Ceramah Master Cheng Yen: Menolong Orang yang Membutuhkan dan Giat Melatih Diri

Terbentuknya topan pada musim dingin bukanlah hal yang wajar. Terjangan Topan Melor ini telah menimbulkan kerusakan di Filipina. Kabarnya, para relawan kita di Kota Tacloban akan mengemban tanggung jawab untuk memberikan bantuan dan menyurvei lokasi bencana. Lihat, inilah benih kebajikan. Kekuatan cinta kasih dan benih kebajikan  harus terus disebarkan. Adanya benih kebajikan juga berarti ada harapan. Jadi, kita harus membawa harapan bagi sesama.

Untuk membawa harapan bagi sesama, kita harus membangkitkan ketulusan hati untuk menyucikan hati manusia dan membangkitkan cinta kasih mereka. Dengan begitu, setiap orang bisa menyucikan hati dan membangkitkan cinta kasih. Bencana yang terjadi di seluruh dunia dan kondisi cuaca yang tidak bersahabat merupakan akibat dari pola hidup dan pandangan hidup setiap orang. Contohnya pemborosan makanan di Perancis. 

Setiap tahun, sekitar tujuh juta ton makanan yang mereka boroskan. Kini Perancis telah mengeluarkan aturan yang melarang pasar swalayan menghancurkan makanan yang hampir kedaluwarsa. Ini juga merupakan kabar baik. Sungguh, peraturan ini akan lebih efektif untuk mengurangi pemborosan makanan. Setelah disumbangkan kepada organisasi amal, makanan tersebut dapat dibagikan kepada orang yang membutuhkan. Dengan begitu, banyak orang yang dapat terbebas dari kelaparan.Ini sangatlah penting. Orang-orang sering berkata bahwa makanan orang kaya dalam sekali makan cukup bagi orang miskin untuk setengah tahun. Ini memang benar. Orang yang sulit memperoleh makanan yang cukup dan hidup kekurangan sungguh sangat banyak.

Kita bisa melihat di Kota Quezon, beras yang insan Tzu Chi bagikan kepada warga setempat cukup untuk memenuhi kebutuhan pangan seluruh anggota keluarga mereka selama sebulan. Karena itu, mereka selalu mengingat cinta kasih insan Tzu Chi. Warga yang menerima beras bantuan kita merasa bahwa mereka sangat beruntung. Di Taiwan, insan Tzu Chi juga mencurahkan perhatian kepada orang yang membutuhkan. Beberapa hari yang lalu, relawan di Sanchong mulai mempersiapkan selimut, kantong tidur, syal, mantel, nasi kepal, dan lain-lain bagi para tunawisma yang tidur di jalan atau di kolong jembatan. Di tengah cuaca yang begitu dingin, kita membawa sedikit kehangatan untuk mereka. Melihat hal ini, saya merasa bahwa dunia ini penuh kehangatan dan sangat indah.

Dunia yang indah berawal dari sebersit niat. Di Amerika Serikat juga demikian. Insan Tzu Chi Amerika Serikat menggelar pembagian bantuan musim dingin setiap tahun. Dalam pembagian bantuan musim dingin kali ini, para penerima bantuan dapat mencoba pakaiannya hingga mendapatkan pakaian yang cocok. Jadi, mereka dapat memperoleh yang dibutuhkan  sekaligus menikmati suasana tahun baru. Inilah sumbangsih yang penuh cinta kasih dan rasa hormat. Saya sangat tersentuh. Kekuatan cinta kasih terdapat di mana-mana.

Kita bisa melihat di Mozambik, para relawan kita bisa menginspirasi relawan baru di tengah kondisi yang sulit. Hanya dalam waktu dua hingga tiga tahun, kita sudah memiliki lebih dari 2.000 relawan di sana. Dari 20 wilayah, kita menyeleksi 100 relawan untuk mengikuti pelatihan. Lihatlah betapa indahnya wilayah mereka. Mereka juga pintar memanfaatkan sumber daya. Di luar sebuah gudang, mereka memagari sebuah lahan kosong dengan batang gelagah. Di tempat yang begitu sederhana, mereka sudah bisa mendengar Dharma. Untuk memahami Dharma yang begitu dalam, mereka membutuhkan beberapa kali penerjemahan. Namun, setelah memahaminya, mereka akan mengukirnya di dalam hati. Selain itu, mereka juga bisa berbagi tentang bagaimana pelatihan selama 2 hingga 3 tahun ini mengubah kehidupan mereka dari menderita menjadi berbahagia.

Dahulu, kehidupan mereka sangat menderita. Selain Paula, juga ada beberapa relawan yang datang ke Taichung dan berbagi kisah mereka. Ada seorang relawan yang selama hampir 30 tahun selalu dipukuli oleh suaminya. Dia terus bersabar demi anak dan keluarganya. Setelah hampir 30 tahun, akhirnya penderitaannya bisa berakhir. Setelah bergabung dengan Tzu Chi selama beberapa tahun ini, dirinya dan suaminya telah berubah. Kini dia dapat mengenakan Qipao (seragam relawan komite) untuk menjalani pelantikan di Taichung. Ada lima relawan dari Mozambik yang kembali untuk menjalani pelantikan.

Sekelompok relawan ini benar-benar menyerap Dharma ke dalam hati. Setiap ucapan mereka mencerminkan hati Buddha dan tekad Guru. Tekad mereka untuk membabarkan Dharma sangatlah teguh. Selain itu, mereka juga bisa bersabar di tengah kondisi yang sulit. Rintangan sebanyak apa pun, semuanya bisa mereka atasi. Ini sungguh membuat orang tersentuh. Lihatlah betapa sederhananya tempat tidur mereka. Berhubung wilayah mereka baru dilanda banjir, maka kita mengirimkan tempat tidur lipat ke sana. Jadi, mereka meminjamnya terlebih dahulu. Mereka tidur di bawah pohon mangga dan memasang kelambu. Mereka bahkan bisa melihat bintang di langit. Hari itu, saat mendengar mereka berbagi kisah, saya berkata, “Kalian sungguh bahagia dan romantis.” Ini bagaikan sedang berkemah. Mereka sungguh mengagumkan. Namun, jika tekad pelatihan mereka tidak cukup teguh, maka mereka tidak mungkin bisa melakukannya. Kekuatan cinta kasih sungguh menakjubkan.

Saat mengikuti kelas pelatihan, beberapa relawan tidak dapat bersujud karena fisik mereka tidak mendukung. Karena itu, mereka meletakkan bangku di hadapan mereka sehingga kepala mereka dapat menyentuh bangku saat mereka membungkukkan badan. Mereka juga menggunakan hati yang paling tulus untuk memberikan penghormatan. Mereka sungguh mengagumkan. Jika memiliki tekad, setiap orang bisa mencapai kebuddhaan. Sungguh, kita harus menggenggam waktu untuk meneladani tekad mereka.

Kondisi cuaca yang tidak bersahabat menimbulkan banyak bencana

Menghargai bahan pangan serta menolong orang yang kelaparan dan kedinginan

Memperhatikan para tunawisma pada musim dingin 

Melatih diri dengan tekun dan bersemangat serta mengatasi segala kesulitan

Sumber: Lentera Kehidupan  - DAAI TV Indonesia, Penerjemah: Hendry, Karlena, Marlina

Ditayangkan di DAAI TV Indonesia tanggal 19 Desember 2015

Ceramah Master Cheng Yen tanggal 17 Desember 2015

Bekerja untuk hidup sangatlah menderita; hidup untuk bekerja amatlah menyenangkan.
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -