Ceramah Master Cheng Yen: Menjalankan Misi Tzu Chi dengan Cinta Kasih

“Apakah begini sakit?” tanya dr. Ye Tian-hao kepada seorang pasien.

“Ya,” jawab pasien tersebut.

“Begitu disentuh, dia akan sangat sakit karena kumis dan janggutnya menyatu dengan luka di sekitar mulutnya,” jelas dr. Ye Tian-hao.

“Pada awalnya, ketika kami membahas masalah ini dengannya, sebenarnya dia sangat menolak. Dia tidak suka kami membantunya membersihkan lukanya,” terang Wang Shu-min, relawan Tzu Chi.

“Kami membantunya membersihkan luka agar tubuh dan batinnya merasa lebih nyaman selama Tahun Baru Imlek,” kata dr. Ye Tian-hao.

Kita bisa melihat anggota TIMA di Kaohsiung, dr. Ye. Beliau menjadi anggota TIMA sudah lebih dari 20 tahun. Beliau adalah dokter spesialis bedah plastik. Beliau mendedikasikan diri di Tzu Chi sudah lebih dari 20 tahun. Beliau tidak pernah absen dalam bantuan internasional. Setiap kali beliau selalu mendaftarkan diri untuk ikut berpartisipasi. Beliau memiliki klinik sendiri dan pasiennya sangat banyak. Beliau dan istrinya sibuk bekerja di kliniknya. Namun, beliau menempatkan Tzu Chi pada urutan pertama dan tidak pernah absen untuk mengikuti baksos kesehatan.

 

Saat tidak ada bantuan internasional, beliau mendedikasikan diri di komunitas dan bersama insan Tzu Chi  mengadakan pengobatan keliling. Selama bertahun-tahun, inilah yang beliau lakukan. Insan Tzu Chi menjalankan misi amal, misi pelestarian lingkungan, dan misi kesehatan. Setelah menerima kasus, relawan Tzu Chi  akan terus memberi pendampingan. Relawan Tzu Chi bersumbangsih dengan cinta kasih tanpa pamrih.

Relawan Tzu Chi mempraktikkan Enam Paramita. Mereka bersedia berdana dan mempertahankan ikrar mereka. Mereka juga harus memiliki kesabaran. Relawan Tzu Chi juga membersihkan rumah penerima bantuan yang penuh aroma tidak sedap dan kotor dengan bersungguh hati. Untuk sebagian penerima bantuan yang awalnya menolak bantuan kita, para relawan terus membimbing mereka dengan lembut. Mereka yang tadinya menolak bantuan orang lain kini dipenuhi rasa syukur.

Kini, ketika melihat insan Tzu Chi, mereka bagaikan melihat saudara sendiri. Saudara mereka tidak hanya satu orang, melainkan sekelompok orang. Kini, mereka sepenuhnya bisa menerima bantuan kita. Inilah cinta kasih. Banyak orang yang menderita di dunia. Ketika melihat orang yang menderita, relawan kita akan mendekati, membantu, melindungi, dan mengasihi mereka. Inilah yang paling berharga di dunia.

 

Relawan kita melakukan perbuatan amal dengan penuh cinta kasih dan tulus serta bersumbangsih tanpa henti. Apakah relawan kita menganggapnya sebagai pekerjaan? Bukan. Relawan kita menganggapnya sebagai misi mereka. Relawan kita bersumbangsih tanpa pamrih dan memakai uang sendiri untuk memenuhi kebutuhan orang yang membutuhkan. Relawan kita memakai uang sendiri dan bersumbangsih dengan cinta kasih tanpa pamrih.

Relawan kita bersatu hati dan bergandengan tangan untuk membantu membersihkan batin dan tubuh orang yang membutuhkan serta membantu mereka membersihkan rumah agar mereka dapat memulai hidup baru. Ini sungguh tidak mudah. Setiap kali mengungkit tentang sekelompok Bodhisattva ini, saya selalu merasa mereka sangat perhatian. Mereka tidak hanya menjalankan Empat Misi Tzu Chi, tetapi juga menjalankan Delapan Jejak Dharma.

Dalam setiap misi Tzu Chi terdapat jejak langkah mereka. Setelah rumah sakit kita selesai dibangun, mereka menjadi relawan rumah sakit. Setelah sekolah kita selesai dibangun, mereka menjadi Ayah Tzu Cheng dan Ibu Yi De. Setelah Da Ai TV resmi didirikan, mereka melakukan daur ulang untuk mendukung Da Ai TV. Mereka selalu bersumbangsih tanpa pamrih. Semua yang mereka lakukan dilandasi oleh semangat misi amal. Seperti inilah mereka menjalankan Empat Misi Tzu Chi.

 

Para relawan mendukung misi amal sehingga misi amal kita dapat dijalankan di lebih dari 90 negara dan wilayah. Berkat tetes-tetes sumbangsih mereka, Empat Misi Tzu Chi dapat terwujud satu per satu, yaitu misi amal, misi kesehatan, misi pendidikan, dan misi budaya humanis. Mereka juga mendedikasikan diri menjadi relawan komunitas, memberikan bantuan internasional, dan melakukan daur ulang dengan segenap hati dan tenaga. Mereka melakukan daur ulang setiap waktu, tidak peduli siang ataupun malam. Mereka rela melakukannya dari malam hingga pagi demi menjaga kelestarian lingkungan.

Pemilahan yang mereka lakukan sangat profesional serta membutuhkan kebijaksanaan dan pengetahuan. Mereka menganggap daur ulang sebagai tugas penting dalam kehidupan mereka karena dapat melindungi Bumi. Ini sangat menyentuh. Mereka menjangkau warga di komunitas untuk memberi perhatian jangka panjang. Mereka melakukan banyak hal untuk mengemban Empat Misi Tzu Chi dan Delapan Jejak Dharma.

Melihat mereka mengemban tanggung jawab ini, saya sangat bersyukur. Rasa syukur ini tidak habis saya ungkapkan setiap hari. Saudara sekalian, Tahun Baru Imlek sudah berlalu. Sekarang saatnya kita menyambut musim semi dan menyatukan hati kita. Pada Tahun Baru Imlek ini, kita harus bersatu hati. Semua orang harus bekerja sama dengan harmonis dan kembali pada sifat hakiki yang murni dalam menyambut musim semi ini.

 

Bagai segala sesuatu di bumi yang hidup kembali pada musim semi, kita juga harus menumbuhkan tunas baru di dalam ladang batin kita dengan membangun ikrar baru. Tahun ini kita harus lebih bersatu hati dan harmonis dibanding tahun lalu dalam menjalankan misi kesehatan, misi pendidikan, misi budaya humanis, dan misi amal. Musim semi telah tiba dan segala sesuatu terlihat baru. Saya berharap setelah Tahun Baru Imlek, semua orang dapat bekerja sama dengan harmonis.

Saya berterima kasih atas kekuatan cinta kasih yang telah kalian himpun. Semoga di masa depan semua orang dapat bekerja sama dengan harmonis dan menjalankan ikrar kita agar dunia dipenuhi cinta kasih selamanya. Ini adalah rasa terima kasih dan doa saya untuk semua orang. Kita harus bersyukur atas masa lalu. Kelak, kita harus bersumbangsih dengan cinta kasih setiap hari. Terima kasih.

 

Menjalankan Empat Misi Tzu Chi dan Delapan Jejak Dharma

Menjalankan ikrar agar dunia dipenuhi cinta kasih selamanya

Menyambut musim semi dengan membangun ikrar baru

Bertekad dan berikrar untuk bekerja sama dengan harmonis

 

Ceramah Master Cheng Yen tanggal 14 Februari 2019

Sumber: Lentera Kehidupan - DAAI TV Indonesia,

Penerjemah: Hendry, Karlena, Li Lie, Marlina

Ditayangkan tanggal 16 Februari 2019

Jangan takut terlambat, yang seharusnya ditakuti adalah hanya diam di tempat.
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -