Ceramah Master Cheng Yen: Menjalankan Misi Pendidikan hingga Selamanya


“Saya mengajar di Sekolah Menengah Tzu Chi Tainan selama 17 tahun, termasuk menjadi wali kelas selama 9 tahun. Sesungguhnya, kondisi setiap anak berbeda. Saya berkata pada diri sendiri bahwa saya harus menanam sebutir benih kebajikan di dalam hati mereka dan menanti benih itu bertunas,”
kata Chen Bai-ling Kepala Perpustakaan Sekolah Menengah Tzu Chi.

“Pendidikan Tzu Chi lebih dari sekadar pengajaran dan pembelajaran kebajikan. Para guru, murid, dan orang tua murid dapat belajar dari Empat Misi dan Delapan Jejak Dharma Tzu Chi serta memperoleh kesadaran darinya,” kata Lin Xiao-ying Kepala Kantor Budaya Humanis.

“Saya sangat bersyukur kepada kepala sekolah kita yang terus memotivasi para staf dan guru kita untuk bersama-sama mempraktikkan mazhab Tzu Chi di dunia, termasuk mengikuti berbagai kegiatan amal. Kita dapat melihat partisipasi para guru, murid, dan orang tua murid serta pengaruh dari kaum muda dan remaja. Ada 96 staf kita yang bergabung dalam berbagai tim fungsional di komunitas,” pungkas Lin Xiao-ying.

Saya sangat bersyukur pada kalian. Pendidikan adalah proyek harapan yang hendaknya dijalankan hingga selamanya. Dalam menjalankan pendidikan, kita harus bersungguh hati. Saya sungguh sangat bersyukur. Meski Tainan tidak kekurangan sekolah atau fasilitas pendidikan, kita berharap semangat budaya humanis Tzu Chi dapat diterapkan di sana. Jadi, menerapkan semangat budaya humanis dalam pendidikan, inilah misi sekolah kita di Tainan. Dengan adanya tekad dan semangat misi seperti ini, barulah sekolah kita bisa berjalan.

Sekolah-sekolah kita, baik yang berada di Tainan, Hualien, maupun wilayah lain, semuanya bersungguh hati mengedukasi anak-anak. Saya sungguh sangat bersyukur dan tersentuh. Para guru kita mengedukasi anak-anak dari aktivitas dalam kehidupan sehari-hari.


“Kita meraih kehormatan tertinggi, Penghargaan Pendidikan Lingkungan Nasional. Saya sangat bersyukur. Dalam penilaian kali ini, salah satu poin yang sangat penting ialah ‘Kampanye Piring Bersih’ dari Program Kemitraan Kampus Ekologi Taiwan-AS. Dalam proses ini, kita melihat murid-murid kita menjadi lebih menghargai makanan dan berkah. Selama hampir 2,5 tahun menjalankan kampanye ini, sekolah kita berhasil mewujudkan nol limbah makanan selama 7 hari pada bulan Juni di semester ini. Murid-murid kita benar-benar menghabiskan semua makan siang mereka,”
kata Yan Xiu-wen, Kepala Urusan Kesiswaan SD Tzu Chi Tainan.

“Saya bersyukur kepada staf dapur kita yang bersungguh hati menghidangkan makanan dan seluruh guru dan murid SD kita yang bersama-sama bergerak untuk mempraktikkan "Kampanye Piring Bersih". Ini bukan hanya dipraktikkan di sekolah kita, tetapi juga di luar. Contohnya, saat melakukan tur studi ke Amerika Serikat, meski tidak terbiasa dengan makanan setempat, murid-murid kita tetap menghabiskan makanan dalam piring mereka,” pungkas Yan Xiu-wen.

Saya yakin bahwa murid-murid kita menghabiskan makanan mereka karena menghargai sumber daya alam dan bersyukur atas tanaman pangan yang ada. Saat murid-murid tahu untuk bersyukur, barulah masa depan ada harapan. Selain itu, mereka juga menghormati guru, orang tua, dan teman sekolah. Tata krama seperti ini sangatlah penting. Saya juga melihat bahwa dalam sistem pendidikan kita, semua nilai-nilai seperti ini telah kita terapkan. Kita bisa melihat bagaimana mereka mengasihi sekolah.


Terjangan topan telah menumbangkan pohon-pohon. Kita bisa melihat para guru, murid, dan kepala sekolah segera bergerak untuk mengangkat pohon demi pohon. Setelah mengangkat pohon-pohon, mereka juga memasang pengaman agar pohon-pohon tak lagi digoyahkan oleh angin kencang. Jadi, murid-murid kita tahu untuk mengasihi sekolah dan menghormati guru.

Semua orang di sekolah kita adalah satu keluarga besar. Semua orang tahu untuk menjaga keluarga ini. Sekolah kita bagaikan rumah bagi para guru dan murid kita. Karena itu, saya sangat tersentuh. Semoga semua orang dapat membangkitkan niat untuk melindungi sekolah kita. Inilah misi kita semua. Jangan pernah pensiun dari misi pendidikan kita.

Kepala sekolah kita hendaknya tak hanya mengemban tanggung jawab pada masa jabatannya, melainkan menganggap diri sendiri sebagai kepala sekolah hingga selamanya. Kita hendaknya mewariskan pendidikan yang baik dari generasi ke generasi. Kita hendaknya selamanya memperhatikan sekolah kita. Saya sungguh berharap misi pendidikan dapat dijalankan hingga selamanya.

Kita bisa melihat murid SD kita yang mengekspresikan diri dengan percaya diri. Saat mereka pergi ke Malaysia atau Amerika Serikat, kabar tentang mereka yang saya terima juga penuh dengan pujian. Jadi, tradisi pendidikan kita telah memperoleh pengakuan dan pujian. Saya sangat bersyukur atas hal ini.

Melihat anak-anak bertumbuh dan menerima bimbingan, kita merasa penuh pencapaian. Karena itulah, saya sering berkata bahwa guru juga harus bersyukur kepada murid yang bersedia menerima bimbingan dan sangat patuh. Jadi, kita juga harus bersyukur. Tentu saja, guru satu hari bisa menjadi teladan seumur hidup. Guru dan murid hendaknya bersyukur satu sama lain.


Semoga kepala sekolah dan para guru kita dapat menganggap pendidikan sebagai cara untuk meneruskan jiwa kebijaksanaan. Dengan mengajari murid-murid, kita mewariskan jiwa kebijaksanaan kepada mereka dan membangkitkan kebijaksanaan mereka. Kita bukan hanya memberikan pengetahuan, tetapi juga kebijaksanaan yang bertahan selamanya. Jadi, baik sekolah dasar, sekolah menengah, maupun perguruan tinggi, prinsip pendidikan kita tidak pernah berubah.

Saya berharap murid yang lulus dari sekolah dasar kita dapat melanjutkan pendidikan di sekolah menengah kita, lalu melanjutkannya lagi ke perguruan tinggi kita. Kita sangat berharap dapat membina insan berbakat bagi dunia. Semoga misi-misi Tzu Chi juga dapat menginspirasi murid-murid kita untuk bersumbangsih bagi masyarakat dan dunia. Inilah semangat misi kita. Saya berharap misi pendidikan kita dapat memperoleh pencapaian hingga selamanya.

Saya bersyukur kepada kepala sekolah, guru, dan orang tua murid yang mendukung sekolah kita. Terima kasih. Saya juga bersyukur kepada Kepala Sekolah Yang yang saat itu turut memberikan dukungan beberapa waktu. Saya sungguh sangat bersyukur. Mari kita bekerja keras bersama. Kita hendaknya selamanya mempertahankan kelebihan kita. Jika ada kekurangan sekecil apa pun, kita harus segera memperbaikinya. Inilah harapan terbesar saya.

Memberikan pendidikan berbudaya humanis dan meneruskan jiwa kebijaksanaan
Membangun tradisi yang baik dan membina insan berbakat
Membawa harapan dengan pengetahuan dan tata krama
Menjalankan misi pendidikan hingga selamanya

Ceramah Master Cheng Yen Tanggal 22 Agustus 2024
Sumber: Lentera Kehidupan – DAAI TV Indonesia
Penerjemah: Hendry, Marlina, Shinta, Janet, Graciela
Ditayangkan Tanggal 24 Agustus 2024
Semua manusia berkeinginan untuk "memiliki", padahal "memiliki" adalah sumber dari kerisauan.
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -