Ceramah Master Cheng Yen: Menjalin Jodoh untuk Berjalan di Jalan Bodhisatwa
Setiap kali melihat insan Tzu Chi dari luar negeri kembali ke Taiwan, saya merasa gembira. Dari lubuk hati terdalam, saya berterima kasih kepada para relawan di Taiwan. Tzu Chi sudah berusia 50 tahun. Para relawan di Taiwan telah sangat membantu saya sejak dahulu hingga kini. Kekuatan yang Tzu Chi miliki tidak hanya berasal dari satu atau segelintir orang yang mendonasikan banyak materi. Tidak. Kekuatan ini berasal dari banyak orang yang menghimpun sedikit demi sedikit sumbangsih dalam jangka waktu yang panjang hingga Tzu Chi dapat menginjak usia ke-50. Saya sungguh bersyukur.
Kali ini, ada lebih dari 600 peserta yang datang dari 12 negara untuk mengikuti kamp, sedangkan anggota panitia dari Taichung yang bertanggung jawab dalam kamp kali ini berjumlah 500 orang lebih. Saya percaya tali kasih di antara kita semua telah terjalin erat. Meski dahulu kita tidak saling kenal, tetapi berkat adanya keluarga besar Tzu Chi, kini kita bisa berkumpul bersama. Kita harus menghargai jalinan jodoh ini. Bagi para peserta dari 12 negara, semoga kalian semua dapat saling menjalin jodoh.
Tzu Chi adalah organisasi internasional. Di seluruh dunia, ada banyak orang yang menderita. Makhluk yang menderita adalah sasaran aktivitas para Bodhisatwa. Kita berasal dari berbagai negara. Setiap orang pada dasarnya memiliki cinta kasih. Buddha selalu mengajarkan kepada kita untuk membangkitkan cinta kasih semua orang.
Saya, Anda, dan dia sangatlah beruntung. Kita tinggal di negara yang cukup sejahtera dan damai sehingga kita dapat hidup dengan aman dan tenteram serta dapat mengembangkan usaha dengan mantap. Dapat mengembangkan usaha dengan stabil dan aman berarti kalian semua sangat beruntung. Meski demikian kita hendaknya juga melihat daerah-daerah yang penuh penderitaan.
Banyak bencana akibat ulah manusia terjadi di Timur Tengah. Gelombang pengungsi dari Suriah telah membawa pengaruh bagi negara-negara Eropa. Sebagian pengungsi pergi menuju Turki dan berhasil mencapai Istanbul. Sebagian dari mereka adalah dokter, pengacara, profesor, atau pengusaha di Suriah. Mulanya, kondisi ekonomi mereka sangat baik, tetapi kini mereka menjadi pengungsi.
Meskipun para pengungsi ini ingin mencari kerja, tetapi orang-orang di Turki kurang bersedia mempekerjakan orang dewasa. Mereka lebih bersedia mempekerjakan anak-anak yang berusia 6 tahun, 7 tahun, 8 tahun, 9 tahun, 10 tahun, atau maksimal 11 tahun. Anak seusia itu harus mulai bekerja untuk menyokong keluarga. Mendengarnya, saya merasa sangat sedih.
Bagi anak-anak yang beruntung, di usia 11 tahun pun mereka masih bermanja di pelukan orang tua. Para orang tua juga sangat mengkhawatirkan mereka, takut mereka tidak cukup gizi, khawatir mereka tidak cukup kenyang, bahkan sampai harus menyuapi mereka. Begitulah anak-anak yang beruntung. Kita harus memperlihatkan kepada anak-anak ini tayangan tentang kondisi anak-anak pengungsi yang cepat dewasa akibat kondisi yang sulit. Anak berusia 11 tahun sudah harus bekerja untuk menyokong keluarga. Mendengarnya, hati saya sangat sakit.
Saya pun berpesan kepada para relawan di Turki agar berkoordinasi dengan wali kota setempat untuk menyediakan pendidikan formal bagi anak-anak tersebut agar mereka dapat menamatkan sekolah dasar, sekolah menengah pertama dan sekolah menengah atas sehingga dapat memiliki ijazah dan berkesempatan untuk masuk perguruan tinggi kelak.
Saya berharap lewat bantuan pendidikan ini, insan Tzu Chi dapat memberi kehangatan bagi mereka. Selain tidak tega terhadap anak-anak itu, tujuan saya adalah agar hati mereka dapat kembali pada kemurnian dan bebas dari kebencian. Saya berharap di dalam hati anak-anak itu tidak ada rasa dendam dan kebencian. Sebaliknya, saya berharap mereka dapat membangkitkan cinta kasih.
Saya percaya Relawan Hu dari Turki juga telah berbagi tentang hal ini kepada kalian. Anak-anak ini juga bisa mengulurkan cinta kasih untuk membantu korban bencana gempa di Tainan. Kali ini, dalam bencana topan di Taimali, Taitung, mereka juga turut memberikan cinta kasih. Melihatnya, saya merasa tenang. Kebencian telah lenyap dari hati anak-anak itu. Yang mereka rasakan saat ini adalah cinta kasih dari seluruh dunia. Benih-benih cinta kasih telah tertanam di dalam batin mereka. Saya merasa tenang.
Saya sangat berterima kasih atas dukungan dari semua orang terhadap misi bantuan bencana internasional kita. Karena hidup dalam kondisi yang tenteram, barulah kita bisa menolong orang lain. Dengan lebih banyak bersumbangsih, berarti kita telah mendoakan diri sendiri. Jadi, Saudara sekalian, saya sangat berterima kasih kepada kalian semua. Meski datang dari jauh, kalian telah bertekad untuk mendukung Tzu Chi.
Semoga dengan adanya pertemuan singkat kali ini, jalinan jodoh kalian dengan Tzu Chi bisa bertahan lama. Bisa? (Bisa) Terlebih lagi, kita hendaknya menjalin jodoh untuk dapat selamanya bersama-sama berjalan di Jalan Bodhisattva. Bisa? (Bisa) Apakah kalian memiliki keyakinan untuk ini? (Punya) Baiklah. Kalau begitu, saya dengan tulus mendoakan kalian. Semoga kalian semua dapat menjadi benih yang berkembang menjadi tak terhingga. Satu menjadi tak terhingga, tak terhingga bermula dari satu, Ini adalah semangat di dalam Sutra Makna Tanpa Batas dan esensi dari Sutra Bunga Teratai.
Setelah pulang ke negara masing-masing, kalian bisa meneruskan jalinan jodoh ini dengan mengikuti ceramah pagi. Usahakanlah untuk lebih banyak mendengar Dharma. Program Sanubari Teduh juga sudah diterjemahkan ke dalam berbagai bahasa, terutama bahasa Inggris. Kalian juga bisa menyaksikan Da Ai TV untuk dapat mendengar ceramah saya. Bukankah kalian ingin mengikuti saya dari kehidupan ke kehidupan? Jika ya, maka kalian harus menyaksikan Da Ai TV dan berbuat kebajikan. Inilah tekad kita bersama. Bisa? (Bisa) Kalau begitu, saya dengan tulus mendoakan kalian. Terima kasih, doa saya menyertai kalian semua.
Menghargai ketenteraman yang dimiliki dan kembali menciptakan berkah
Membawa kehangatan bagi para pengungsi
Melenyapkan kebencian dan menyebarkan benih cinta kasih
Menjalin jodoh abadi di Jalan Bodhisatwa
Ceramah Master Cheng Yen tanggal 18 September 2016
Sumber: Lentera Kehidupan- DAAI TV Indonesia, Penerjemah: Hendry, Karlena, Marlina
Ditayangkan tanggal 20 September 2016