Ceramah Master Cheng Yen: Menumbuhkan Benih Cinta Kasih di Mozambik
“Hingga kini, Siklon Idai telah berlalu 5 tahun. Saya merasa terhormat bisa melaporkan kepada Master bahwa kami telah melakukan serah terima untuk 5 dari 23 gedung sekolah yang kami bangun kembali. Perumahan Cinta Kasih pun masih terus dibangun. Teringat akan lima tahun lalu, saat melihat Rosinha, gadis cilik yang menjemur buku, hati saya seakan-akan hancur berkeping-keping. Di bawah arahan dan bimbingan Master selama 5 tahun ini, kami bisa melihat kehidupan warga mengalami perubahan dan mereka kembali menemukan arah,” kata Dino Foi relawan Tzu Chi.
“Dua hari lalu, kami juga meresmikan pusat pelatihan keterampilan di Perumahan Cinta Kasih Tzu Chi Metuchira. Dengan adanya tempat ini, warga setempat dapat menguasai keterampilan dan memperbaiki taraf kehidupan mereka,” pungkas Dino Foi.
“Saya sangat bersyukur kepada 18 relawan yang berikrar untuk bersumbangsih di Sofala. Master, hingga saat ini, mereka tidak pernah meninggalkan Sofala. Mereka sering menyanyikan lagu yang liriknya berbunyi, ‘Master, benih cinta kasih Master telah ditanam. Master, lihatlah, benih Master tengah bertunas’," kata Denise Tsai relawan Tzu Chi.
Saya sangat bersyukur dan tersentuh. Beberapa tahun lalu, 18 orang relawan menempuh jarak lebih dari seribu kilometer dengan membawa panci, spatula, cangkul, dan celengan bambu. Mereka menempuh jarak lebih dari seribu kilometer untuk tinggal di Sofala demi membimbing warga setempat. Hingga kini, mereka telah menginspirasi lebih dari 4.000 warga setempat untuk bersumbangsih bagi sesama. Mereka terus maju selangkah demi selangkah.
Selain menggarap perkebunan cinta kasih dan mengubah lahan yang gersang menjadi lahan hijau, mereka juga membangun perumahan cinta kasih. Yang lebih menyentuh ialah gedung sekolah yang memancarkan kecemerlangan. Kita bisa melihat bangunan yang sangat megah dan indah.
Ada dua kepala distrik yang secara khusus hadir dalam acara ramah-tamah kita. Dari sini bisa diketahui bahwa perbuatan kita telah memperoleh pengakuan dari mereka. Ini juga merupakan motivasi bagi semua orang. Asalkan sesuatu itu benar, maka lakukan saja.
Saya bersyukur kepada para Bodhisatwa di Afrika Selatan yang berjarak begitu jauh dari Taiwan. Banyak relawan dari negara lain, seperti Eswatini dan Lesotho, yang secara khusus menghadiri acara ramah-tamah ini. Saya juga melihat semua orang bercocok tanam dengan sungguh-sungguh. Sayuran yang kalian tanam sungguh bertumbuh subur. Saya sangat tersentuh. Dengan adanya kerja keras, barulah kalian bisa memperoleh hasil panen.
Kalian sungguh telah menunjukkan kekuatan ikrar kalian. Saya telah menyaksikannya. Ini merupakan hasil dari kerja keras kalian dengan segenap hati dan tenaga. Jadi, saya bersyukur kepada para relawan kita, terlebih Dino dan Denise, yang telah membimbing banyak warga setempat dan bersumbangsih dengan kesungguhan hati sehingga dapat memperoleh pencapaian seperti sekarang.
Ingatlah bahwa setelah membangun tekad dan ikrar, kita harus memiliki pikiran benar, selangkah demi selangkah menuju arah yang benar, dan terus membimbing orang-orang. Dengan demikian, pencapaian kita akan tak terhingga. Semua ini patut kita syukuri. Menciptakan berkah bagi orang banyak adalah hal baik. Demikianlah cara kita mengembangkan nilai kehidupan.
Belakangan ini, saya sering mengulas tentang nilai kehidupan. Kalian telah menjalankan ikrar kalian. Ikrar kalian bukan sekadar impian. Kalian telah mewujudkannya. Kita semua bersumbangsih dengan bahagia dan tanpa pamrih. Bisa memperoleh rasa pencapaian, kita sudah sangat gembira. Bukankah ini membawa keyakinan bagi kita dan meningkatkan nilai kehidupan kita? Inilah nilai kehidupan. Saya sungguh sangat bersyukur.
Saya juga sangat bersyukur kepada relawan konstruksi yang sangat bersungguh hati. Cuaca di sana sepertinya sangat panas. Selama dua hingga tiga tahun ini, cuaca di Afrika mungkin lebih panas daripada di Taiwan. Namun, mereka bersedia bersumbangsih di sana hingga memperoleh rasa pencapaian. Mereka telah membuat wilayah setempat menjadi sangat cemerlang dan rapi. Bagaikan sebuah lentera di tengah kegelapan, saat lentera ini tiba-tiba menyala, orang-orang akan sangat tercengang.
Kini, warga setempat hidup tenteram dan sejahtera serta banyak anak yang dapat mengenyam pendidikan. Beberapa tahun kemudian, saya yakin bahwa tempat ini akan menjadi lebih hijau dan rapi. Yang terpenting ialah bersungguh hati dalam pendidikan budi pekerti. Sampaikanlah pemikiran saya kepada relawan setempat, terlebih relawan yang baru bergabung.
Belasan relawan saja telah menginspirasi ribuan relawan sekarang. Dengan menggarap perkebunan yang luas ini, mereka dapat memenuhi kebutuhan sendiri dan menjalani kehidupan yang paling murni. Dengan bersungguh-sungguh merawat pohon buah, kelak tempat ini pasti akan menjadi perkebunan yang indah.
Di wilayah yang luas itu, kita hendaknya terus memotivasi orang-orang untuk lebih tekun dan bersemangat menggarap ladang batin, bercocok tanam, dan membimbing semua warga agar wilayah setempat penuh dengan kebenaran, kebajikan, dan keindahan. Terima kasih. Saya mendoakan kalian semua.
Saya bersyukur kepada para Bodhisatwa di Afrika Selatan yang menciptakan pahala dengan sukacita. Semoga kalian dapat lebih sering berinteraksi dan belajar satu sama lain. Di sana, kalian telah mempelajari banyak hal. Kalian juga hendaknya berbagi kebajikan dengan warga setempat. Saya berharap kalian dapat saling mengasihi dan memotivasi. Terima kasih. Saya mendoakan kalian semua.
Menempuh perjalanan ribuan kilometer demi menjalankan ikrar Bodhisatwa
Bersumbangsih dengan kesatuan hati dan menjadi batu pelindung
Membangun gedung sekolah untuk membawa harapan
Saling belajar dan melangkah dengan mantap
Ceramah Master Cheng Yen Tanggal 19 September 2024
Sumber: Lentera Kehidupan – DAAI TV Indonesia
Penerjemah: Hendry, Marlina, Shinta, Janet, Graciela
Ditayangkan Tanggal 21 September 2024