Ceramah Master Cheng Yen: Menjalin Jodoh Baik Secara Luas dan Memupuk Berkah


Dalam 1 tahun, ada musim semi, musim panas, musim gugur, dan musim dingin. Saat ini, kita akan menyambut datangnya musim semi. Hari demi hari terus berlalu, sudah banyak waktu yang kita lewati. Saat kita menghitung detik, hidup kita terus berlalu bagai bunyi detik jam yang berjalan. Kita harus tahu bahwa pada setiap suara detik jam yang terdengar, waktu 1 detik telah berlalu. Dalam 1 hari, ada 86.400 detik yang berlalu dengan sangat cepat. Namun, hendaknya kita bersyukur karena pada setiap detik yang terlewati, kita masih memiliki tubuh yang sehat dan masih memiliki kehidupan yang damai.

Dalam kehidupan yang aman dan damai, segala sesuatu di dunia juga berlalu seiring berjalannya waktu. Kehidupan terus berlalu seiring berjalannya setiap detik. Untuk menjadikannya abadi, kita harus menggenggam setiap momen.

Saya teringat tepat hari ini di tahun 1969, di Wihara Pu Ming, Tzu Chi mengadakan pembagian bantuan musim dingin dan jamuan makan. Saat itu adalah tahun pertama kami. Setelah itu, kita mengadakan jamuan makan setiap tahun agar setiap lansia yang kita bantu dapat datang ke keluarga besar ini dan duduk bersama untuk makan. Meski tidak mengenal satu sama lain, ketika datang ke sini dan makan bersama, semuanya akan saling mengenal.

Kehidupan ini tak lepas dari jalinan jodoh. Dengan adanya jalinan kasih, mereka akan terus berinteraksi satu sama lain. Dengan tetap bertemu dan berinteraksi, ini menjadi hal yang baik. Dengan menjalin banyak jodoh baik dan saling menyemangati, teciptalah jalinan jodoh yang baik.


Bodhisatwa sekalian, saya sangat berharap semua orang dapat menjalin jodoh baik setiap hari. Terlebih lagi, jangan lupa bahwa saya memanggil kalian dengan sebutan "Bodhisatwa".

Saat ini, kita dapat melihat bahwa semua ladang pelatihan Tzu Chi sangatlah meriah dan penuh ketulusan. Setiap kantor Tzu Chi mengadakan jamuan makan. Jamuan makan Tahun Baru ini diperuntukkan bagi penerima bantuan Tzu Chi. Mereka telah mengalami banyak kesulitan. Insan Tzu Chi membangkitkan cinta kasih dan tidak sampai hati melihat penderitaan mereka sehingga membantu dengan penuh ketulusan dan perhatian.

Ketulusan membawa kita menyatu dengan Buddha sehingga Buddha hadir dalam hati kita. Hendaknya kita mengembangkan ketulusan sehingga para Buddha dan Bodhisatwa masuk ke dalam hati kita. Jika kita memiliki pikiran seperti ini, para Buddha dan Bodhisatwa akan selalu ada dalam hati kita. Jika kita memiliki hati Buddha dan hati Bodhisatwa, secara alami kita akan memiliki ketulusan terhadap semua makhluk. Ketika semua makhluk bersukacita, Buddha akan turut bersukacita. Oleh karena kita bertemu dengan banyak makhluk yang menderita, cinta kasih kita terbangkitkan dan membawa kehangatan bagi mereka.


Banyak penerima bantuan Tzu Chi yang merespons semangat celengan bambu dan mendonasikan isi celengan mereka setiap bulannya. Pada momen Tahun Baru Imlek ini, mereka juga datang membawanya. Meski koin yang mereka tuangkan tidak banyak, ingatlah tetes demi tetes air dapat membentuk sungai. Saat koin-koin itu dikumpulkan, itu menjadi bagaikan tetesan air yang membentuk sungai yang dapat menyuburkan tanah. Air sungai dapat melembapkan tanah yang kering.

Saya ingin mengucapkan terima kasih atas dukungan semua orang selama puluhan tahun ini. Tanpa adanya dukungan dari banyak orang, tidak akan ada Tzu Chi hari ini. Jika tidak ada Tzu Chi, tidak akan ada himpunan Bodhisatwa. Tanpa adanya Bodhisatwa, tidak ada jalan yang terbentang dan bisa dilalui. Hendaknya kita membuka jalan bagi orang-orang. Inilah yang disebut dengan Bodhisatwa.

Jika Bodhisatwa tidak membentangkan jalan, berarti dia hanya menjadi orang yang lewat. Jadi, ketika Bodhisatwa membuka jalan, ini disebut dengan menabur benih. Benih itu akan bertumbuh menjadi buah. Inilah yang disebut menciptakan berkah.

Kita akan menuai apa yang kita tabur. Hendaknya kita memupuk berkah demi kehidupan mendatang. Dengan banyak menciptakan berkah dalam kehidupan ini, kita akan menghimpun energi berkah yang dapat membuat empat unsur alam kembali selaras dan bencana lenyap. Jadi, hendaknya kita terus membagikan tentang ajaran bajik dan menggalakkan vegetarisme.


Dengan mengonsumsi makanan vegetaris, kita telah mengurangi karma pembunuhan. Sesungguhnya, karma buruk dan pencemaran berasal dari mulut kita. Selain bertutur kata yang tidak baik, manusia juga mengonsumsi daging makhluk hidup. Dalam kehidupan ini, jika manusia tidak mengonsumsi daging, tidak akan ada yang membunuh hewan. Jika kita dapat menggalakkan vegetarisme, polusi akan berkurang dan kita dapat melindungi Bumi.

Apa yang keluar dari mulut kita adalah kata-kata; apa yang masuk ke mulut kita adalah makanan. Kita hanya memiliki 1 mulut. Jadi, hendaknya ktia menggunakannya dengan baik, yaitu dengan menyebarkan Dharma dan membimbing orang-orang ke arah kebajikan. Inilah pahala.

Ada banyak prinsip kebenaran yang tak habis untuk dibicarakan. Saya terus mengulangnya agar semua orang mendengarnya dengan jelas dan mengingatnya. Apakah semuanya mengerti? (Mengerti.) Baik, terima kasih.

Atas waktu yang sudah berlalu, kita hendaknya bersyukur. Untuk masa depan, kita hendaknya bertekad untuk lebih banyak melakukan kebajikan demi memupuk berkah. Dengan demikian, kita dapat memperoleh buahnya. Saya mendoakan semuanya agar senantiasa memupuk berkah dan memiliki tubuh yang sehat selalu. Hendaknya kita menciptakan berkah dan membawa manfaat bagi semua makhluk. Inilah harapan saya terhadap kalian. Saya mendoakan semuanya dengan tulus.  

Semua hal di dunia berlalu seiring berjalannya waktu
Genggamlah setiap detik untuk mengukir keabadian
Bodhisatwa berhimpun membawa kehangatan di musim yang dingin
Menjalin jodoh baik secara luas dan memupuk berkah

Ceramah Master Cheng Yen Tanggal 09 Februari 2024
Sumber: Lentera Kehidupan – DAAI TV Indonesia
Penerjemah: Hendry, Marlina, Shinta, Janet
Ditayangkan Tanggal 11 Februari 2024
Kendala dalam mengatasi suatu permasalahan biasanya terletak pada "manusianya", bukan pada "masalahnya".
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -