Ceramah Master Cheng Yen: Menjalankan Praktik Bodhisatwa di Dunia dengan Hati Buddha



Selama setahun lebih ini, saya merasa khawatir setiap hari. Setiap hari, saya mengikuti rapat dengan rumah sakit kita untuk mendengar laporan tentang bagaimana para staf rumah sakit kita berusaha untuk meredam penyebaran wabah.

Saat ini, yang paling bersusah payah adalah para staf di RS Tzu Chi Taipei. Berhubung menghadapi virus yang tidak bisa dilihat ataupun diraba, mereka harus menjalankan protokol kesehatan dengan ketat dan mengembangkan cinta kasih.

Selain menghibur dan menyemangati satu sama lain, mereka juga harus melakukan upaya pencegahan dengan hati-hati dan mengembangkan cinta kasih. Mereka melindungi kesehatan dan kehidupan dengan cinta kasih. Demikianlah semangat mereka.

Para staf di RS Tzu Chi Taipei selalu sangat waspada setiap hari. Seluruh staf medis dan administrasi kita bekerja sama dengan harmonis. Mereka juga saling memperhatikan dengan penuh kehangatan. Mereka bersumbangsih dengan sukarela.

Lihatlah, sebagian staf kita sudah beberapa hari tidak pulang ke rumah. Mereka tidak takut bekerja keras. Sepanjang hari, mereka harus mengenakan berlapis-lapis alat pelindung diri. Berhubung pendingin udara tidak boleh dinyalakan, mereka pun bermandi keringat.

Pendingin udara di ambulans juga tidak boleh dinyalakan. Para sopir ambulans juga mengenakan alat pelindung diri. Jadi, mereka merasa sangat panas,” kata Qi Meng-guang Praktisi perawat.

“Secara keseluruhan, kami mengenakan alat pelindung diri sekitar 4,5 hingga 5 jam, termasuk masker N95. Itu sungguh sangat tidak nyaman. Hidung dan telinga kami sakit sekali,” kata Huang Rui-ling Kepala pusat cuci darah.


Selain merasa pengap dan panas, mereka juga tidak bisa minum air karena seluruh tubuh mereka ditutupi, termasuk wajah dan kepala mereka. Sulit bagi mereka untuk minum air. Mereka juga tidak berani meminum banyak air karena tidak leluasa bagi mereka untuk pergi ke kamar kecil. Mereka sangat bersusah payah.

Pada saat seperti ini, setiap orang hendaklah bersikap penuh perhatian dan membangkitkan rasa empati. Kita harus menyemangati dan memuji para dokter dan perawat yang menjalankan praktik Bodhisatwa di dunia dengan hati Buddha. Kita hendaknya menghormati mereka, memahami jerih payah mereka, dan menyemangati mereka.

Para staf RS Tzu Chi Taipei bukan hanya menjaga bagian dalam rumah sakit dan lingkungan sekitarnya, tetapi juga pergi ke hotel karantina yang ditunjuk oleh pemerintah. Ada lebih dari seratus pasien positif COVID-19 bergejala ringan yang dikarantina di hotel tersebut.

Para staf RS Tzu Chi Taipei juga pergi ke sana untuk merawat dan memperhatikan pasien. Kita bisa melihat di gedung-gedung, ada tempelan kertas di jendela yang bertuliskan "kalian sudah bekerja keras".

Tidak disangka, pada hari kedua, kami melihat tempelan kertas bertuliskan "kalian sudah bekerja keras". Kami sungguh sangat terharu. Saya juga berbagi dengan pemimpin hotel tentang hal ini. Beliau juga berkata bahwa kita harus berjuang melawan pandemi ini dengan cinta kasih,” kata Xu Rong-yuan Wakil kepala RS Tzu Chi Taipei.


Kita bisa melihat semua orang bersungguh hati bersumbangsih dan menyosialisasikan vegetarisme. Saya juga bersyukur kepada para koki di hotel ini yang bersedia bekerja sama dengan kita.

Demi meningkatkan imunitas pasien, kami berbagi dengan para koki tentang bahan masakan yang kaya akan protein. Kami berharap kebutuhan protein pasien terpenuhi dengan protein berkualitas tinggi,” kata Li Ying-ying Ahli gizi RS Tzu Chi Taipei.

“Melihat para tenaga medis begitu bekerja keras, CEO dan pemimpin hotel kami juga merasa bahwa semua orang berusaha untuk membantu. Saya juga memiliki anggota keluarga lanjut usia. Karena itu, saya memperlakukan para pasien lansia seperti keluarga saya sendiri,” kata Kakak Zhong Koki eksekutif.

Inilah cinta kasih.

Di Taipei, ada sekelompok komisaris kehormatan dan istri pengusaha yang turut menyosialisasikan vegetarisme. Akibat pandemi, kini restoran agak sepi. Mereka merasa bahwa restoran pasti juga mengalami kesulitan. Karena itu, mereka memesan nasi kotak vegetaris dari restoran untuk dibagikan ke rumah sakit.

Para komisaris kehormatan kita ini telah menciptakan pahala yang tak terhingga. Bayangkanlah, untuk menyiapkan 500 porsi nasi kotak nonvegetaris, dibutuhkan 38 ekor ayam atau seekor babi. Jika yang disediakan adalah nasi kotak vegetaris, berapa banyak nyawa yang terselamatkan?

Singkat kata, kita bukan hanya menolong sesama manusia, tetap juga menyelamatkan nyawa banyak hewan.

Dengan bervegetaris, kita dapat menyelamatkan nyawa banyak hewan setiap hari. Jadi, jika setiap orang dapat bervegetaris, hewan yang terselamatkan akan semakin banyak. Pahala ini sungguh tak terhingga.


Bodhisatwa sekalian, saya berharap setiap orang dapat yakin akan hal ini. Selain itu, dengan berkurangnya hewan yang disembelih, pencemaran bumi dan udara juga akan berkurang. Kalian harus menggunakan kebijaksanaan untuk menganalisis mengapa saya terus berkata demikian.

Pikirkanlah, jika hewan-hewan tidak disembelih untuk dikonsumsi, orang-orang tidak akan terus menernakkan hewan. Dengan demikian, pencemaran bumi dan udara akan berkurang. Saat udara dan bumi terbebas dari pencemaran, kesehatan kita juga akan terjaga.

Orang-orang memandang penting hidup dan matinya manusia. Jika seseorang membawa manfaat bagi dunia saat masih hidup, saat dia meninggal dunia, orang-orang akan merasa kehilangan dan merindukannya. Namun, bagaimana dengan kematian hewan? Orang-orang bersikap masa bodoh. Ini sungguh tidak adil.

Buddha mengajari kita untuk memandang semua makhluk secara setara. Namun, orang-orang tidak bisa melakukannya. Orang-orang bisa mengasihi sesama manusia, tetapi tak bisa hidup berdampingan dengan hewan. Karena itulah, sulit untuk mewujudkan dunia yang tenteram. Jika setiap orang dapat bertekad untuk hidup berdampingan dengan hewan, dunia ini akan aman dan tenteram.

Intinya, kita harus bersumbangsih dengan cinta kasih serta tulus bertekad dan berikrar untuk bervegetaris agar ketulusan kita dapat menjangkau para Buddha dan Bodhisatwa. Kita semua harus yakin akan hal ini.    

Tenaga medis berkontribusi tanpa pamrih
Menjalankan praktik Bodhisatwa di dunia dengan hati Buddha
Menciptakan pahala yang tak terhingga dengan bervegetaris dan menyosialisasikan vegetarisme
Menyelamatkan nyawa hewan-hewan demi ketenteraman dunia

Ceramah Master Cheng Yen tanggal 11 Juni 2021
Sumber: Lentera Kehidupan - DAAI TV Indonesia,
Penerjemah: Hendry, Karlena, Marlina
Ditayangkan tanggal 13 Juni 2021
Saat membantu orang lain, yang paling banyak memperoleh keuntungan abadi adalah diri kita sendiri.
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -