Ceramah Master Cheng Yen: Menjangkau Warga dan Memulihkan Lokasi Bencana

Kita datang untuk mencurahkan perhatian kepada para korban bencana. Kita berharap sendi kehidupan mereka dapat segera pulih seperti sediakala. Kita berharap dapat menjalankan program bantuan lewat pemberian upah di lokasi bencana di Taimali. Saya sangat berterima kasih kepada insan Tzu Chi Hualien yang sejak dua hari lalu bekerja sama dengan insan Tzu Chi Taitung. Saya juga berterima kasih kepada ketua pelaksana kita yang memimpin staf misi kesehatan menuju lokasi bencana. Para staf Tzu Chi juga pergi bersama mereka. Mereka membagi diri ke dalam lebih dari 30 kelompok untuk memberikan bantuan.

Kemarin, insan Tzu Chi Taipei juga naik kereta api menuju lokasi bencana. Kali ini, Administrasi Kereta Api Taiwan memberikan tumpangan gratis bagi relawan yang ingin menyalurkan bantuan. Bukan hanya bagi relawan Tzu Chi, tetapi juga relawan lainnya. Asalkan ingin pergi ke Taitung untuk membantu, semua orang boleh naik kereta api secara gratis. Insan Tzu Chi dari wilayah utara, tengah, dan selatan Taiwan, semuanya menuju wilayah timur untuk membantu.

Insan Tzu Chi dari wilayah selatan Taiwan juga bergerak untuk memberikan bantuan. Pemandangan ini sungguh penuh kehangatan. Beruntung, kali ini tidak terjadi tanah longsor sehingga kita tidak perlu membersihkan lumpur dan reruntuhan. Namun, yang paling dibutuhkan adalah tukang kayu, tukang ledeng, teknisi listrik, dan alat berat. Kali ini, kita bisa melihat orang-orang di seluruh Taiwan memberikan bantuan dengan penuh cinta kasih. Ini sungguh penuh kehangatan.

Ini mengingatkan saya akan terjangan Topan Morakot di wilayah selatan Taiwan pada tahun 2009. Insan Tzu Chi di wilayah utara dan tengah Taiwan seharusnya masih mengingatnya. Selama 7 hingga 8 hari, setiap pagi, relawan biru putih dan abu-abu putih berkumpul di stasiun kereta api dengan sangat tertib. Saat itu, kereta berkecepatan tinggi baru mulai beroperasi. Kita sangat bersyukur saat itu, mereka juga memberikan tumpangan gratis. Saya juga teringat akan alat-alat berat dari wilayah utara, tengah, dan selatan Taiwan yang diangkut dengan truk lewat jalan tol. Kita bisa melihat kibaran bendera Tzu Chi di barisan panjang truk yang melaju di jalan tol dengan tertib. Saat itu, kita juga menggerakkan insan Tzu Chi di seluruh Taiwan.

Tim medis kita juga memberikan bantuan pada saat itu. Para kepala RS dan dokter dari beberapa rumah sakit kita membawa paket obat-obatan dan mencurahkan perhatian dari rumah ke rumah. Kita juga memberikan pelayanan medis di lokasi tertentu. Saat itu, banyak insan Tzu Chi yang bergerak untuk memberikan bantuan. Kali ini, kita bisa melihat pemerintah Taiwan, dari Taipei, Tainan, hingga Pingtung, semuanya mengerahkan kekuatan besar untuk menyalurkan bantuan bencana. Ada pula relawan yang merupakan teknisi sehingga dapat membantu memperbaiki instalasi air dan listrik. Saya sangat gembira melihatnya. Warga Taiwan telah mengembangkan kekuatan cinta kasih. Ini sungguh sangat menyentuh. Benih cinta kasih harus terus ditaburkan.

Tzu Chi telah berdiri selama 50 tahun. Kini, kita bisa melihat seluruh warga Taiwan bergerak untuk membantu sesama. Saya sungguh sangat tersentuh. Saat mendarat di Fujian, topan ini berubah menjadi depresi tropis, tetapi tetap mendatangkan curah hujan tinggi. Akibatnya, sebanyak 54 kabupaten dan kota di Fujian tergenang banjir dan lebih dari 1.000 unit rumah runtuh.

Insan Tzu Chi di Tiongkok terus menghubungi Tzu Chi Taiwan untuk melaporkan kondisi setempat. Pada saat yang sama, insan Tzu Chi setempat juga mulai mendaftar untuk memberi bantuan. Bukan hanya di Fujian, sebelum Taiwan diterjang Topan Nepartak, di Wuhan sudah mulai turun hujan deras yang mengakibatkan banjir. Insan Tzu Chi di Wuhan berkata, “Banjir di sini sangat parah, tetapi semua relawan selamat.” “Meski ada beberapa relawan yang rumahnya tergenang banjir, mereka juga berharap dapat turut menyurvei lokasi bencana.” Mereka berharap relawan berpengalaman dari Taiwan dapat pergi ke sana untuk membantu mereka.

Saat kita sedang bersiap-siap untuk berangkat, terjangan Topan Nepartak kembali mendatangkan bencana di Xiamen, Fujian serta berbagai kabupaten dan kota lainnya. Banyak bencana alam terjadi di seluruh dunia. Kini, Biro Cuaca menyebutnya sebagai fenomena El Nino dan La Nina. Sebagian wilayah kelebihan curah hujan, sedangkan wilayah lainnya dilanda kekeringan. Curah hujan yang tidak merata dan kondisi iklim yang ekstrem telah mendatangkan bencana. Unsur tanah, air, api, dan angin sungguh tidak selaras.

Banyak insan Tzu Chi yang sudah berada di Taitung. Hari ini, masih ada relawan yang akan berangkat ke sana. Kita juga harus mempertimbangkan bagaimana menjalankan pembangunan sekolah untuk mengurangi risiko bencana dan bagaimana mengajak warga untuk berpartisipasi dalam program bantuan lewat pemberian upah guna memulihkan kampung halaman sendiri. Inilah yang bisa kita lakukan sekarang. Kita juga akan mengevaluasi kondisi ekonomi mereka dan mencari cara untuk memulihkan sendi kehidupan mereka. Kita segera menjalankan program bantuan lewat pemberian upah sebagai bantuan darurat.

Bagi warga yang terkena dampak bencana, selain memberikan upah, kita juga harus memberikan dana solidaritas. Kita juga harus mencari tahu apakah warga membutuhkan bantuan lainnya. Ini merupakan penyaluran bantuan jangka menengah. Setelah penyaluran bantuan darurat berakhir, kita akan merencanakan penyaluran bantuan jangka menengah. Singkat kata, dengan terus-menerus menghimpun kekuatan cinta kasih, barulah dunia bias benar-benar aman dan tenteram. Saya berharap setiap orang dapat ingat untuk berhati tulus dan mawas diri setiap waktu. Ini harus kita lakukan setiap waktu. Jika kita dapat menghimpun kekuatan cinta kasih untuk bersumbangsih setiap waktu, barulah kita memiliki kehidupan yang indah.

Membantu memulihkan lokasi bencana di Taitung

Seluruh warga Taiwan membangkitkan cinta kasih untuk menyalurkan bantuan bencana

Menjangkau warga dan menjalankan program bantuan lewat pemberian upah

Insan Tzu Chi Taiwan berangkat ke Tiongkok untuk memberikan bantuan

Ceramah Master Cheng Yen tanggal 11 April 2016

Sumber: Lentera Kehidupan - DAAI TV Indonesia, Penerjemah: Hendry, Karlena, Marlina

The beauty of humanity lies in honesty. The value of humanity lies in faith.
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -