Ceramah Master Cheng Yen: Menulis Sejarah dengan Welas Asih dan Kebijaksanaan


“Kami bangun tidur pada pukul 3 subuh. Pukul 4 kami menumpang bus. Pada pukul 5, kami beralih menumpang kereta api untuk menuju Warsawa. Perjalanannya menghabiskan waktu selama 2 jam. Kartu belanja ini sangat penting bagi saya. Saya adalah seorang ibu tunggal. Saya tidak punya uang dan tidak mendapat bantuan orang lain. Uang saya hanya tersisa 500 zloty (sekitar 1,7 juta rupiah). Ini sangat penting bagi saya. Terima kasih sudah memberi kami kartu belanja,”
kata Uliana Warga Ukraina.

“Kalian membantu kami dengan penuh cinta kasih. Bantuan kalian bukan hanya berupa materi. Di saat saya mengalami kesulitan, kalian memberi saya cinta kasih,” kata Roksolana Warga Ukraina.

Ibu tersebut berusia 27 tahun. Dia membawa anak-anaknya yang paling kecil hanya berusia 7 bulan. Dia harus menggendong, menggandeng, dan menjaga anak-anak sekaligus menjinjing koper. Lihat, dia masih muda, tetapi harus memikul beban yang berat. Selain harus menjaga anak, dia juga harus memikirkan jalan kehidupan kelak. Coba kita menempatkan diri pada posisinya.

Jumlah pengungsi mencapai jutaan orang. Kini insan Tzu Chi menebarkan senyuman serta menghormati dan menghibur mereka dengan sopan. Ini salah satu bentuk kehangatan yang kita berikan walaupun perasaan kita bercampur aduk dan sulit diungkapkan.

Kita bisa melihat bahwa mereka menyanyikan lagu "Satu Keluarga". Kita semua adalah satu keluarga. Isyarat tangan ini menandakan bahwa semua orang di dunia ini hidup di kolong langit dan di atas bumi yang sama. Semua orang di dunia ini adalah satu keluarga.


Belakangan ini saya sering memperagakan aksara ren (manusia), yi (satu), dan kou (mulut) yang kalau digabung menjadi he (himpunan). Kita harus menghimpun kekuatan kita. Insan Tzu Chi dari berbagai negara berkumpul di Polandia. Semua orang bersatu hati dengan memiliki sebersit niat yang sama, yakni menghimpun cinta kasih. Mahasiswa kedokteran juga terinspirasi untuk ikut bersumbangsih.

“Di tangan kalian, ada selembar kartu nama. Jika kalian berencana meninggalkan Polandia dan menuju negara lain di Eropa serta membutuhkan bantuan, di sana tertera alamat surel relawan Tzu Chi di Eropa,” kata Jeff Pelajar internasional dari Taiwan.

“Pada tahun keempat kuliah, tekanan belajar sangat berat. Sekarang masih pagi. Setelah menjadi relawan selama 2 jam, saya harus segera pergi untuk mengikuti kelas. Seusai pelajaran, saya akan kembali lagi jika kegiatan di sini masih belum selesai. Jika penyaluran bantuan berskala besar diadakan di akhir pekan, saya akan belajar dahulu di pagi hari. Setelah menjadi relawan di sini sampai sore hari, saya segera pulang untuk belajar lagi,” kata Ellie Pelajar internasional dari Taiwan.

Semua hal tidak terlepas dari hukum sebab akibat. Karena peperangan, banyak orang di Ukraina memulai perjalanan yang sulit. Demi bertahan hidup, mereka bersusah payah mengungsi bersama keluarga. Mereka telah mengungsi selama beberapa bulan demi menemukan tempat bernaung yang aman. Mereka sangat bersusah payah.

Meski telah tiba di tempat yang aman, tetapi masa depan mereka masih tidak jelas. Karena itu, dibutuhkan warga setempat untuk membangkitkan hati Bodhisatwa guna menjaga dan menopang hidup mereka untuk sementara. Jadi, saya merasa bersyukur ada seorang mantan karyawan Da Ai TV yang menikah dengan warga setempat.


“Saat mendengarnya, suami saya mengatakan bahwa kami seharusnya bisa melakukan sesuatu untuk mereka karena kami memiliki banyak teman di Ukraina. Saya pun menelepon mantan rekan kerja saya di Da Ai TV dahulu. Saya bertanya kepadanya apakah ada ide atau rencana dari Tzu Chi untuk masalah kali ini. Dia menjawab bahwa sesungguhnya, begitu perang terjadi, semuanya sangat ingin membantu, tetapi belum ada rencana yang jelas. Dia lalu memperkenalkan seorang relawan dari Jerman kepada saya,”
kata Zhang Shu-er relawan Poznan.

Karena jalinan jodoh seperti inilah, para relawan kita bisa berkumpul di sana dan menginspirasi relawan baru.

Ada pula satu relawan yang pernah mendatangi Griya Jing Si dan tinggal di Hualien. Berkat matangnya jalinan jodoh, mereka dapat berkumpul di sana. Ada banyak hal yang harus dilakukan di sana. Ini membutuhkan tenaga manusia dan kesatuan hati orang-orang. Karena berbagai jalinan jodoh, beberapa hari ini mereka telah menyalurkan bantuan. Saya bersyukur kepada insan Tzu Chi dari belasan negara dan wilayah yang berkumpul di sana.

Ada seorang relawan yang bagaikan ibu atau Bodhisatwa yang membimbing anak muda. Saya sangat tersentuh. Dia adalah Shu-wei. Dia berasal dari Jerman. Di sana, dia memikul tanggung jawab dua orang karena dia bersumbangsih dengan disertai cinta kasih suaminya.

Suaminya, Bapak Pfaff, adalah orang Jerman. Dia juga merupakan murid saya. Setiap kali menyalurkan bantuan internasional, dia selalu menemani Shu-wei untuk bersumbangsih. Namun, beberapa tahun lalu dia meninggal dunia. Kali ini, Shu-wei kembali bersumbangsih di Polandia. Dia berinteraksi dengan para mahasiswa layaknya seorang ibu.


Setiap hari saya duduk di kursi dan melihat peta. Saya melihat insan Tzu Chi yang berasal dari berbagai negara berkumpul di suatu tempat. Mereka yang berada di garis depan sangatlah bersusah payah. Mereka bersumbangsih di tengah masyarakat. Mereka mewakili kita untuk merangkul penerima bantuan dengan penuh cinta kasih dan memberikan kartu belanja dengan sepasang tangan mereka. Ada banyak yang ingin saya ucapkan, termasuk terima kasih.

Saya juga ingin berbagi tentang kondisi kehidupan pengungsi sekarang. Mereka pernah hidup bahagia, tetapi kini mereka hidup dalam penderitaan. Ini merupakan sejarah dunia ini.

Kini relawan muda dari Amerika Serikat melakukan dokumentasi dan merekam di lokasi. Mereka tengah menjadi saksi sejarah bagi dunia dan menulis sejarah Tzu Chi. Di sana, juga ada enam staf Da Ai TV yang merekam kisah para pengungsi. Jadi, kita sama-sama adalah insan Tzu Chi.

Saat kekuatan sesama insan Tzu Chi dihimpun menjadi satu, mereka akan memiliki kekuatan untuk merangkul para pengungsi. Kita yang tidak bisa menjangkau Polandia berusaha mengumpulkan donasi untuk mendukung mereka. Jadi, setiap orang memiliki tanggung jawab dan dapat mengembangkan cinta kasih.  

Menghibur dengan penuh kehangatan dan mengembangkan cinta kasih
Bodhisatwa bermunculan berkat adanya jalinan jodoh baik
Menenteramkan fisik dan batin para pengungsi demi meringankan penderitaan mereka
Bersama-sama menulis sejarah bagi dunia            
                                                                                             
Ceramah Master Cheng Yen tanggal 26 Mei 2022
Sumber: Lentera Kehidupan - DAAI TV Indonesia
Penerjemah: Hendry, Karlena, Marlina, Devi
Ditayangkan tanggal 28 Mei 2022
Kita harus bisa bersikap rendah hati, namun jangan sampai meremehkan diri sendiri.
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -