Ceramah Master Cheng Yen: Menjalin Jodoh dengan Dharma dan Menginspirasi Tanpa Batas


“Saya bergabung dengan Tzu Chi pada usia 32 tahun. Saya menjalankan misi bersama relawan lainnya dan terus mengikuti jejak Master. Suatu ketika, seorang relawan berkata pada saya, ‘Tidak ada yang membimbing Tzu Ching. Mari kita emban tanggung jawab ini.’ Dengan penuh ketulusan, para bibi dan paman Tzu Chi membimbing Tzu Ching. Akhirnya, para anggota Tzu Chi berkembang dan menjadi fungsionaris di wilayah Taoyuan,”
kata Cai Ri-san, relawan Tzu Chi.

Pada tahun 1992, keluarga saya yang awalnya hidup dengan stabil mengalami kesulitan ekonomi hingga terlilit utang. Kebetulan, pada tahun itu, Kantor Perwakilan Tzu Chi Zhongli baru saja didirikan. Di sana sering diadakan seminar dan jamuan teh di aula Buddha. Suatu akhir pekan, saya menghadiri jamuan teh di sana. Saat baru saja melangkah masuk aula Buddha, Master De Rang, yang saat itu belum menjadi bhiksuni, menghampiri saya sambil membawa setumpuk Kata Renungan Jing Si dan mempersilakan saya mengambil satu,” kata Liu Xiu-ying, relawan Tzu Chi.

“Saya mendapatkan kalimat, ‘Pencapaian terbesar dalam hidup adalah bangkit dari kegagalan.’ Kalimat ini terus menemani saya dan memberi saya semangat di saat-saat sulit. Ketika bertemu teman-teman yang mengalami hal serupa, saya menggunakan kalimat ini untuk menyemangati mereka,” pungkas Liu Xiu-ying.

Setiap kali datang ke sini, saya selalu mendengar laporan dari setiap orang. Semuanya adalah ajaran yang benar. Ketika seseorang berbicara, orang lain mendengar, dan semuanya saling menginspirasi. Hanya kisah-kisah yang baiklah yang disampaikan. Oleh karena itu, ajaran baik yang dibagikan harus kita pelajari bersama. Jika orang lain bisa melakukannya, tentu saya juga bisa melakukannya. Tidak ada hal yang tidak dapat kita lakukan.


“Hal yang paling saya syukuri ialah kehadiran Kakak Yang Li-ru yang setia mendampingi dan membimbing saya untuk menjadi pembawa acara. Saya sangat terharu karena beliau mengajari saya dengan sangat teliti. Beliau membagikan seluruh pengalamannya selama bertahun-tahun sebagai pembawa acara dan membimbing saya dalam menyukseskan acara Pemberkahan Akhir Tahun. Saya sangat berterima kasih kepadanya,”
kata Yang Yu-xin, relawan Tzu Chi.

“Selama proses acara ini, saya merasa sangat tersentuh. Melalui suara saya, saya dapat menyampaikan pesan dari semua relawan wilayah 1 kepada Master. Dari kehidupan ke kehidupan, kami bertekad untuk mengikuti jejak Master dan melakukan apa yang Master ingin lakukan,” pungkas Yang Yu-xin.

Saya merasa bersyukur karena relawan di Taoyuan selalu bersatu hati. Setiap kali saya datang, saya dapat mengabsen satu demi satu relawan senior. Tentu saja, kadang ada yang sudah tiada. Ketika itu terjadi, saya merasa tidak rela dan selalu berpikir, "Mereka seharusnya datang. Ketika terlahir kembali, mereka pasti masih memiliki semangat Bodhisatwa dan tetap menjadi bagian dari keluarga Tzu Chi."

Saya sering berkata bahwa jangan pernah meremehkan para Bodhisatwa yang pernah berjalan bersama kita di masa lalu. Saat ini, kita harus lebih menghargai kebersamaan ini. Jika kita bertemu dengan anak-anak, hendaknya kita mengasihi mereka. Mungkin di kehidupan sebelumnya, mereka pernah mengasihi kita dan kita juga pernah mengasihi mereka. Saat ini, hendaknya kita mengasihi dan menerima anak-anak ini.

Jika ada orang tua muda yang membawa anaknya, sementara mereka sendiri belum mengenal Tzu Chi, apa jalinan jodoh yang membuat mereka membawa anaknya untuk diperkenalkan kepada kita? Ini menunjukkan bahwa anak tersebutlah yang membawa orang tuanya untuk masuk ke dalam lingkungan Tzu Chi. Oleh karena itu, hendaknya kita mengasihi Bodhisatwa yang baru datang. Mereka adalah orang-orang yang memiliki jalinan jodoh dengan kita di masa lalu. Jalinan jodoh anak tersebut telah membawa orang tuanya untuk bertemu dengan Tzu Chi. Jadi, kita harus membimbing orang tua anak tersebut.

 

Meski zaman ini disebut dengan era kemunduran Dharma, segala sesuatu dipelopori oleh pikiran kita sendiri. "Kemunduran" sebenarnya adalah saat untuk memulai kembali. Di masa ini, ajaran Buddha tidak boleh menghilang dari dunia. Kita harus selalu mengingatkan diri sendiri dan terus membangkitkan tekad. Sekarang adalah waktunya untuk memulai kembali dari awal.

Ajaran Buddha hendaknya meresap ke dalam kehidupan masyarakat. Ketika melihat penderitaan di dunia, kita harus bergerak untuk membantu. Inilah saatnya kita untuk menyebarkan Dharma, bertindak, dan terus membimbing orang lain. Saat ini adalah era kemunduran Dharma. Hendaknya kita membangun dan memulai penyebaran Dharma kembali. Oleh karena itu, kita perlu saling menginspirasi dan berjalan bersama.

Selain itu, kita juga perlu membuka dan membentangkan jalan agar semua orang memiliki jalan untuk dilalui. Jika kita berpikir seperti ini, saya akan merasa bahwa sepanjang hidup ini sangatlah bernilai. Di mana letak nilai itu? Nilai itu terlihat pada banyaknya orang yang menjalin jodoh dengan saya. Inilah jalinan jodoh bajik yang terbentuk karena Dharma. Bukan hanya saya, kalian juga dapat meneruskan jalinan jodoh di tempat ini. Kita harus memanfaatkan jalinan jodoh ini. Ketika ada makhluk yang menderita mereka mematangkan kesempatan kita untuk membantu mereka.

Saya sering berkata kepada semuanya bahwa ketika kita bersumbangsih tanpa pamrih, kita juga harus berterima kasih kepada orang yang kita bantu. Kita telah membangkitkan tekad untuk menapaki Jalan Bodhisatwa. Namun, tanpa adanya orang yang menderita, bagaimana kita bisa menapaki Jalan Bodhisatwa? Justru karena adanya orang yang menderita, barulah kita memiliki kesempatan untuk membantu. Oleh karena itu, kita harus berterima kasih kepada orang yang kita bantu.


Saudara sekalian, setelah mendengarkan ajaran Buddha, kita harus menyebarkannya. Hendaknya kita mendengarkan Dharma, menyebarkan, dan membimbing semua makhluk. Sejujurnya, ketika saya datang kali ini, tubuh saya menunjukkan tanda-tanda penuaan dan kesehatan saya menurun. Oleh karena itu, hendaknya kalian mengingatkan diri sendiri untuk menggenggam jalinan jodoh dengan baik. Semuanya harus memiliki arah yang sama, yaitu mendengarkan Dharma, memahaminya, dan menjalankannya.

Jalan Bodhisatwa hanya bisa diwujudkan dengan praktik Dharma. Apa pun ajaran yang kalian dengar, hendaknya diterapkan dalam tindakan nyata. Saya percaya bahwa insan Tzu Chi di dunia akan terjun ke tengah masyarakat dan menapaki Jalan Bodhisatwa. Ini adalah hal yang sangat sederhana. Jadi, hendaknya semuanya senantiasa sepenuh hati. Hendaknya kalian mewakili saya untuk merawat saudara se-Dharma.

Saat ini, perangkat seluler sangat memudahkan kita. Setelah saya meninggalkan tempat ini, kalian dapat menghubungi saudara se-Dharma dan berkata, "Master datang ke sini dan menanyakan kabar Anda. Anda harus menjaga diri dengan baik. Jangan mundur dari Jalan Tzu Chi. Ketika kita ingin mengunjungi penerima bantuan, apakah Anda ingin ikut bersama saya?"

Manusia memerlukan semangat dan ajakan dari orang lain. Hendaknya kalian mewakili saya untuk menyemangati mereka. Apakah kalian mengerti? (Mengerti.) Baik. Terima kasih. Hendaknya kekuatan cinta kasih Bodhisatwa dapat terhimpun dalam kesatuan dan keharmonisan. Terima kasih.

Menginspirasi semua makhluk dengan semangat Bodhisatwa
Menginventarisasi kehidupan dan menjalin jodoh baik
Mendengarkan Dharma dan menyebarkan ajaran benar
Terjun ke tengah masyarakat dan mencurahkan perhatian kepada saudara se-Dharma

Ceramah Master Cheng Yen Tanggal 18 Februari 2025
Sumber: Lentera Kehidupan – DAAI TV Indonesia
Penerjemah: Hendry, Marlina, Shinta, Janet, Graciela
Ditayangkan Tanggal 20 Februari 2025
Dengan keyakinan, keuletan, dan keberanian, tidak ada yang tidak berhasil dilakukan di dunia ini.
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -