Ceramah Master Cheng Yen: Menjalankan Ikrar dengan Keyakinan demi Semua Makhluk

Dalam Pemberkahan Akhir Tahun setahun sekali ini, kita hendaknya bersyukur atas setiap hari yang dilalui dengan tenteram. Kita sungguh harus bersyukur. Rasa syukur menunjukkan kebenaran, kebajikan, dan keindahan. Kehidupan yang benar, bajik, dan indah dapat mewujudkan masyarakat yang bersatu hati, harmonis, saling mengasihi, dan bergotong royong.

Kita bersumbangsih tanpa pamrih, bahkan mengucap syukur. Dalam perjalanan saya kali ini, inilah yang terus saya dengar hingga kini. Sungguh, setiap detik, saya mendengar ungkapan rasa syukur. Sungguh, setiap kali mendengar ungkapan rasa syukur para relawan, dari lubuk hati saya, saya berharap kita dapat mempertahankan rasa syukur ini hingga selamanya.

Sekitar 55 tahun yang lalu, saya mendirikan Tzu Chi karena tidak tega melihat orang-orang menderita. Dengan niat seperti itulah saya mendirikan Tzu Chi. Jadi, saya mulai bersumbangsih.

Kita bisa melihat kondisi Filipina. Sebelum memulai perjalanan kali ini, saya tahu bahwa ada beberapa topan yang menerjang Filipina dan menimbulkan kerusakan serius.

Di Griya Jing Si, Hualien, kita mengadakan acara doa setiap siang. Hari itu, usai acara doa, para bhiksuni mulai menghimpun cinta kasih. Kita bisa melihat para bhiksuni sangat antusias. Mereka turut bersumbangsih dengan berdonasi.


Setiap bulan, mereka hanya menerima uang saku senilai 1.000 dolar NT. Uang saku senilai 1.000 dolar NT itu untuk keperluan pribadi yang tidak terduga. Mereka berkata, "Master, uang saku kami tidak terpakai. Di saat seperti ini, kami bisa mendonasikannya." Biasanya, uang saku mereka juga dimasukkan ke dalam celengan bambu dan disumbangkan saat dibutuhkan. Mereka sungguh sangat tulus. Demikianlah kehidupan kami.

Sebelumnya, mereka dapat menjalani hidup tanpa menggunakan uang saku. Jadi, mereka tahu bahwa kelak pun demikian. Di Griya Jing Si, kami menjalani hidup sebagai sebuah keluarga besar. Kami dapat memenuhi kebutuhan sehari-hari dengan mengandalkan kekuatan diri sendiri. Kami bersumbangsih dengan gembira setiap hari dan menjalani hari demi hari dengan penuh sukacita. Kami juga tekun mendengar Dharma. Kami meyakini ajaran Buddha sekaligus berikrar untuk mempraktikkannya.

Lihatlah kondisi bencana di Filipina saat ini. Tzu Chi telah bergerak untuk menjalankan program bantuan lewat pemberian upah guna membersihkan jalan dan toko agar toko-toko dapat kembali beroperasi. Dengan demikian, perekonomian setempat akan pulih.

Kini kita tengah membagikan kupon pengambilan bantuan. Berhubung sulit bagi warga untuk menarik uang di perkotaan yang butuh perjalanan berjam-jam dengan mobil, maka relawan kita berkoordinasi dengan Pemerintah Filipina. Kita berharap cabang-cabang dari tiga bank besar setempat dapat bekerja sama dengan kita dalam program kartu debit.

Dengan demikian, warga dapat menarik uang di wilayah masing-masing, lalu membersihkan dan memulihkan toko ataupun rumah mereka. Setelah itu, barulah perekonomian mereka dapat pulih. Pemerintah setempat juga sangat bersyukur atas apa yang Tzu Chi lakukan.


Singkat kata, di berbagai negara, insan Tzu Chi selalu memberikan bantuan dan bersumbangsih dengan tulus. Semua orang di seluruh dunia merupakan sebuah keluarga besar. Kita semua tinggal di Bumi ini dan sama-sama merupakan manusia.

Lebih dari 50 tahun yang lalu, Tzu Chi dimulai dari semangat celengan bambu. Dengan sebersit niat baik, para relawan senior kita menghimpun tetes demi tetes cinta kasih. Selama puluhan tahun ini, dengan sebersit niat baik ini, kita dapat menjangkau seluruh dunia untuk bersumbangsih. Pahala yang tercipta sungguh tak terhingga. Kita harus mengembangkan nilai kehidupan kita dengan menginspirasi cinta kasih universal orang-orang di seluruh dunia.

Bodhisatwa sekalian, saya bersyukur pada kalian. Setiap hari, saya berkata bahwa kita harus menggenggam waktu. Hari ini, saya bisa memberikan ceramah di sini. Namun, entah apa yang akan terjadi besok. Karena itulah, saya menggenggam waktu dan memanfaatkan kehidupan saya.

Saya menggenggam setiap kesempatan untuk memberikan ceramah. Jadi, mari kita menghargai jalinan jodoh kita. Saya berharap hari ini, kita semua dapat menyaksikan kekuatan cinta kasih.

“Murid-murid Jing Si berikrar dengan tulus untuk menghormati guru dan mementingkan kebenaran dengan hati yang murni; menyerap sumsum Dharma ke dalam hati dan menjalankan ikrar dengan keyakinan; menyebarkan pelajaran besar dan tulus bervegetaris; mengasihi dan melindungi semua makhluk untuk memupuk kebajikan dan berkah; menapaki Jalan Bodhisatwa dengan segenap hati dan pikiran. Berkat semangat celengan bambu Master, kita dapat menjangkau berbagai negara. Berkat sebersit niat Master, kita dapat menjalankan ikrar selama setengah abad ini. Master, kami mengikuti langkah Master dengan penuh sukacita. Master, kami membutuhkan Master. Kami sungguh sangat membutuhkan Master,” ikrar semua relawan Xindian pada acara Pemberkahan Akhir Tahun 2020.


Untuk membabarkan Dharma, dibutuhkan jalinan jodoh. Yang terpenting dalam mempelajari Dharma bukan banyaknya prinsip kebenaran yang dipelajari, melainkan ketulusan hati kita. Lihatlah diri kalian. Kalian sungguh sangat tulus. Saya sangat tersentuh oleh ketulusan dan kesungguhan hati kalian.

Para relawan daur ulang kita mengumpulkan barang daur ulang untuk melindungi Bumi. Pahala kalian sungguh tak terhingga. Saya mendoakan kalian semua. Saya juga mendoakan insan Tzu Chi di seluruh dunia. Mereka menghimpun kekuatan cinta kasih untuk bersumbangsih bagi makhluk yang menderita. Demikianlah mereka menciptakan berkah dan membawa ketenteraman bagi dunia ini.

Kita melihat para insan Tzu Chi, termasuk para Bodhisatwa cilik dan lansia, memikul bakul beras bagi dunia. Kita bisa melihat himpunan tetes demi tetes donasi. Kalian sungguh membentangkan jalan dengan cinta kasih. Saya bersyukur kepada Bodhisatwa sekalian yang bersumbangsih dengan cinta kasih.

Saya mendoakan kalian semua. Semoga kalian dapat menjaga relawan lansia dan menginspirasi relawan muda. Semoga semua anggota keluarga besar Tzu Chi dapat bekerja sama dengan harmonis. Saya mendoakan kalian semua. Terima kasih.

Bersama-sama memikul bakul beras bagi dunia
Hidup mandiri dengan keyakinan, ikrar, dan praktik nyata
Menjalankan program bantuan lewat pemberian upah pascatopan di Filipina
Mengumpulkan barang daur ulang dan menghargai jalinan jodoh

Ceramah Master Cheng Yen tanggal 02 Desember 2020       
Sumber: Lentera Kehidupan - DAAI TV Indonesia
Penerjemah: Hendry, Karlena, Marlina
Ditayangkan tanggal 04 Desember 2020
Menyayangi dan melindungi benda di sekitar kita, berarti menghargai berkah dan mengenal rasa puas.
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -