Ceramah Master Cheng Yen: Menjalankan Praktik Bodhisatwa dengan Welas Asih


“Hadir dalam Forum Pembangunan Berkelanjutan Asia-Pasifik PBB ke-12, kita memiliki tiga tujuan utama. Pertama, kita dapat berbagi secara mendalam tentang perkembangan Tzu Chi di wilayah Asia-Pasifik. Kedua, kita dapat melatih pembicara Tzu Chi dalam forum internasional. Ketiga, kita dapat melibatkan relawan muda Tzu Chi dalam forum dan aktivitas PBB,”
kata Du Jia-yi, Staf badan misi amal Tzu Chi.

“Kita mengadakan pameran dalam aktivitas PBB untuk memperkenalkan sistem suaka Tzu Chi. Sistem suaka ini diperlihatkan dalam aula konferensi. Setelah terjadi bencana, Tzu Chi dapat menyediakan barang bantuan, seperti tempat tidur lipat, partisi, selimut, dan nasi Jing Si,” kata Du Jia-yi.

“Untuk Forum Pembangunan Berkelanjutan Asia-Pasifik PBB kali ini, semula kita hanya melakukan pengajuan sebagai partisipan. Tidak disangka, mereka mengundang kita untuk bersama-sama mengadakan aktivitas ini. Dalam aktivitas ini, kita juga mengundang anggota Tzu Ching yang sangat bekerja keras menyosialisasikan vegetarisme. Tidak disangka, di antara lebih dari 200 tim di seluruh Asia-Pasifik, tim kita menonjol dan masuk lima besar,” kata Chen Si Dan, Qingxiushi Griya Jing Si.

“Kali ini, kita berkesempatan mewakili Tzu Chi untuk berpartisipasi dalam aktivitas PBB dan berbagi tentang konsep Tzu Chi dalam menyosialisasikan vegetarisme. Ini adalah salah satu aktivitas. Tentu saja, masih ada aktivitas lain. Kita semula mengajukan untuk mengikuti aktivitas ini sebagai sebuah LSM. Namun, PBB mendapati bahwa konsep kita sangat selaras dengan mereka sehingga mengundang kita untuk bekerja sama mengadakan aktivitas ini,” pungkas Chen Si Dan.


Saya sangat tersentuh dan bersyukur. Saya bersyukur atas teknologi sekarang, juga tersentuh dan bersyukur pada orang-orang. Mengenai hal-hal yang ingin saya katakan dan lakukan, saya telah mendengar dan melihat kalian melakukannya. Selain itu, kalian juga menuju arah yang benar dan menyebarkan Dharma untuk membawa manfaat bagi semua makhluk.

Tzu Chi juga memiliki kedudukan di PBB karena Tzu Chi memiliki misi amal. Misi amal menunjukkan semangat ajaran Buddha. Sesungguhnya, ajaran Buddha adalah landasan Tzu Chi. Tanpa semangat ajaran Buddha, tidak akan ada Tzu Chi yang sekarang. Tzu Chi bisa seperti sekarang juga berkat para relawan Tzu Chi. Di berbagai negara, kita memiliki banyak relawan dan banyak kantor. Semua ini terakumulasi seiring berjalannya waktu.

Ada banyak orang yang telah membentangkan jalan dengan cinta kasih. Demi Tzu Chi, mereka membentangkan Jalan Bodhisatwa. Terlebih, saat mendengar bahwa kita juga berpartisipasi dalam Sidang Komisi Status Perempuan PBB, saya sangat tersentuh. Sungguh, di dunia ini, sejak zaman dahulu hingga sekarang, kaum perempuan sering kali diremehkan. Kita berharap dapat membawa kisah kaum perempuan ke dunia internasional.

Perlu diketahui bahwa dalam ajaran Buddha, yang paling mewakili welas asih ialah Bodhisatwa Avalokitesvara. Beliau bagaikan seorang ibu yang penuh cinta kasih dan tidak tega melihat makhluk lain menderita. Jadi, kita hendaknya memiliki welas asih Bodhisatwa Avalokitesvara untuk mengasihi dan melindungi semua makhluk.

Sesungguhnya, baik laki-laki maupun perempuan, semuanya memiliki hakikat kebuddhaan dan kebijaksanaan yang setara dengan Buddha serta dapat mengasihi semua makhluk dengan welas asih Bodhisatwa Avalokitesvara. Inilah yang dibutuhkan oleh kita dan dunia ini.


Saya bisa melihat kesungguhan hati semua orang. Saya juga bisa melihat Ci Hui yang pergi ke Sierra Leone dan kemiskinan di sana. Setiap kali melihat tempat seperti itu, saya teringat akan penderitaan. Kita harus mengembangkan cinta kasih Bodhisatwa untuk bersumbangsih dan menyalurkan bantuan. Di Sierra Leone, Ci Hui beserta relawan lainnya berusaha untuk menolong warga setempat. Saya sungguh sangat bersyukur.

Namun, terhadap setiap relawan kita, di mana pun kalian berada, saya selalu bersyukur. Kita memiliki kasih sayang yang tak berujung dan cinta kasih agung yang tak terbatas. Dengan kasih sayang yang tak berujung dan cinta kasih agung yang murni, kita berusaha untuk bersumbangsih bagi orang-orang yang menderita di seluruh dunia.

Saat ini, kita sangat membutuhkan partisipasi kaum muda. Karena itu, kita hendaknya bersungguh-sungguh merekrut relawan muda. Baik kaum paruh baya maupun muda, semuanya harus kita rekrut. Kita hendaknya membimbing semua orang tanpa memandang usia.

Buddha datang ke dunia untuk membimbing semua makhluk tanpa memandang usia. Beliau membimbing semua makhluk untuk membangkitkan niat baik. Tidak peduli apa keyakinan orang-orang, kita harus bersumbangsih bagi orang yang menderita dan membimbing mereka. Jika kita tidak menggenggam kesempatan untuk mendidik anak-anak, tempat itu akan selamanya dilanda penderitaan.


Kita membina anak-anak setempat, mendampingi mereka tumbuh besar, mendidik mereka, dan mendukung mereka memahami arah yang baik. Di masa mendatang, merekalah yang akan mendampingi kita menjangkau orang yang membutuhkan di negara mereka. Kini, kita yang membimbing mereka. Kelak, mereka yang akan mendampingi kita untuk bersumbangsih di negara mereka. Demikianlah waktu berlalu dan generasi berganti.

Kini, kita mengasihi mereka dengan tulus. Intinya, kita harus membimbing anak-anak setempat terlebih dahulu. Ini membutuhkan pendampingan yang penuh cinta kasih dan edukasi yang tulus. Semua ini membutuhkan waktu. Kita harus membangkitkan kasih sayang tak berujung dan cinta kasih tak terbatas mereka, membantu mereka menerima pendidikan, dan mendampingi mereka agar mereka memiliki harapan masa depan. Saat ini, mari kita menggenggam waktu untuk melakukannya.

Saya bersyukur kepada Bodhisatwa sekalian, termasuk yang terhubung secara daring. Kita semua yakin bahwa menyosialisasikan vegetarisme sangatlah penting. Dengan mengimbau orang-orang untuk bervegetaris, barulah kita dapat menyucikan udara, bumi, dan hati manusia. Kita tidak bisa menghentikan sesuatu yang akan terjadi. Yang bisa kita lakukan hanyalah bersungguh hati menyosialisasikan vegetarisme agar orang-orang dapat mengasihi kehidupan. Inilah arah untuk mengasihi dan melindungi semua makhluk.

Menyebarkan Dharma untuk membawa manfaat bagi semua makhluk
Menjalankan praktik Bodhisatwa dengan welas asih
Kasih sayang tak berujung dan cinta kasih tak terbatas diwariskan dari generasi ke generasi
Bervegetaris untuk menyucikan hati dan mengubah masa depan

Ceramah Master Cheng Yen Tanggal 17 Februari 2025
Sumber: Lentera Kehidupan – DAAI TV Indonesia
Penerjemah: Hendry, Marlina, Shinta, Janet, Graciela
Ditayangkan Tanggal 19 Februari 2025
Mendedikasikan jiwa, waktu, tenaga, dan kebijaksanaan semuanya disebut berdana.
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -