Ceramah Master Cheng Yen: Menjalankan Ikrar Welas Asih untuk Melenyapkan Penderitaan dan Membawa Kebahagiaan
“Saya sangat bersyukur anggota TIMA wilayah utara memberi saya kesempatan ini. Saya telah menjadi ketua TIMA wilayah utara selama lebih dari 10 tahun dan belajar banyak hal dari semua orang. Sebagai bagian dari TIMA, para dokter di rumah sakit kita dan para dokter yang membuka klinik sendiri menjangkau berbagai wilayah terpencil di New Taipei City. Dalam setahun, kita mengadakan hampir 40 kali baksos kesehatan pada hari libur. Di sini, kita banyak belajar tentang pelayanan medis berlandaskan cinta kasih, welas asih, dan kebijaksanaan,” kata Xu Rong-yuan Ketua TIMA wilayah utara.
“Sesungguhnya, saat memberikan pelayanan medis kepada warga lansia serta mendampingi dan memperhatikan mereka, kami sangat tersentuh. Saat hati kita tersentuh, yang terpenting ialah kita harus melakukan tindakan nyata untuk bersumbangsih dengan kekuatan cinta kasih,” kata Chen Jia-qi anggota TIMA.
Saya bisa melihat para dokter TIMA kita. Yang lebih menyentuh ialah saat berada di Taipei sekarang, saya bisa melihat di Hualien, ada sekelompok guru dari wilayah utara, tengah, dan selatan Taiwan serta Singapura dan Malaysia. Saat ini, insan Tzu Chi di seluruh dunia terhubung dengan kita secara daring. Insan Tzu Chi di seluruh dunia dapat melihat ke tempat yang jauh. Meski terpisah oleh gunung dan lautan, mereka benar-benar dapat melihat kita yang berada di Taiwan sekarang. Kita juga memiliki perwujudan di berbagai tempat. Para anggota TIMA berhimpun di satu tempat untuk mengungkapkan cinta kasih mereka yang tulus.
“Dokter Su Ming-yao adalah wakil kepala RS Tucheng, New Taipei City. Untuk menjalankan pemeriksaan kesehatan bagi para relawan di depo daur ulang, beliau mengatur jadwal sekitar 48 kali dalam setahun. Beliau memanfaatkan hari libur untuk melakukannya. Setiap kali, beliau melakukan 30 hingga 40 kali USG,” kata Xu Rong-yuan Ketua TIMA wilayah utara.
“Tujuh tahun yang lalu, demi meningkatkan kualitas baksos kesehatan kita, para relawan di Xinyi menggalang dana untuk membeli sebuah alat USG portabel. Namun, dalam baksos kesehatan, kita mendapati bahwa ada banyak pasien, seperti warga lansia dan warga berketerbatasan gerak, yang tidak dapat datang ke lokasi baksos kesehatan untuk menjalani pemeriksaan kesehatan. Karena itu, sekitar akhir tahun lalu atau awal tahun ini, saat bertemu dengan Master, saya bertekad untuk menyumbangkan sebuah alat USG genggam yang lebih ringan dan praktis,” kata Dokter Su Ming-yao anggota TIMA.
“Bagi para saudara se-Dharma yang tidak bisa keluar, kita dapat membawa alat USG genggam ini ke rumah mereka dan langsung melakukan USG di samping tempat tidur mereka. Hingga minggu lalu, kita telah mengadakan 30 kali baksos USG dan melakukan 979 kali USG. Bagi pasien yang membutuhkan rujukan, saya langsung membuka surat rujukan. Pasien yang dirujuk ke rumah sakit sekitar 40 orang,” pungkas Dokter Su Ming-yao.
Saya sangat bersyukur kepada Dokter Su yang begitu bersungguh hati serta bersumbangsih dengan tenaga dan uang. Saya sungguh sangat bersyukur. Bodhisatwa sekalian, kalian telah meluangkan waktu kalian yang berharga. Yang terpenting, kalian telah bekerja sama dengan harmonis. Kalian semua memiliki kesatuan hati.
“Saya bertanggung jawab menghubungi dan mengatur lokasi baksos kesehatan. Tiga minggu sebelum baksos, saya menghubungi para pengurus depo daur ulang untuk memastikan lokasi. Ada baksos yang diadakan di Aula Jing Si, ada yang diadakan di depo daur ulang, ada pula yang diadakan di titik daur ulang. Di berbagai wilayah, kita harus mempersiapkan tempat yang nyaman untuk pemeriksaan Kesehatan,” kata Xiao Wen-de relawan Tzu Chi.
“Para relawan bersukacita menantikan konsultasi dengan dokter gigi. Awalnya, pada bulan pertama, kita hanya bisa menggunakan peralatan seperti ini karena keterbatasan di lokasi baksos. Kita memanfaatkan lampu dan kursi di lokasi untuk memberikan pelayanan medis. Lalu, Kakak Xiao Wen-de memilih lampu yang bisa diputar dengan mudah dan tidak akan melukai mata pasien,” kata Dokter Cao Ming-yu anggota TIMA.
“Saya juga membeli kursi malas yang sangat sesuai. Lihatlah, saat berbaring seperti ini, pasien akan sangat relaks. Dengan demikian, mereka secara alami akan menyampaikan ketidaknyamanan mereka. Apa yang saya katakan juga akan lebih mudah diterima oleh mereka. Tujuan saya ialah membuat semua relawan membina kebiasaan menjalani pemeriksaan gigi setiap setengah tahun sekali. Dengan demikian, barulah kesehatan mulut bisa terjaga,” kata Dokter Cao Ming-yu.
Saat kita berhimpun dengan cinta kasih, berarti kita memiliki kesatuan. Karena itulah, saya menaruh harapan kepada para dokter di sini dan para guru yang kini berada di Hualien. Pendidikan kita berlandaskan cinta kasih. Pelayanan medis kita juga berlandaskan cinta kasih. Kita melindungi kehidupan dan kesehatan dengan cinta kasih. Sungguh, saat kita mendidik anak-anak dengan cinta kasih, barulah dunia bisa penuh dengan kesatuan, keharmonisan, cinta kasih, dan kedamaian.
Kita memiliki banyak anggota TIMA. Para dokter kita dapat turut merasakan kepedihan dan penderitaan pasien. Mereka memiliki cinta kasih dan welas asih agung sehingga tidak tega melihat orang-orang jatuh sakit. Lihatlah, mereka selalu mengatur waktu untuk berpartisipasi dalam baksos kesehatan secara bergilir. Mereka sangat bekerja keras. Ini demi melenyapkan penderitaan pasien.
Penderitaan terbesar ialah penderitaan akibat penyakit. Saya sungguh sangat bersyukur kepada mereka yang melenyapkan penderitaan dan membawa kebahagiaan bagi pasien. Saat jatuh sakit, warga lansia tidak mampu keluar berobat. Karena itu, para dokter TIMA kita pun menjangkau mereka yang tidak bisa keluar berobat. Jika mendapati kasus seperti ini, kita akan membantu mereka. Tentu saja, kita dapat berkunjung ke rumah mereka secara berkala. Namun, mereka pasti memiliki tetangga. Alangkah baiknya jika kita dapat berkomunikasi dengan para tetangga atau lurah setempat. Kita bisa meminta warga setempat atau para tetangga agar lebih memperhatikan mereka atau menelepon kita jika terjadi sesuatu.
Kini, ada banyak warga lansia yang hidup sebatang kara. Mari kita lebih bersungguh hati dalam hal ini. Kita harus melindungi kehidupan warga lansia. Tanggung jawab rumah sakit kita ialah melindungi kehidupan dan kesehatan. Tentu saja, yang terpenting ialah bersatu hati untuk bersumbangsih dengan cinta kasih. Kita harus mengasihi warga lansia sebatang kara dan orang-orang yang kekurangan dan menderita. Jadi, mari kita menghimpun cinta kasih untuk memperhatikan mereka.
Saya telah menjalankan Tzu Chi selama 50 hingga 60 tahun. Saya menapaki jalan yang dibentangkan dengan Sutra Teratai. Bodhisatwa sekalian, kita semua menapaki jalan yang dibentangkan dengan Sutra Teratai. Orang-orang dari berbagai bidang dan profesi berhimpun untuk bersumbangsih bersama. Inilah esensi dari Sutra Teratai. Yang terpenting ialah berhimpun untuk bersumbangsih bagi dunia. Ini sungguh tidak mudah. Lihatlah, ini bukan hanya dilakukan di Taiwan. Berkat kemajuan teknologi, praktik ini telah menyebar ke seluruh dunia.
Ada relawan yang kembali dengan naik pesawat terbang, ada pula yang naik kereta bawah tanah. Jadi, ada yang bermunculan dari dalam bumi, ada pula yang turun dari langit. Orang-orang berhimpun dari segala penjuru. Jadi, jalinan jodoh ini sungguh tidak terbayangkan. Saya sangat bersyukur baik misi kesehatan maupun misi pendidikan kita, demi masyarakat, orang-orang dari berbagai bidang menuju arah yang sama, yaitu arah yang ditunjukkan oleh Sutra Teratai.
Menjalankan ikrar welas asih untuk melenyapkan penderitaan dan membawa kebahagiaan
Mengembangkan potensi kebajikan untuk melindungi kesehatan
Bekerja sama dengan harmonis dan menghimpun cinta kasih agung
Bodhisatwa muncul untuk memberi pertolongan saat mendengar suara penderitaan
Ceramah Master Cheng Yen Tanggal 22 Agustus 2023
Sumber: Lentera Kehidupan – DAAI TV Indonesia
Penerjemah: Hendry, Marlina, Shinta, Janet, Felicia
Ditayangkan Tanggal 24 Agustus 2023