Ceramah Master Cheng Yen: Menolong Pengungsi dan Menghargai Sumber Daya Alam
“Saya menikah di kamp pengungsi ini. Dua setengah tahun telah berlalu. Kami dengan cepat memutuskan untuk membentuk keluarga baru di sini karena merasa akan berada di sini dalam jangka panjang. Saya bersyukur dikaruniai dua orang putri,” cerita Ayah Rima, salah satu pengungsi asal Suriah.
“Jalan Al Zaytoun mengingatkan saya akan jalan-jalan di Suriah yang penuh pohon zaitun dan pohon lainnya. Jalan Nakheel yang diambil dari nama pohon juga mengingatkan saya akan Suriah,” cerita pengungsi asal Suriah lainnya.
“Anak-anak saya telah melupakan Suriah. Saat baru datang ke sini, mereka terus bertanya, ‘Kapan kita pulang?’ Kini mereka sibuk bermain dan bersekolah sehingga melupakan hal ini. Beberapa tahun kemudian, mungkin semua orang akan melupakan keberadaan Suriah,” tambah pengungsi asal Suriah lainnya.
Di kamp pengungsi di Yordania ini, terdapat lebih dari 80.000 pengungsi. Di gurun pasir, mereka mendirikan tenda atau rumah sementara. Di sana, ada yang jatuh sakit, ada pula yang melahirkan. Karena itu, selama beberapa tahun ini, mereka membutuhkan bantuan medis.
Kemarin, Ji Hui berkata bahwa dia berharap ada relawan medis yang bersedia memberikan pelayanan jangka panjang secara bergilir di sana. Dengan sepenuh hati memahami kondisi pengungsi, barulah orang-orang dapat bersumbangsih dengan sukarela dan menghadapi kondisi yang sulit di sana karena para pengungsi berada di gurun pasir. Ji Hui berkata bahwa angin di sana sangat kencang. Saat mengelap wajah dengan sapu tangan putih, seluruh sapu tangan akan penuh dengan pasir. Dari sini bisa diketahui, betapa sulitnya kehidupan pengungsi yang berada di sana.
Hidup mereka sungguh penuh dengan penderitaan. Saat insan Tzu Chi pergi ke sana untuk membagikan bantuan, seorang ibu datang dengan menggendong anaknya. Dia berharap kita dapat menolong anaknya karena anaknya terlahir dengan hernia umbilikalis. Ji Hui menerima kasus ini dan mulai mencari dokter. Seorang dokter di Amman berkata bahwa dia bisa mengobatinya, tetapi membutuhkan biaya sebesar 500 dinar Yordania.
Setelah pulang ke rumah, Ji Hui terus memikirkan hal ini sehingga bermimpi pada malam itu. Malam itu, saat sedang tidur, dia bermimpi saya berkata padanya, “Kamu sudah memiliki seorang dokter.” Lalu, dia terbangun dari mimpinya. Dia memikirkan kata-kata dalam mimpinya dan teringat bahwa dia mengenal seorang dokter yang berasal dari Suriah dan pernah membantu anak-anak pengungsi. Dokter itu merupakan dokter urologi. Karena itu, dia pun menemui dokter itu.
Dokter tersebut memahami bahwa Tzu Chi ingin membantu saudara sebangsanya. Jadi, dia setuju untuk menjalankan operasi bagi anak itu dengan biaya lebih dari 200 dinar Yordania yang setara dengan 10.000 dolar NT. Dokter itu bersedia menjalankan operasi baginya. Operasi anak perempuan itu berjalan dengan sangat lancar.
Dokter itu berkata kepada Ji Hui bahwa di kamp pengungsi, ada sekitar 50 anak dari usia beberapa bulan hingga empat tahun yang menunggu untuk menjalani operasi. Di antara mereka, terdapat belasan anak yang kondisinya lebih rumit dan harus segera menjalani operasi. Dokter itu berharap Tzu Chi juga dapat menolong 50-an anak itu.
Akan tetapi, di kamp pengungsi itu, yang membutuhkan bantuan bukan hanya 50-an anak. Anak-anak itu dilahirkan setelah orang tua mereka mengungsi ke sana. Para orang tua yang mempertaruhkan nyawa untuk mengungsi saja sudah sangat menderita. Mengapa mereka masih melahirkan begitu banyak anak di sana? Bagaimana masa depan anak-anak itu? Sesungguhnya, berapa lama lagi mereka harus menjalani hidup di kamp pengungsi? Mereka sungguh tidak tahu bagaimana masa depan mereka. Kita bisa melihat banyak orang yang hidup menderita.
Sekelompok besar relawan kita sudah berada di Serbia selama hampir sebulan. Lebih dari 800 pengungsi di Serbia telah dibagi ke tiga kamp pengungsi yang dapat mereka tempati dengan tenang untuk sementara. Penyaluran bantuan insan Tzu Chi di sana mungkin akan segera berakhir.
Cuaca di sana akan perlahan-lahan menghangat. Kita juga telah menabur benih kebajikan di sana. Semoga kekuatan cinta kasih ini dapat menumbuhkan benih kebajikan di kamp pengungsi benih kebajikan di kamp pengungsi agar antarpengungsi dapat saling mengasihi. Kita juga berharap warga Serbia yang penuh cinta kasih dapat terus memperhatikan para pengungsi agar para relawan kita di Eropa dapat mencurahkan perhatian kepada pengungsi secara bergilir. Inilah yang akan kita lakukan.
Kita bisa melihat relawan kita membuka pintu hati para pengungsi. Dengan merasakan kegembiraan, para pengungsi akan memiliki harapan. Saat tahu bahwa ada anak yang berulang tahun, relawan kita juga mengadakan acara untuk merayakan ulang tahun mereka. Orang yang penuh kesungguhan hati dan cinta kasih menjangkau orang-orang yang menderita untuk menenteramkan hati dan membangkitkan kekayaan batin mereka. Saya yakin kita pasti bisa melakukannya. Namun, melihat anak-anak yang menderita itu, saya sungguh merasa tidak tega.
Dunia ini penuh dengan penderitaan. Nafsu keinginan manusia yang tidak berujung membuat banyak orang hidup menderita. Penderitaan manusia sungguh tak terkira. Meski demikian, ada pula banyak orang yang menciptakan berkah bagi dunia. Contohnya, tabib agung yang melenyapkan penderitaan pasien. Bukankah tabib agung bertujuan untuk menyelamatkan semua makhluk?
Kita juga bisa melihat Bodhisatwa daur ulang dan para lansia yang selalu mengasihi bumi dan menghargai sumber daya alam. yang selalu mengasihi bumi dan menghargai sumber daya alam. Mereka sungguh merupakan teladan bagi kita. Para lansia mendedikasikan hidup mereka demi keluarga dan masyarakat. Setelah berusia lanjut, meski ada yang memperhatikan mereka, tetapi mereka tetap memperhatikan orang lain dan mengasihi bumi.
Manusia membutuhkan lingkaran cinta kasih dan interaksi yang penuh dengan niat baik. Dengan begitu, saya yakin semua orang di dunia ini dapat menuju arah yang baik dan benar.
Kehidupan para pengungsi penuh kesulitan
Seorang dokter dari Suriah menyelamatkan anak penderita hernia umbilikalis
Memberikan pengobatan dan penghiburan kepada pengungsi
Menghormati lansia, saling membantu, dan saling mengasihi
Ceramah Master Cheng Yen tanggal 26 Maret 2016
Sumber: Lentera Kehidupan - DAAI TV Indonesia, Penerjemah: Hendry, Karlena,
Marlina
Ditayangkan tanggal 28 Maret 2016