Ceramah Master Cheng Yen: Menjalankan Ikrar untuk Membawa Harapan dengan Cinta Kasih


“Saya akan menjadi kaki Master, tangan Master, mata Master, dan telinga Master. Saya akan mendengar Dharma, membaca buku Master, dan mempelajari ajaran Master. Saya akan menginspirasi kaum muda dan kaum perempuan setempat untuk memperbaiki kehidupan di Nepal. Inilah ikrar saya. Master, tenanglah. Saya akan mewujudkannya,”
kata Subani Shakya, relawan Tzu Chi Nepal.

“Master, anak Anda telah kembali. Saya ingin mempelajari lebih banyak ajaran Master. Saya akan berusaha untuk menyebarkan kebajikan di Lumbini karena hingga kini, sebagian besar orang belum mengetahui misi Tzu Chi. Namun, ini sangatlah penting. Jadi, saya akan menjadi jembatan penghubung antara Tzu Chi dan warga setempat,” kata Kriti Gole, relawan Tzu Chi Nepal.

“Kami akan menyebarkan Dharma demi membawa manfaat bagi semua makhluk, teguh menjalankan ikrar, dan menyucikan hati manusia di tanah kelahiran Buddha. Saya bersedia! Saya bersedia! Saya bersedia!”

Kalian bersedia, saya juga bersedia. Kita harus membawa manfaat bagi tanah kelahiran Buddha. Buddha membabarkan Dharma pada lebih dari 2.000 tahun yang lalu. Zaman Pangeran Siddhartha hidup telah berlalu lebih dari 2.000 tahun. Kini, kita menjangkau tanah kelahiran Buddha karena warga setempat membutuhkan curahan perhatian dan berharap ada orang yang dapat memperbaiki kehidupan mereka.

Sesungguhnya, kaya atau miskin bukan ditentukan oleh materi, melainkan kondisi batin. Kalian pergi ke sana dan telah menyucikan hati banyak orang serta membimbing mereka bergabung dengan Tzu Chi dan menapaki Jalan Bodhisatwa. Ini hanyalah permulaan. Saya berharap kita dapat maju selangkah demi selangkah dengan mantap.


Saya sering berkata bahwa saya sangat iri pada kalian yang dapat menginjakkan kaki di tanah kelahiran Buddha. Melihat kalian dari jauh, saya sangat bersemangat dan bersyukur. Saya sangat bersemangat karena berkat kemajuan teknologi sekarang, saya bisa melihat tanah kelahiran Buddha dan apa yang Bodhisatwa kita lakukan di sana. Singkat kata, kalian sungguh dipenuhi berkah.

Saya selalu berharap dapat menjangkau tanah kelahiran Buddha secara langsung. Namun, saya tahu bahwa ini tidak mungkin terwujud di kehidupan sekarang. Saya bersyukur kepada para insan Tzu Chi yang menjangkau tanah kelahiran Buddha. Kita semua adalah umat Buddha dan ajaran Buddha adalah sumber ajaran Tzu Chi.

Tzu Chi ada karena saya mendalami ajaran Buddha. Karena mendalami ajaran Buddha, saya tahu bahwa Buddha Sakyamuni meninggalkan keduniawian demi menyelamatkan semua makhluk. Bagaimana menyelamatkan semua makhluk? Dengan menyucikan hati semua makhluk dan membimbing mereka untuk berbuat baik dan menciptakan berkah bagi dunia.

Saya sering berkata bahwa kita hendaknya bertekad dan berikrar untuk menjangkau tanah kelahiran Buddha dan memperbaiki kehidupan warga setempat. Bagaimana kita memperbaiki kehidupan mereka? Kini, kita tengah menjalankan beberapa program di sana. Salah satunya adalah pendidikan, yakni Proyek Harapan. Kita harus menjalankannya satu per satu dan memulainya dari langkah pertama. Ada banyak misi yang tengah menanti kita.


Hari ini, saya melihat relawan dari Nepal dan India yang kembali untuk dilantik. Untuk menjalankan misi Tzu Chi dalam jangka panjang, kita membutuhkan dedikasi warga setempat. Kita harus membina relawan setempat, baru bisa memiliki kekuatan. Selain menyebarkan Dharma di tanah kelahiran Buddha, kita hendaknya juga membagikan tata krama Tzu Chi kepada warga Nepal. Menaati tata krama berarti selaras dengan kebenaran. Jadi, dalam hubungan antarmanusia, kita harus menjaga tata krama dan berpegang pada prinsip kebenaran.

Prinsip kebenaran terbaik adalah prinsip kebenaran yang disebarkan oleh Buddha pada lebih dari 2.000 tahun lalu. Kini, insan Tzu Chi telah menerima ajaran Buddha dari 2.000 tahun lebih yang lalu dan membawanya ke tanah kelahiran Buddha. Selain menyebarkan ajaran Buddha, kita juga mengajarkan keterampilan pada warga setempat agar mereka dapat mencari nafkah.

Kita bisa melihat mereka belajar dengan tekun. Sungguh, asalkan memiliki tekad dan ikrar serta bersedia mengerahkan kekuatan, kita dapat memperbaiki kehidupan warga di tanah kelahiran Buddha dengan membantu mereka hidup mandiri. Sebelumnya, mereka membutuhkan bantuan. Kini, kita harus membimbing mereka untuk berdiri sendiri. Inilah harapan kita semua, membawa manfaat bagi tanah kelahiran Buddha.


Sekitar 31 hingga 32 tahun yang lalu, kita pernah membangun 1.800 unit rumah di tanah kelahiran Buddha. Tiga puluhan tahun yang lalu, saya tidak memiliki dana dan tenaga. Bagaimana kita bisa mewujudkannya? Dengan mengimbau orang-orang untuk mendukung. Saya sangat bersyukur kepada orang-orang yang telah mendonasikan uang sehingga pada tahun itu, kita dapat membangun rumah di 4 daerah di 3 kabupaten. Hingga kini, rumah-rumah itu masih sangat kokoh dan lingkungannya tetap rapi. Intinya, asalkan memiliki tekad, kita dapat menciptakan berkah bagi dunia.

Kita semua memiliki cinta kasih yang sama. Kini, saya berharap warga setempat dapat meneruskan cinta kasih ini. Dengan demikian, kekuatan cinta kasih tidak akan terputus. Karena itulah, hari ini saya merasa gembira, bersyukur, dan dipenuhi sukacita dalam Dharma. Saya yakin bahwa tekad dan ikrar kalian akan bertahan selamanya dari kehidupan ke kehidupan dan di kehidupan sekarang, kalian tidak akan pernah berhenti menjalankan tekad dan ikrar kalian.

Saya berharap kalian dapat menggenggam jalinan jodoh untuk berbagi kisah dengan lebih banyak orang. Ini tidak harus dilakukan di atas panggung. Saat bertemu orang-orang, kalian dapat menyapa dan menjalin jodoh baik dengan mereka, memperkenalkan diri, dan berbagi bahwa kalian pernah menjangkau tanah kelahiran Buddha. Begitu kita memulai pembicaraan, akan ada banyak kisah yang bisa dibagikan.

Kisah yang kalian bagikan hari ini akan menjadi sejarah esok hari. Intinya, kisah yang kalian bagikan akan menjadi bagian dari sejarah Tzu Chi. Di tanah kelahiran Buddha, kita harus sungguh-sungguh membagikan kisah.

Mengajarkan keterampilan kepada warga agar mereka dapat hidup mandiri
Menyucikan hati manusia dengan langkah yang mantap
Membangkitkan cinta kasih untuk membawa harapan
Menjalankan ikrar dalam jangka panjang secara estafet

Ceramah Master Cheng Yen Tanggal 07 Januari 2025
Sumber: Lentera Kehidupan – DAAI TV Indonesia
Penerjemah: Hendry, Marlina, Shinta, Janet, Graciela
Ditayangkan Tanggal 09 Januari 2025
Kebahagiaan berasal dari kegembiraan yang dirasakan oleh hati, bukan dari kenikmatan yang dirasakan oleh jasmani.
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -