Ceramah Master Cheng Yen: Menolong Semua Makhluk di Seluruh Dunia
“Warga di sini memiliki mata pencaharian sebagai petani. Mereka menanam buah-buahan dan sayuran. Hari ini, kita membawa perhatian kita ke sini. Setiap karung beras mewakili cinta kasih dan perhatian kita terhadap orang-orang yang mengalami kesulitan. Terlebih, di tengah pandemi COVID-19 ini, kehidupan mereka semakin sulit,” kata Pastor Zucchi Olibrice relawan Tzu Chi.
“Berhubung memiliki cinta kasih di dalam hati, kita datang untuk mencurahkan perhatian. Tanpa adanya cinta kasih, kita tidak akan datang ke sini hari ini,” imbuhnya.
Saat melihat makhluk yang menderita, kita hendaknya berusaha mencurahkan cinta kasih. Dengan demikian saja, mereka sudah sangat berpuas diri dan bersyukur. Jadi, kita harus bersungguh hati menghimpun tetes demi tetes cinta kasih untuk menolong orang yang membutuhkan. Dengan sedikit berhemat, kita dapat menciptakan berkah.
Lihatlah warga Haiti. Penderitaan mereka sungguh tak terkira. Mereka bahkan tidak memiliki sepatu. Setelah mengetahui kondisi mereka, insan Tzu Chi segera mengirimkan beberapa peti kemas bermuatan sepatu anak untuk dibagikan di Haiti.
Kita bisa melihat anak-anak di sana merasa sayang untuk mengenakan sepatu mereka. Mereka melepasnya dan menggantungnya di bahu, lalu berjalan dengan kaki telanjang. Demikianlah penderitaan mereka.
Sepatu yang didapatkan secara gratis pun sangat dihargai oleh mereka. Dengan prinsip yang sama, kekuatan cinta kasih yang diberikan oleh insan Tzu Chi pada mereka juga sangat dihargai oleh mereka.
Anak-anak yang memiliki jalinan jodoh dengan insan Tzu Chi sungguh beruntung. Namun, ada berapa banyak anak yang memiliki jalinan jodoh untuk menerima bantuan dari Tzu Chi? Anak-anak yang dijangkau oleh insan Tzu Chi sangat tertib.
Saya bersyukur kepada Pastor Zucchi yang mengemban tanggung jawab untuk mencurahkan cinta kasih di Haiti. Beliau bukan hanya mencurahkan perhatian beberapa bulan sekali, melainkan menyediakan makanan bagi lebih dari 10.000 anak setiap hari.
Barang bantuan yang kita kirimkan ke Haiti telah dimanfaatkan secara maksimal dan sangat dihargai oleh relawan setempat. Kita juga membimbing relawan setempat untuk bersumbangsih dengan penuh rasa hormat dan syukur. Kita bisa melihat para relawan membungkukkan badan dengan penuh rasa syukur dan hormat saat membagikan bantuan kepada para ibu. Ibu merupakan sosok mulia yang bersusah payah membesarkan anak.
Berhubung kegiatan belajar mengajar belum resmi dimulai, kita membagikan beras agar mereka bisa melewati liburan dengan tenang.
“Setiap orang tua murid sangat bersyukur atas perhatian dari Tzu Chi dan Master. Kita bisa melihat kegembiraan di wajah mereka. Tanpa beras, kehidupan mereka akan sangat sulit. Karena itu, kita membagikan beras pada hari pertama masuk sekolah ini,” kata Pastor Zucchi Olibrice relawan Tzu Chi. Ini berkat himpunan cinta kasih insan Tzu Chi.
Belakangan ini, pandemi COVID-19 telah mendatangkan dampak serius bagi sektor industri dan usaha di seluruh dunia. Meski demikian, insan Tzu Chi mengemban tanggung jawab untuk menolong orang-orang yang terkena dampak pandemi. Mereka semula memiliki pekerjaan dan dapat mencari nafkah. Namun, kini mereka tidak dapat makan karena kehilangan pekerjaan.
Karena itu, insan Tzu Chi segera membagikan bahan pangan yang cukup untuk persediaan selama dua hingga tiga bulan. Inilah yang dilakukan oleh insan Tzu Chi di Thailand, Indonesia, Malaysia, dan lain-lain.
Di Indonesia, berhubung tenaga Tzu Chi terbatas, personel tentara pun bergerak untuk membantu Tzu Chi membagikan bantuan sesuai daftar penerima bantuan dari rumah ke rumah. Lihatlah barisan tentara yang rapi ini. Saya sungguh tersentuh.
Sebelum personel tentara membagikan bantuan, kolonel mereka juga menghadiri upacara serah terima barang bantuan dengan insan Tzu Chi. Setelah barang bantuan diserahkan satu per satu ke tangan para personel tentara, mereka pun tahu barang-barang itu harus diantarkan pada siapa di daerah mana. Mereka membagikannya sesuai daftar penerima bantuan kita.
Lihatlah, bahkan TNI pun membantu Tzu Chi dalam membagikan bantuan kepada puluhan ribu keluarga yang membutuhkan.
Di berbagai negara, insan Tzu Chi selalu memiliki cara untuk memanfaatkan sumber daya setempat. Tidak peduli insan Tzu Chi dari negara mana pun yang memberikan laporan tentang bencana yang terjadi, saya selalu menyemangati mereka untuk tidak memberikan bantuan ala kadarnya saja, melainkan bantuan yang benar-benar bermanfaat.
Pembagian bantuan bukan hanya formalitas. Kita harus memberikan bantuan yang dapat mengenyangkan selama satu hingga tiga bulan.
Lihatlah di dunia internasional, terlebih Eropa, gelombang kedua COVID-19 sudah dimulai dan sangat serius. Setiap hari, saya mengimbau orang-orang untuk membina ketulusan. Dengan cinta kasih, kita dapat mewujudkan ketenteraman. Jadi, kita harus bersumbangsih dengan cinta kasih. Selain itu, kita juga harus membina ketulusan.
Setiap hari, saya berkata bahwa kita harus bertobat. Sebagian orang mungkin berkata, "Saya tidak melakukan kesalahan." Tidak ada orang yang tidak pernah berbuat salah, termasuk saya. Adakalanya, saya juga membangkitkan noda batin. Asalkan noda dan kegelapan batin terbangkitkan, saya harus bertobat.
Saat saya merasa marah, meski tidak menunjukkannya, saya juga harus bertobat. Saat merasa tidak senang akan suatu hal, saya akan menahan emosi saya. Meski demikian, saya juga harus bertobat karena belum memutus semua noda batin. Meski telah menahan emosi saya, saya tetap harus bertobat karena menumbuhkan rasa tidak senang.
Kita semakin perlu untuk bertobat jika kita meluapkan emosi negatif kita, berselisih dengan orang lain, ataupun membuat orang lain marah.
Singkat kata, datang ke dunia ini, kita harus mempelajari dan mempraktikkan kesabaran, melapangkan hati, dan memperluas cinta kasih untuk bersumbangsih bagi dunia. Inilah yang disebut melapangkan hati hingga bisa merangkul seluruh alam semesta.
Kita harus melapangkan hati hingga bisa merangkul seluruh alam semesta. Dengan adanya kelapangan hati, kita bisa menjangkau berbagai tempat. Baik di pegunungan maupun dataran rendah, jejak langkah kita terdapat di mana-mana.
Saya berharap insan Tzu Chi di seluruh dunia dapat mengerahkan kekuatan cinta kasih, di mana pun mereka berada. Saya sangat bersyukur pada insan Tzu Chi yang selalu memanfaatkan sumber daya setempat.
Para relawan kita sungguh telah menolong dan membimbing semua makhluk yang menderita. Menolong dan membimbing semua makhluk, inilah arah tujuan kita.
Melenyapkan penderitaan dengan sumber daya
setempat
Insan Tzu Chi menolong dan membimbing semua
makhluk
Melapangkan hati serta mempelajari dan
mempraktikkan kesabaran
Jejak cinta kasih tersebar di seluruh dunia
Sumber: Lentera Kehidupan - DAAI TV Indonesia
Penerjemah: Hendry, Karlena, Marlina
Ditayangkan tanggal 24 Oktober 2020