Ceramah Master Cheng Yen: Menolong Semua Makhluk dengan Menggali Mata Air Cinta Kasih


“Jumlah penduduk di Bayview Hunter's Point mencapai 39 ribu orang. Daerah ini menghadapi kriminalitas, masalah narkoba, penembakan, dan tingkat kemiskinan yang tinggi. Pada suatu musim panas, sebanyak 42 penembakan terjadi di daerah ini. Ini menunjukkan betapa seriusnya masalah keamanaan wilayah ini,”
kata Lin Yu-zhen relawan Tzu Chi.

“Dunia luar sangatlah penuh noda. Hal pertama yang harus dilakukan ialah memastikan anak-anak tetap bersekolah. Oleh karena itu, kami memberi tahu pihak sekolah bahwa kita akan membuat rencana agar setiap siswa tetap dapat bersekolah setiap hari,” kata Huang Shu-yun relawan Tzu Chi.

Bayview Hunter's Point adalah tempat yang selalu membuat orang-orang merasa tidak aman. Mengapa demikian? Semuanya adalah sama-sama manusia. Manusia pada hakikatnya baik. Lalu, mengapa tempat ini dapat membuat orang-orang merasa terancam? Karena cinta kasih yang belum dibina di sana. Jika kita menunjukkan cinta kasih dan kepedulian di sana serta membantu dengan semangat kemanusiaan, mereka pasti akan menghormati kita.

Beruntung, kita memiliki relawan di San Francisco. Insan Tzu Chi bagaikan Bodhisatwa. Bodhisatwa muncul karena adanya makhluk yang menderita. Kita tidak pernah membeda-bedakan orang. Ketika seseorang kurang mampu, kita akan datang membawa bantuan. Sesederhana itu. Insan Tzu Chi datang ke suatu tempat dan berinteraksi dengan warga di sana atas dasar kebajikan. Jika kita membawa rasa syukur, rasa hormat, dan cinta kasih, para penerima bantuan juga akan menunjukkan sikap yang baik kepada kita.


Cerita dari setiap relawan Tzu Chi begitu penuh kehangatan. Saya percaya bahwa insan Tzu Chi dapat melayani dengan tenang di Bayview Hunter's Point. Apa yang dibutuhkan oleh daerah itu? Misalnya, pendidikan atau mungkin yang lainnya. Saya merasa bahwa pendidikan adalah hal penting yang dapat mengubah kondisi kehidupan mereka. Kita seharusnya dapat membantu mereka dalam hal ini.

Namun, tentu saja kita perlu menggunakan metode untuk mengetahui berapa banyak hal yang perlu kita lakukan bagi mereka sehingga ketika kita memulai misi bantuan di sana, penduduk setempat akan memiliki kesan yang baik terhadap kita. Ini berkat benih karma baik yang kita tanam dan jodoh baik kita yang telah kita jalin dengan orang-orang setempat. Ketika orang lain tidak berani memasuki daerah tersebut, kita dapat berkunjung ke sana dengan tenang. Bukankah demikianlah semangat Bodhisatwa yang terus kembali ke dunia ini?

Sungguh, sepanjang hidup ini, saya merasa sangat bersyukur. Tanpa adanya insan Tzu Chi di seluruh dunia, tidak akan ada Tzu Chi yang dikenal hingga dunia internasional. Berkat adanya banyak orang baik yang bersedia bersumbangsih bagi masyarakat, kita menjadi lebih percaya diri. Hendaknya kita memiliki pandangan yang luas terhadap dunia internasional. Segala hal harus dibangun atas dasar keyakinan. Keyakinan adalah ibu dari segala pahala dan sumber dari sang jalan.

Hendaknya kita berjalan di jalan agung. Tanpa adanya keyakinan, kita tidak akan dapat melangkah. Dengan keyakinan, kita dapat melangkah dengan mantap. Oleh karena itu, saya berharap kepada semuanya yang telah melayani selama 20 hingga 30 tahun, hendaknya kalian memiliki keyakinan yang penuh. Ketika sesuatu itu benar, lakukan saja.


Berapa banyak anak yang telah kita bantu? Apakah anak-anak ini dapat kita bimbing untuk menuju ke arah kebajikan sehingga menciptakan siklus kebajikan? Jika tidak, kita hanya akan terus bekerja tanpa tahu bagaimana kondisi mereka sekarang. Ini menunjukkan bahwa perhatian yang kita berikan tidaklah cukup. Hal ini belum pernah saya sampaikan di masa lalu. Namun, belakangan ini saya selalu berkata kepada insan Tzu Chi untuk selalu menginventarisasi nilai kehidupan. Ini bukan demi apa-apa. Saya hanya berharap jalinan jodoh baik ini dapat terus berlanjut.

Setelah bersumbangsih di masa lalu, kita harus tahu keadaan penerima bantuan saat ini. Ini yang dinamakan dengan kepedulian. Dengan jalinan jodoh yang ada, kita harus membimbing mereka dengan baik. Inilah tanggung jawab Bodhisatwa untuk membimbing semua makhluk di dunia. Hendaknya kita menjalin jodoh baik dan membasahi hati semua makhluk dengan cinta kasih. Kita harus mengetahui cara menggali sumur agar mata air dapat terus terpancar ke luar. Pikirkanlah, apakah kita sudah menyebarkan cinta kasih?

Pada saat yang sama, kita juga harus memperkenalkan Tzu Chi kepada mereka dan menginspirasi semuanya untuk dapat bergabung. Ini sungguh merupakan hal yang membuat saya merasa khawatir. Seiring berjalannya waktu, peristiwa dunia makin hari makin banyak. Orang-orang yang menderita sangat membutuhkan Tzu Chi. Jika tidak memiliki kekuatan yang cukup, bagaimana kita bisa melindungi mereka yang menderita? Kita harus membantu orang lain dengan cinta kasih dan welas asih.


Saat ini, kita perlu menambah kekuatan berkah dan kebijaksanaan. Menciptakan berkah berarti bersumbangsih. Namun, yang lebih kita perlukan ialah kekuatan. Kekuatan datang dari jumlah orang yang banyak dan sumbangsih bersama dari semuanya. Inilah hal yang sangat penting bagi dunia. Hendaknya kita membuat semua orang memperhatikan hal ini. Terlebih lagi, ajaran Buddha berbicara tentang hukum sebab akibat.

Ketika kita menciptakan berkah dengan bersumbangsih, kedengarannya kita memang sedang memberi, tetapi sesungguhnya tidak sedikit yang kita peroleh, yaitu rasa sukacita dan kedamaian. Kebahagiaan ini bukan dibeli dengan uang. Rasa sukacita dan kedamaian ini datang dari seberapa banyak yang telah kita lakukan bagi dunia. Inilah berkah yang sesungguhnya.

Ketika menginventarisasi kehidupan, kita bukan menghitung berapa banyak uang yang telah kita keluarkan atau berapa banyak materi yang telah kita peroleh. Kita bukan memperoleh materi, melainkan suatu kebahagiaan yang meliputi segalanya. Kita memiliki hati yang lapang dan dapat merangkul seluruh alam semesta. Kita harus mengasihi semua orang di dunia.

Bodhisatwa sekalian, hendaknya kita semua bekerja sama dengan satu hati untuk mewujudkan semangat Bodhisatwa di dunia. Tidak peduli di mana kita tinggal, hendaknya semuanya berhimpun untuk mencurahkan perhatian terhadap berbagai hal di dunia. 

Menolong makhluk yang menderita dengan rasa syukur dan hormat
Bersumbangsih dengan cinta kasih dan menjalin jodoh baik
Bersatu hati dan bergotong royong dalam membina berkah dan kebijaksanaan
Menolong semua makhluk dengan menggali mata air cinta kasih

Ceramah Master Cheng Yen Tanggal 24 Februari 2024
Sumber: Lentera Kehidupan – DAAI TV Indonesia
Penerjemah: Hendry, Marlina, Shinta, Janet
Ditayangkan Tanggal 26 Februari 2024
Cara kita berterima kasih dan membalas budi baik bumi adalah dengan tetap bertekad melestarikan lingkungan.
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -