajaran Buddha merupakan ajaran benar. Jika bisa demikian maka Dharma yang kita dengar tidak akan masuk dari telinga kanan, lalu keluar dari telinga kiri. Jika bisa mempraktikkan Sila, Samadhi, dan Kebijaksanaan serta menyerap Dharma tanpa celah dalam kehidupan sehari-hari maka secara alami setiap orang dapat dilantik menjadi relawan Tzu Chi.

Kita harus menjalankan fungsi kita secara nyata di dalam mazhab Tzu Chi. Dengan penuh cinta kasih, welas asih, sukacita, dan keseimbangan batin, relawan kita terjun ke tengah masyarakat, bahkan menjangkau lembaga pemasyarakatan. Kita bersedia menjangkau wilayah-wilayah yang sulit dijangkau, seperti pegunungan dan pedesaan. Para staf misi kesehatan kita juga demikian. Mereka bersedia melintasi gunung dan mengarungi lautan. Untuk menyalurkan bantuan bencana internasional, relawan kita juga melakukan hal yang sama. Meski harus menempuh jalur udara ataupun air, kita tetap menyalurkan bantuan. Mazhab Tzu Chi adalah fungsi dan aktivitas yang kita jalankan, sedangkan ajaran Jing Si adalah semangat dan potensi kebajikan kita. Kita harus mempraktikkan sila, samadhi, dan kebijaksanaan dengan tulus dan benar untuk mewariskan ajaran Jing Si dan menyerap Dharma tanpa celah dengan keyakinan dan kesungguhan untuk memperteguh mazhab Tzu Chi.

Tzu Chi telah berdiri selama lima puluh tahun. Kita masih memiliki 50 tahun yang tak terhingga. Jadi, kita harus memperteguh mazhab Tzu Chi untuk selamanya. Kita hendaknya senantiasa ingat bahwa kehidupan manusia tidak kekal dan bumi pun rentan. Karena itu, kita harus menggenggam waktu untuk bersumbangsih. Kita harus senantiasa bersyukur ada orang lain yang bersumbangsih bersama kita. Tanpa orang lain, apa yang bisa dilakukan dengan kekuatan satu orang? Karena itu, kita harus bersyukur ada banyak orang yang bersumbangsih bersama. Jadi, kita harus senantiasa bersyukur. Kita juga harus bersyukur atas setiap waktu dan setiap hal yang kita lalui dengan tenteram dan gembira. Ini semua harus kita syukuri. Setiap hari, kita menghadapi setiap orang, hal, dan benda dengan tulus. Kita harus meneguhkan tekad untuk bersumbangsih bagi sesama dengan tulus. 

Mempraktikkan sila, samadhi, dan kebijaksanaan untuk mewariskan ajaran Jing Si

Menyerap Dharma tanpa celah untuk memperteguh mazhab Tzu Chi

Membangkitkan tekad dan menjalankan ikrar dalam masa tak terhingga

Mempertahankan jalinan kasih sayang dan cinta kasih untuk selamanya

Ceramah Master Cheng Yen tanggal 21 Februari 2016

Sumber: Lentera Kehidupan - DAAI TV Indonesia, Penerjemah: Hendry, Karlena, Marlina
Ditayangkan tanggal 23 Februari 2016
Keteguhan hati dan keuletan bagaikan tetesan air yang menembus batu karang. Kesulitan dan rintangan sebesar apapun bisa ditembus.
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -