Ceramah Master Cheng Yen: Menolong Semua Makhluk dengan Cinta Kasih Tanpa Pamrih

Yang kita lihat adalah Kota Marikina. Hujan deras menyebabkan banjir yang menggenangi rumah-rumah warga di tiga kelurahan. Insan Tzu Chi segera mendatangi daerah itu sesaat setelah banjir surut. Mereka melewati jalan berlumpur dengan sampah berserakan di mana-mana demi memberi perhatian bagi warga. Entah kapan kondisi baru dapat pulih kembali. Berhubung di Filipina banyak daerah kumuh dengan sanitasi buruk dan rumah yang dibangun seadanya, maka setelah banjir kali ini, bisa kita bayangkan kekacauan yang ada.

Saat datang ke daerah itu, relawan melihat jika daerah itu tidak segera dibersihkan, nyamuk mungkin akan berkembang biak dan wabah penyakit akan merebak. Jadi, kita harus segera membersihkan sampah-sampah di sana. Beruntung, relawan Tzu Chi sudah berpengalaman. Mereka segera mengirimkan laporan dan mengajukan bantuan lewat pemberian upah. Benar, program ini bisa dijalankan.Mulanya kita memang ingin membantu warga. Kita menghimpun kekuatan mereka agar mereka dapat bangkit berdiri serta bekerja sama dengan satu hati demi membersihkan lingkungan mereka.


“Saya baru saja menerima dana bantuan. Saya sangat gembira sampai menangis karena suami saya tidak dapat bekerja. Kami juga khawatir tak dapat membayar uang sekolah anak kami. Uang ini sangat membantu kami. Saya baru saja membeli bohlam dan obat untuk anak saya. Uang ini sangat membantu saya di saat-saat yang paling saya butuhkan. Terima kasih, Master Cheng Yen. Terima kasih, relawan Tzu Chi,” tutur Juville Carullo, seorang warga.

Pada bencana Topan Haiyan lima tahun lalu, kita juga menggunakan program serupa. Ini adalah program yang sangat berhasil. Saat itu kita berhasil membersihkan Provinsi Leyte lewat program ini. Daerah itu mulanya sulit untuk pulih. Setelah insan Tzu Chi datang ke sana, mereka melaporkannya kepada saya dan saat itu kita memutuskan untuk mengadakan program pembersihan dengan upah lima ratus peso. Kita membantu mereka agar mereka dapat membersihkan kampung halaman sendiri. Inilah konsepnya.


Kita menggerakkan banyak warga setempat. Saat program itu dijalankan, kekuatan yang terhimpun sangat besar. Insan Tzu Chi di seluruh dunia juga bergerak untuk membantu. Semua orang bersatu hati untuk menolong daerah itu. Program ini sangat berhasil dan membawa harapan. Daerah itu dapat pulih kembali. Pada bulan Oktober nanti, genap lima tahun bencana Topan Haiyan. Dalam lima tahun ini, kita dapat melihat bahwa bukan hanya daerah itu pulih kembali, melainkan jauh lebih baik daripada sebelum bencana terjadi.

Ketika wali kota Ormoc saat itu melihat insan Tzu Chi bekerja sama dengan harmonis untuk membantu kotanya, beliau sangat tersentuh. Pemerintah setempat bersedia untuk menyediakan lahan seluas 50 hektare bagi Tzu Chi guna membangun Perumahan Cinta Kasih. Berselang empat sampai lima tahun, kini kita dapat melihat rumah-rumah begitu tertata rapi.


Yang terpenting adalah warga sendiri telah mengubah pola pikir. Bukan hanya mengubah tabiat buruk, mereka juga telah mengembangkan tekad untuk membantu sesama. Mereka dapat bersumbangsih kembali. Bukan hanya menyumbangkan sedikit uang, yang lebih membahagiakan adalah mereka dapat mengubah tabiat buruk dan berbuat baik lewat tindakan untuk membantu sesama. Inilah yang paling membahagiakan.

Selain itu, di Palo, kita juga membangun rumah rakitan serta ruang kelas rakitan untuk membimbing warga dan memberikan keterampilan bagi mereka. Taraf hidup mereka pun meningkat. Setiap hari juga ada orang yang bertugas untuk memanggil warga untuk bersama-sama membersihkan lingkungan. Dengan begitu, mereka bagai satu keluarga besar. Lingkungan perumahan itu sangat bersih dan asri. Melihatnya, mata kita akan berbinar-binar dan hati kita akan merasa gembira.


Saat bencana melanda lima tahun lalu, sekelompok Bodhisatwa dari berbagai negara membantu mereka. Para relawan dari Manila juga datang dari jauh untuk membantu dan mendampingi warga dalam jangka panjang. Ini sungguh luar biasa. Kini kita dapat melihat mereka begitu sukacita. Orang-orang yang saat itu kita bantu, kini bersama-sama dengan kita membantu korban banjir di Marikina. Dahulu mereka sudah pernah dibantu, kini mereka bersedia untuk turut membantu para korban banjir bersama insan Tzu Chi.

Singkat kata, Bodhisatwa muncul karena ada penderitaan. Melihat ada makhluk yang menderita, semua orang bersumbangsih dengan cinta kasih tanpa pamrih. Kita menghimpun tetes demi tetes kekuatan untuk membantu mereka. Kini kita dapat melihat mereka telah mencapai keberhasilan. Kita juga sungguh harus berterima kasih kepada para relawan setempat yang memberi pendampingan jangka panjang. Jadi, kita harus bersyukur. Saat semua makhluk yang menderita dapat tertolong, itulah saat membahagiakan bagi Bodhisatwa. Untuk itu, kita harus bersyukur.


Banjir dapat mendatangkan wabah penyakit

Membersihkan lingkungan demi memulihkan kehidupan

Bertekad untuk membalas budi dan membantu sesama

Mewariskan keterampilan guna menenteramkan kehidupan

Ceramah Master Cheng Yen tanggal 21 Agustus 2018

Sumber: Lentera Kehidupan - DAAI TV Indonesia,

Penerjemah: Hendry, Karlena, Marlina, Li Lie

Ditayangkan tanggal 23 Agustus 2018
Bekerja untuk hidup sangatlah menderita; hidup untuk bekerja amatlah menyenangkan.
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -