Ceramah Master Cheng Yen: Menolong Orang yang Menderita dengan Welas Asih dan Kebijaksanaan
Saya sangat tersentuh melihat insan Tzu Chi di Yordania yang terus memberikan bantuan dari akhir tahun lalu hingga sekarang. Akhir tahun lalu, tim medis yang terdiri atas Kepala RS Chien, dr. Chen dan dr. Hsia dari RS Tzu Chi Taipei, dan anggota TIMA lainnya pergi ke Yordania untuk menggelar baksos. Usai baksos kesehatan selama beberapa hari itu, kita menyeleksi sebagian pasien yang butuh penanganan darurat, baik operasi maupun pengobatan.
Ada beberapa anak yang harus segera dioperasi dan tidak bisa ditunda lagi. Setelah insan Tzu Chi Taiwan kambali ke Taiwan, insan Tzu Chi di Yordania masih terus memberikan bantuan tanpa henti. Singkat kata, untuk menyelamatkan makhluk yang menderita, insan Tzu Chi tidak menyia-nyiakan waktu. Kita melihat seorang anak perempuan yang matanya membengkak karena setelah menjalani operasi, jahitannya tidak dibuka karena tidak memiliki uang.
Setelah mengetahui kondisinya, relawan kita segera mengantarkannya ke Amman untuk menjalani operasi. Di Amman, dia ditangani oleh seorang dokter mata yang juga berasal dari Suriah. Berhubung Tzu Chi telah menerima kasusnya, jahitannya bisa dibuka dan matanya bisa diobati. Relawan kita juga mendapati seorang anak yang menderita penyakit ginjal dan segera mengatur pengobatan untuknya.
Mohammed telah menderita penyakit ginjal selama tiga tahun. Saya sering membawanya ke rumah sakit untuk meminta bantuan, tetapi tidak ada yang bersedia membantu kami. Lalu, Kakak Chen Chiou-hwa mengunjungi kami. Saya sangat berterima kasih. Terima kasih, Kakak Chen Chiou-hwa,” kata Ayah Mohammed.
“Saya hanyalah tangan, mata, dan kaki Master. Namun, kami berterima kasih pada Mohammed yang memberi kami kesempatan untuk membantunya,” kata Chen Qiu-hua, Relawan Tzu Chi.
“Alhamdulillah, saya sangat bersyukur. Saya akan berdoa bagi relawan Tzu Chi dan Master sesuai agama Islam,” ujar Ayah Mohammed.
Anak berusia 8 tahun ini terlahir di saat perang tengah berlangsung. Ditambah lagi, mereka tinggal di lingkungan yang serba kekurangan karena sedang mengungsi. Penderitaan mereka sungguh tak terkira. Ada pula yang menderita karena penyakit. Karena itu, demi orang-orang yang menderita, kita berusaha bersumbangsih semaksimal mungkin.
Kita juga melihat seorang lansia suku Badui. Dia merupakan penerima bantuan jangka panjang Tzu Chi. Berhubung pemerintah berencana membangun jalan tol di tempat tinggalnya sebelumnya, maka warga terpaksa pindah. Tiba-tiba, relawan kita putus kontak dengannya. Insan Tzu Chi terus mencarinya hingga akhirnya menemukannya.
Lansia yang harus menjalani cuci darah ini sangat gembira saat melihat insan Tzu Chi. Akhirnya, dia tertolong. Insan Tzu Chi mengantarkan makanan untuknya untuk memenuhi kebutuhan gizinya. Inilah perhatian yang penuh cinta kasih. Relawan kita tidak menyerah pada satu orang pun. Di Taiwan, kita terus mengimbau orang-orang untuk menjadi pendukung mereka dan memberi mereka kekuatan untuk menolong lebih banyak orang yang menderita.
Setiap orang hendaknya bersumbangsih dan meneruskan estafet cinta kasih. Contohnya di Filipina. Akhir tahun lalu, Topan Nock-ten menerjang Filipina pada Hari Natal dan membawa kerusakan besar bagi Provinsi Catanduanes. Wilayah tersebut merupakan sebuah pulau di mana kondisi ekonomi tidak begitu baik dan rumah-rumah sangat sederhana.
Setelah akses transportasi pulih, insan Tzu Chi di Manila naik pesawat selama beberapa jam untuk menjangkau pulau tersebut. Mereka membawa uang tunai ke sana agar penderitaan orang-orang dapat diselesaikan sekaligus. Relawan kita bertanya pada korban topan, “Apa yang kalian butuhkan untuk membangun kembali rumah kalian?” Warga setempat sangat berpuas diri dan tidak mengajukan banyak permintaan.
Mereka berkata bahwa kehidupan di sana sangat sederhana. Baik bambu maupun rumput, semuanya merupakan material mereka. Mereka tidak meminta apa pun, kecuali beberapa lembar seng. Ini sungguh membuat saya sangat tersentuh. Meski mereka dilanda bencana dan ada orang yang menawarkan bantuan, tetapi mereka tidak memanfaatkan kesempatan untuk meminta lebih banyak. Mereka tidak meminta apa pun selain beberapa lembar seng.
Tentu saja, insan Tzu Chi sangat tersentuh. Di sana, relawan kita membeli makanan dan barang-barang untuk kebutuhan sehari-hari korban topan. Mereka juga berkata bahwa setelah Tahun Baru Imlek, mereka akan kembali berkunjung ke sana untuk membagikan beras dan barang bantuan lainnya. Para relawan kita berinisiatif bersumbangsih dengan kekuatan cinta kasih.
Warga setempat yang begitu baik hati, penuh rasa syukur, dan berpuas diri membuat orang semakin mengasihi mereka. Kita juga melihat interaksi antarmanusia. Di Amerika Serikat, setelah Tahun Baru Imlek, insan Tzu Chi di berbagai negara bagian mengundang orang-orang, baik keturunan Tionghoa maupun suku-suku lainnya, untuk bersama-sama merayakan Tahun Baru Imlek dan mendoakan satu sama lain. Ini membuat saya sangat tersentuh.
Di Beijing, relawan kita juga pergi ke panti wreda untuk mengungkapkan rasa hormat terhadap lansia dan membawa sukacita bagi mereka. Dengan cara inilah mereka menyebarkan kekuatan cinta kasih. Di Taipei, banyak posko daur ulang sudah dibuka kembali. Para relawan daur ulang terlebih dahulu mengadakan acara dalam rangka Tahun Baru Imlek dengan penuh sukacita.
Barang daur ulang juga dimanfaatkan dalam seni merangkai bunga yang penuh budaya humanis. Mereka melakukan daur ulang, merangkai bunga, dan berbagi kisah yang penuh kehangatan. Acara Tahun Baru Imlek yang penuh sukacita ini diadakan di berbagai tempat, seperti Distrik Taishan dan Quchi, Distrik Xindian. Para relawan daur ulang bersyukur dan memuji satu sama lain. Ini semua merupakan hal yang sangat menyentuh.
Insan Tzu Chi tidak menyia-nyiakan waktu untuk menolong orang yang menderita
Menjadi pendukung untuk mengasihi semua makhluk
Berpuas diri dan tidak meminta banyak untuk memulihkan rumah pascatopan
Menghormati lansia, menciptakan berkah, dan bersukacita merayakan Tahun Baru Imlek
Ceramah Master Cheng Yen tanggal 3 Februari 2017
Sumber: Lentera Kehidupan - DAAI TV Indonesia,
Penerjemah: Hendry, Karlena, Marlina