Ceramah Master Cheng Yen: Menjalankan Ikrar dengan Tulus untuk Menciptakan Keharmonisan
Setiap hari, kita bisa melihat di seluruh dunia, ada banyak wilayah dan negara yang dilanda bencana besar akibat ketidakselarasan empat unsur alam. Contohnya Taiwan yang diterjang Topan Nepartak. Hingga kini, kondisi Taimali belum sepenuhnya pulih.
Berhubung kegiatan belajar mengajar akan segera dimulai, kini kita berusaha untuk memperbaiki beberapa gedung sekolah secepat mungkin. Bagi warga kurang mampu yang kesulitan membangun kembali rumah mereka, kita juga akan memberikan bantuan. Namun, topan keenam tahun ini telah terbentuk sekarang.
Saya sangat khawatir. Saya berharap setiap orang dapat berdoa dengan tulus. Jika topan kembali menerjang, maka kerusakan rumah-rumah yang belum diperbaiki akan semakin parah. Karena itu, saya berharap kita semua dapat mawas diri dan berdoa dengan tulus semoga semua orang aman dan tenteram.
Saat kita mengkhawatirkan terjangan topan di Taiwan, beberapa negara lain tengah dilanda kekeringan parah. Air merupakan sumber kehidupan kita. Karena itu, kita harus berhemat dalam keseharian. Janganlah kita memboroskan air. Kita harus menghargai air.
Kini kondisi California sangat mengkhawatirkan karena kebakaran hutan. Selama lebih dari sebulan belakangan ini, terjadi kebakaran hutan di berbagai wilayah yang tidak ada putusnya. Permukaan bumi terus-menerus terbakar. Kita juga melihat di Portugal, dalam dua hari ini, terjadi kebakaran hutan di 515 titik yang sulit untuk dipadamkan. Ini sungguh membuat orang merasa takut melihatnya.
Kekuatan manusia sangatlah kecil. Saat unsur alam tidak selaras dan terjadi bencana, seperti banjir dan kebakaran, maka konsekuensinya sungguh menakutkan. Begitu pula gempa bumi yang mengguncang Ekuador. Beberapa hari lalu, insan Tzu Chi di Ekuador mengadakan pembagian bantuan berskala besar untuk kedua kalinya. Pembagian bantuan ini telah berakhir dua hari yang lalu.
Relawan kita juga menginspirasi warga setempat untuk saling membantu dan mengendalikan ketamakan. Karena itu, meski rumah-rumah yang roboh belum dibangun kembali, tetapi batin masyarakat setempat telah pulih. Setelah menenangkan pikiran, mereka tahu arah yang harus dituju. Ini sungguh membuat orang tersentuh.
Kita juga melihat di Zimbabwe, relawan-relawan lokal yang terinspirasi oleh relawan dari Taiwan telah memperoleh pencapaian yang sangat cemerlang. Mereka berinisiatif untuk membantu membersihkan lingkungan. Di suatu pusat keramaian, kloset di toilet umum tersumbat dan selokan mengeluarkan aroma tidak sedap. Meski demikian, mereka tetap membersihkannya.
Lihatlah, bahkan ada relawan yang menggendong anak mereka dan turut berpartisipasi sepanjang hari. Mereka tidak diupah, melainkan berinisiatif untuk menjadi relawan. Kekuatan cinta kasih mereka sungguh membuat orang tersentuh. Semangat seperti ini dapat menginspirasi sesama. Inilah kekuatan cinta kasih.
Singkat kata, cinta kasih penuh ketulusan yang berasal dari Taiwan telah tersebar hingga ke seluruh dunia. Kita juga melihat para relawan cilik kita yang mempersembahkan pementasan adaptasi Sutra di stasiun Da Ai TV dua hari yang lalu. Untuk berpartisipasi dalam pementasan adaptasi Sutra, mereka harus bervegetaris. Banyak relawan cilik yang telah bervegetaris selama bertahun-tahun. Sejak berpartisipasi dalam pementasan adaptasi Sutra beberapa tahun lalu, mereka terus bervegetaris hingga kini.
Beberapa relawan cilik yang sudah tumbuh besar kembali untuk menjadi pembimbing bagi adik-adik mereka. Pembawa acara tahun lalu juga berbagi dengan pembawa acara tahun ini harus berdiri di mana, bagaimana menghafal dialog, dan mengajari mereka untuk memberi respons yang pantas.
Kemarin, sekitar lima atau enam anak yang kini merupakan murid Sekolah Menengah Tzu Chi di Hualien kembali dari Taipei. Mereka berkata bahwa mereka pergi ke Taipei untuk membimbing dan mendampingi adik-adik mereka. Mereka sungguh-sungguh mewariskan pengalaman mereka.
Dari duduk di bangku TK hingga sekolah menengah, mereka terus mempertahankan tekad pelatihan mereka. Yang lebih mengharukan adalah sikap anak-anak sangat dewasa. Mereka bersiteguh untuk bervegetaris karena ingin mengasihi kehidupan dan melindungi Bumi. Mereka menempatkan diri di posisi hewan sehingga tahu bahwa saat akan dibunuh, hewan-hewan sangat panik dan kesakitan.
Karena itulah, mereka bisa mengendalikan nafsu makan. Mereka bukan hanya bervegetaris sendiri, tetapi juga mengajak orang tua, kakek, dan nenek mereka untuk bervegetaris. Dua hari yang lalu, saat mereka mempersembahkan pementasan, seluruh anggota keluarga mendampingi mereka sepanjang hari di Kompleks Tzu Chi Guandu.
Dua hari yang lalu, mereka mempersembahkan dua pementasan. Lihatlah betapa dewasanya anak-anak itu. Setiap pementasan memakan waktu lebih dari dua jam. Mereka mempersembahkan pementasan adaptasi Sutra Buddha Bhaisajyaguru dan Sutra Makna Tanpa Batas. Mereka juga mempersembahkan pertunjukan lonceng dan genderang. Dengan gerakan tubuh yang indah, para relawan cilik menghasilkan suara yang sangat serentak. Ini sungguh mengagumkan.
Melihat persembahan mereka, saya sungguh merasakan sukacita dari lubuk hati saya. Mereka merupakan harapan kita. Benih-benih kecil ini memiliki berbagai potensi. Ada yang berkata bahwa mereka ingin menjadi pewaris Dharma. Ada pula yang berikrar untuk menjadi dokter atau Qingxiushi di masa mendatang.
Mereka berkata seperti ini pada dua atau tiga tahun yang lalu. Kini, saat saya bertanya kepada mereka apakah tekad mereka masih sama, mereka menjawab, “Tentu, kami sangat giat.” Lihatlah, mereka bagaikan cendekiawan cilik. Mereka juga menguji pengetahuan orang tua terhadap Kata Renungan Jing Si dengan meminta mereka menjelaskan makna kalimat tertentu.
Singkat kata, ini merupakan acara keluarga yang penuh cinta kasih dan sukacita serta bersifat positif dan mendidik. Inilah yang kita butuhkan untuk membawa harapan bagi masyarakat.
Berusaha memulihkan sekolah secepat mungkin dengan penuh ketulusan
Menyebarkan cinta kasih di dunia dan menabur benih kebajikan
Memiliki tekad pelatihan yang teguh untuk bervegetaris dan melindungi kehidupan
Untuk membawa harapan bagi masyarakat
Ceramah Master Cheng Yen tanggal 09 Agustus 2016
Sumber: Lentera Kehidupan - DAAI TV Indonesia, Penerjemah: Hendry, Karlena, Marlina
Ditayangkan tanggal 11 Agustus 2016