Ceramah Master Cheng Yen: Menolong Orang lewat Program Donor Sumsum Tulang
“Saat itu saya dan adik saya membantu bagian pelayanan dan kebersihan pada kegiatan pemeriksaan darah untuk sumsum tulang. Jadi, saya sekalian ikut mendaftar. Saat mengetahui ada pasien yang cocok, saya sangat gembira. Saat pertama kali menerima injeksi G-CFE, saya mulai sakit kepala. Dalam minggu itu saya tidak bisa tidur. Pada hari pengambilan sel, sakit kepala saya mencapai titik terparah, tetapi saya teringat pada pasien. Ada orang yang sedang menanti untuk ditolong. Jadi, saya tetap bertahan untuk menyelesaikan prosesnya. Beberapa bulan kemudian, saya menerima kabar bahwa transplantasinya berhasil. Pasien pun mengirimi saya cenderamata lewat kantor Tzu Chi. Isinya adalah gelang ini,” kata Cai Wan-zhen, donor sumsum tulang, "mengetahui bahwa dia sudah sehat dan dapat terus hidup, saya merasa semua ini sangat bermakna. Saya pun turut berbahagia untuknya."
"Jadi, transplantasinya berhasil?" (Master Cheng Yen)
"Ya, berhasil," jawab Cai Wan-zhen.
"Sesungguhnya, banyak donor dan resipien yang akhirnya bisa bertemu berkat kebijaksanaan Master. Setelah data dicocokkan, saya juga diajak untuk mengenal donor dan para relawan Tzu Chi. Waktu yang dibutuhkan cukup panjang, mulai dari koordinasi dan persiapan. Jadi, saya tahu semua orang bekerja keras, bukan semata-mata setelah data dicocokkan oleh komputer, maka sudah beres dan bisa langsung menjalani transplantasi. Jadi, saya rasa banyak hal-hal yang mendetail yang merupakan sumbangsih dari banyak orang. Saya ingin berterima kasih kepada Master dan semua orang yang telah memberi saya kesempatan untuk dapat melanjutkan hidup. Jika tidak ada donor dan tidak ada bank data donor sumsum tulang ini, saya rasa saya tidak dapat terus hidup di dunia ini. Terima kasih, semuanya. Terima kasih, Master,” ujar Li Ya-ni, resipien sumsum tulang.
Pendirian bank donor sumsum
tulang diawali oleh sebersit niat. Meski saat itu banyak rintangan yang
dihadapi, tetapi dengan pertimbangan saksama, kita percaya bahwa di Taiwan ada
cukup banyak cinta kasih. Dibutuhkan dana ratusan juta dolar NT untuk
mendirikan bank donor sumsum tulang ini. Mudah untuk mengambil sampel darah
untuk data, tetapi tidak mudah untuk meyakinkan donor. Saat pencocokan berhasil,
banyak donor yang menjadi ragu dan tak berani untuk mendonorkan sumsum tulang.
Ada pula donor yang sangat
berani dan bersedia menolong orang lain tanpa membahayakan diri sendiri. Dia
sangat berani, tetapi keluarganya tidak tenang sehingga menentang. Baik karena
alasan keluarga maupun diri sendiri merasa takut, banyak sekali donor yang
seperti ini. Bertahun-tahun setelah pendataan, ada pula donor yang tidak bisa
lagi dihubungi. Ada banyak kesulitan seperti ini. Ini harus diatasi oleh para
relawan Tzu Chi.
Tidak mudah bagi mereka
untuk mengatasinya. Demi menolong nyawa orang lain, mereka harus mengatasi
berbagai kesulitan. Mereka menggunakan berbagai cara untuk menemukan kembali
donor itu. Setelah menemukannya, mereka terus berusaha untuk mengatasi berbagai
kendala yang berasal dari berbagai pihak sampai donor ini bersedia mendonorkan
sumsum tulangnya.
Untuk itu, kita perlu
berterima kasih kepada para relawan pemerhati yang tersebar di seluruh Taiwan
ini. Banyak orang yang penuh cinta kasih di Taiwan. Inilah yang membuat saya
berani dalam melewati berbagai rintangan. Kita melihat setelah mendonorkan
sumsum tulang, para donor juga merasakan kepuasan batin. Mereka dapat menolong
nyawa orang tanpa membahayakan diri sendiri. Mereka telah membuktikannya. Selain
itu, berkat sumsum tulang mereka, bukan hanya satu nyawa yang tertolong, melainkan
satu keluarga, bahkan seluruh masyarakat.
“Dalam prosesnya, saya harus katakan di sini bahwa para relawan pemerhati Tzu Chi memberi dukungan yang sangat besar bagi saya. Sebelum memulai proses ini, sejak awal mereka mengatakan kepada saya bahwa kasus ini sangat mendesak. Saya menjawab, "Baik, tak apa. Saya akan mengikuti prosesnya sesuai arahan. Saya berusaha untuk bekerja sama." Dalam proses ini, saya merasa para relawan amat menjaga hati saya. Mereka memberi banyak penjelasan bagi saya, juga menjaga kondisi fisik saya. Mereka bahkan membawakan obat-obatan herbal bagi saya. Yang membuat saya merasa beruntung adalah di dalam keseluruhan proses ini, saya tidak merasakan gangguan fisik sedikit pun, termasuk saat injeksi G-CFE,” kata Wang Wan-ling, donor sumsung tulang.
“Tahun ini, tahun 2017, saya
menerima kabar bahwa saya bisa bertemu dengan si resipien. Dia adalah seorang
pria. Saat sakit, dia masih duduk di kelas 3 SMA. Kini dia berusia 25 tahun. Saat
dia memeluk saya, rasanya sangat luar biasa. Bagi saya, dia adalah orang asing yang
baru pertama kali saya temui. Namun, saat kita merangkulnya, kita pun merasa, "Wah,
dalam tubuhnya mengalir darah saya." Perasaan itu sungguh hangat. Lalu,
saat akan berpisah, ibunya memeluk saya dan membisikkan sesuatu di telinga
saya. "Tanpa dirimu, saya sudah kehilangan anak ini." Saat itu saya
sangat terharu, tetapi dalam hati saya berpikir, "Jika tidak ada seruan
Master, jika tiada keluarga besar Tzu Chi yang membantu, maka saya juga tidak
akan berkesempatan untuk melakukan sesuatu seperti ini." Saya rasa ini
adalah hasil usaha semua orang,” sambung Wang Wan-ling.
“Jadi, di sini saya harus berterima
kasih kepada Master dan Tzu Chi yang memberi saya kesempatan ini. Saya akan
meneruskan semangat Master. Saya akan terus menyebarkan cinta kasih Tzu Chi. Saya
berharap benih yang disebarkan ini suatu saat nanti akan bertunas,” pungkasnya.
Sesungguhnya, setelah
transplantasi berhasil, sang donor merasa bahagia karena telah menolong orang. Perasaan
seperti ini harus banyak dibagikan di Da Ai TV atau kepada para relawan
pemerhati. Setelah para relawan mengetahui kisah ini, mereka dapat
menyebarkannya agar orang-orang semakin paham. Selain itu, setelah menerima
donor dan pulih kembali, sang resipien juga dapat berbagi kisah. Ini adalah
balas budi terbaik. Ini dapat membuat orang-orang semakin paham bahwa
mendonorkan sumsum tulang itu aman.
Kita ambil contoh seorang
guru di Hsinchu. Dia telah menikah, tetapi tak kunjung punya anak. Ibu
mertuanya mulai khawatir. Dia berkata kepada putranya, "Putraku, kamu
sudah menikah selama bertahun-tahun, tetapi belum punya anak." Sang menantu
sendiri adalah seorang guru. Dia sendiri juga merasa bersalah karena belum
dapat meneruskan keturunan. Dia merasa tidak tenang.
Saat relawan Tzu Chi
menyosialisasikan program donor sumsum tulang, dia juga berani untuk diambil
sampel darahnya. Kemudian, ada resipien yang cocok dengannya. Keluarganya juga
mendukungnya, terutama suaminya. Suaminya
menemaninya ke Hualien untuk menjalankan prosesnya. Saat saya berkunjung ke
Hsinchu, dia berkata, "Master, saya sudah mengandung." Saya bertanya,
"Benarkah?" Dia menjawab, "Saya mengandung bayi kembar." Dia
langsung mendapat bayi kembar.
Lihatlah, proses ini tidak membahayakan donor. Jadi, pemahaman tentang ini harus ditingkatkan. Ini tidak membahayakan kesehatan.
Informasi ini harus banyak
disebarkan karena sangat dibutuhkan. Sesungguhnya, RS Tzu Chi Hualien juga
mendirikan bak darah tali pusat demi menyelamatkan nyawa manusia. Jika ada
kesempatan, kita bisa menjadi donor. Jika benar-benar ada resipien yang
membutuhkan, janganlah kita kehilangan kesempatan untuk menolong orang.
Singkat kata, saya sangat
berterima kasih dan mendoakan para donor. Saya juga mendoakan kesehatan para
resipien. Semoga dengan kehidupan kalian yang baru, kalian dapat membalas budi
masyarakat dengan memberikan kontribusi, terutama dengan menyebarkan semangat
ini. Selain itu, semoga kalian berkesempatan menjadi relawan. Jangan berkata,
"Tunggu saya ada waktu." Saat kalian membutuhkan donor, kebutuhan itu
juga tak dapat ditunda. Kalian harus berlomba dengan waktu.
Kini, setelah sehat kembali, kalian memiliki kesempatan untuk bersumbangsih. Jangan tunggu diri sendiri ada waktu luang. Mengerti maksud saya? (Mengerti) Jangan menunggu waktu luang. Jangan menunggu ada waktu luang baru bersumbangsih. Jangan pula bersumbangsih dengan setengah hati. Kita harus bersumbangsih dengan sepenuh hati. Untuk itu, kita harus bertekad dan berikrar.
Terima kasih. Saya mendoakan
kalian semua. Terima kasih juga atas kesungguhan hati para relawan. Terima
kasih.
Membuang keakuan untuk mengatasi berbagai kesulitan
Terus menyosialisasikan program donor sumsum tulang demi
menyelamatkan nyawa manusia
Donor sumsum tulang merasakan kebahagiaan
Menolong satu orang dan keluarganya serta bermanfaat bagi diri
sendiri
Ceramah Master Cheng Yen tanggal 2 Desember 2017
Sumber: Lentera Kehidupan - DAAI TV Indonesia,
Penerjemah: Hendry, Karlena, Marlina
Ditayangkan tanggal 4 Desember 2017