Ceramah Master Cheng Yen: Menjalankan Ikrar dengan Cinta Kasih, Welas Asih, Sukacita, dan Keseimbangan Batin
“Melihat gempa bumi di Turki, Kakek Guru pasti sangat khawatir. Karena itu, saya bertanya kepada Ibu, ‘Bolehkah saya menggalang donasi?’ Ibu berkata, ‘Boleh, lakukan saja.’ Lalu, saya mulai menggunakan ponsel Ibu untuk menggalang donasi. Ada 22, 23, 24, 25, 26,” kata Huang Juan-en.
“Ada 26 donatur. Berapa hari yang dibutuhkan untuk menggalangnya?”
“Satu hingga dua hari,” jawab Huang Juan-en.
“Saya sering berkata padanya bahwa jika ingin menginspirasi orang lain untuk melakukan hal yang sama dengan kita, kita harus terlebih dahulu melakukannya dengan baik,” kata Fang Chen-xuan Ibu Juan-en.
“Kamu datang untuk mengumpulkan donasi bagi Turki? Saya sudah menyiapkannya. Terima kasih,” kata Wang Zhen-fang warga.
“Terima kasih atas cinta kasihmu. Saya juga mewakili warga Turki untuk berterima kasih padamu,” kata Huang Juan-en.
Sungguh, bagaimana menjalankan misi amal? Tzu Chi telah menjalankannya selama setengah abad lebih. Janganlah kita melupakan ajaran Buddha dan empat poin di bawah ini, yakni cinta kasih, welas asih, sukacita, dan keseimbangan batin. Inilah landasan Tzu Chi. Sejak Tzu Chi berdiri hingga kini, kita selalu berpegang pada landasan ini. Bagaikan bermain catur, kita selalu menaati aturan dan tidak pernah keluar dari papan catur yang berlandaskan cinta kasih, welas asih, sukacita, dan keseimbangan batin.
Kini, saya sering mengulas tentang inventarisasi. Semua orang hendaknya tahu bahwa ini adalah sebuah lingkaran. Mengenai papan catur, buah catur, dan inventarisasi ini, kita harus bersungguh-sungguh merenungkannya. Sungguh, saya sangat bersyukur semua orang bertekad, berikrar, dan mengerahkan kekuatan untuk mempraktikkan cinta kasih, welas asih, sukacita, dan keseimbangan batin.
Dengan keyakinan, ikrar, dan praktik nyata, insan Tzu Chi mempertahankan tekad dan menjalankan ajaran sehingga jalan mereka menjadi sangat lapang. Dengan perpaduan semua inilah, kita menjalankan misi Tzu Chi. Saya menaruh harapan besar kepada para relawan kita. Saya mendengar bahwa semua orang sangat bersungguh hati. Saat ini, misi amal sungguh sangat diperlukan. Di dunia ini, terdapat banyak orang yang menderita, dilanda bencana, ataupun diliputi kegelapan batin. Karena itu, kita membutuhkan lebih banyak orang yang penuh cinta kasih.
Orang yang penuh cinta kasih sangat dibutuhkan untuk mengurangi terjadinya hal-hal yang merugikan dunia. Hal-hal yang merugikan dunia terjadi karena orang-orang yang membangkitkan ketamakan. Kita menjalankan misi amal untuk menolong yang miskin. Aksara Mandarin "kemiskinan" dan "ketamakan" sangatlah mirip. Perbedaannya hanya pada satu guratan. Jika tidak ditulis dengan baik, "kemiskinan" dan "ketamakan" sungguh sangat mirip. Jadi, kita harus mempertahankan tekad dan menjalankan ajaran.
Dunia ini penuh dengan penderitaan. Bagaimana kita menjalankan misi amal secara luas? Mari kita mencari tahu dan memperhatikan betapa banyaknya orang yang menderita di dunia ini. Belakangan ini, saya terus merenungkan keterbatasan waktu dan betapa singkatnya kehidupan manusia. Kehidupan sangat singkat, tetapi waktu tidak berujung dan tidak bertepi. Dengan teknologi sekarang, kita dapat mengetahui ukuran Bumi. Jadi, alam semesta ini ada ujungnya. Bumi tempat kita tinggal ini ada ujungnya. Namun, ikrar kita tidaklah berujung.
Buddha mengajari kita untuk membangkitkan ikrar, bukan hanya di kehidupan sekarang, melainkan di tiga masa, yakni masa lalu, masa kini, dan masa depan. Itu juga meliputi lima atau enam alam kehidupan. Di antara enam alam kehidupan, alam asura adalah salah satunya. Jika makhluk yang diliputi kegelapan batin di lima alam kehidupan dikategorikan ke dalam satu alam sendiri, akan ada enam alam kehidupan. Sesungguhnya, makhluk yang diliputi kegelapan batin tersebar di lima alam kehidupan. Singkat kata, kegelapan batin telah memenuhi dunia ini.
Segala sesuatu di Bumi ini tak luput dari kegelapan batin. Jadi, kegelapan batin telah menyelimuti Bumi. Karena itulah, kita perlu melatih diri. Apakah kita melatih diri hanya demi membawa manfaat bagi diri sendiri? Bukan, kita juga harus membawa manfaat bagi orang lain. Karena itulah, ada yang namanya agama. Agama menunjukkan arah dan jalan. Saya sangat bersyukur. Ada yang bersedia mendengarkan ceramah saya, saya merasa sangat terhibur. Namun, yang lebih menghibur ialah orang-orang dapat menyerap ajaran saya ke dalam hati dan mempraktikkannya.
Saya sering berkata bahwa saat satu tangan bergerak, seribu tangan ikut bergerak. Saat saya menunjuk satu arah dengan jari tangan saya, semua orang akan melihat ke sana. Kita bersama-sama melihat ke sana. Berhubung semua orang akan melihat ke arah yang sama, maka saya harus menunjuk ke arah yang benar agar tidak membimbing orang ke jalan yang salah.
Bodhisatwa sekalian, kita sungguh beruntung terlahir sebagai manusia. Terlebih, dapat mempelajari ajaran Buddha, kita sangat sukacita. Kita harus menggenggam waktu yang ada. Meski sama-sama mengeluarkan suara, tetapi membandingkan suara ceramah saya dahulu dengan suara ceramah saya sekarang, saya sungguh merasa tidak berdaya. Saya harus sadar akan kondisi diri sendiri. Apakah saya harus beristirahat? Jika beristirahat, berarti saya hanya bisa diam. Namun, saya memilih untuk menggenggam waktu. Berhubung tidak ingin beristirahat, maka saya harus aktif. Asalkan sesuatu itu bermanfaat bagi dunia, maka lakukan saja.
Saya sering berkata bahwa kita harus melapangkan hati hingga dapat merangkul seluruh alam semesta. Kita harus membuka pintu hati untuk merangkul segala sesuatu di dunia ini. Semua orang hendaknya berinteraksi dengan harmonis agar tidak menimbulkan peperangan dan konflik serta tidak merusak alam yang indah. Saat orang-orang tidak bertikai ataupun merusak alam, secara alami, pikiran mereka akan harmonis dan empat unsur alam, yakni unsur tanah, air, api, dan angin, akan selaras.
Mempertahankan tekad dengan cinta kasih, welas asih, sukacita, dan keseimbangan batin
Bersiteguh menjalankan praktik nyata
Melatih diri dan membawa manfaat bagi orang lain di jalan kebajikan
Merangkul seluruh alam semesta dengan cinta kasih tak terbatas
Ceramah Master Cheng Yen tanggal 19 Februari 2023
Sumber: Lentera Kehidupan - DAAI TV Indonesia
Penerjemah: Hendry, Marlina, Shinta, Janet, Heryanto
Ditayangkan tanggal 21 Februari 2023