Ceramah Master Cheng Yen: Menumbuhkan Benih Kebajikan di Malawi
Betapa banyaknya penderitaan di dunia ini akibat ketidakselarasan empat unsur alam. Pada musim dingin, dinginnya tidak tertahankan. Guyuran hujan deras juga bisa menimbulkan banjir dan memicu terjadinya tanah longsor di pegunungan dan sebagainya. Kekuatan alam sangatlah besar. Ketidakselarasan empat unsur alam telah membuat cuaca menjadi tidak menentu. Alam pun terus mengalami perubahan atau tidak kekal, apalagi manusia yang begitu kecil.
Lihatlah di Afrika. Ada begitu banyak orang yang menderita di sana. Apakah mereka ditakdirkan untuk hidup di lingkungan seperti itu? Takdir ditentukan oleh karma. Mereka terlahir di lingkungan seperti itu dengan kondisi cuaca yang tidak bersahabat. Apakah kebijaksanaan mereka berbeda dengan kita? Apakah sifat hakiki mereka berbeda dengan kita? Tidak. Semua orang memiliki kebijaksanaan yang sama. Hanya saja, kekuatan karma mereka mengondisikan mereka di tempat seperti itu. Kita bisa membantu memperbaiki kondisi mereka.
Setelah menjangkau mereka, para insan Tzu Chi bukan hanya memberikan makanan dan pakaian kepada mereka, tetapi juga menggenggam jalinan jodoh untuk membimbing mereka. Relawan kita berkata, "Kami serahkan tanggung jawab atas desa ini pada kalian. Kami bisa membantu kalian karena berjodoh dengan kalian. Kini, kami meminta kalian untuk memperhatikan desa kalian. Saat ada orang yang membutuhkan, beri tahu kami. Kami akan menyediakan barang bantuan agar kalian bisa membantu mereka." Demikianlah kita menginspirasi orang-orang untuk menolong sesama. Jadi, kita harus membangun ikrar.
Ikrar di dalam hati bagaikan sebutir benih. Setelah benih ini ditabur, ia secara alami akan bertunas dan bertumbuh. Lihatlah, para relawan kita membagikan benih kepada mereka agar mereka dapat bercocok tanam, memperoleh hasil panen, menjualnya, dan memperbaiki kehidupan mereka. Kita mengimbau mereka untuk giat bercocok tanam agar dapat mengenyangkan perut diri sendiri dan menjual hasil panennya. Sedikit demi sedikit, lama-lama menjadi bukit. Jadi, jangan berpikir bahwa kekuatan kita sangat kecil, lalu enggan menolong orang lain.
Kita hendaknya mengimbau orang-orang untuk bekerja sama menolong orang yang membutuhkan. Kekuatan satu orang memang sangat kecil. Jadi, kita harus menghimpun kekuatan banyak orang untuk bersumbangsih.
“Pada bulan Oktober, para relawan lokal meminta kami untuk pergi ke sana karena mereka hendak menyumbangkan hasil panen untuk membalas kebaikan Tzu Chi. Berhubung kami telah berbagi dengan mereka tentang praktik segenggam beras di Myanmar dan berkata bahwa kami berharap lewat program ini, setiap orang berkesempatan untuk membangkitkan cinta kasih, maka para fungsionaris di Malawi menuruti perkataan saya dan membimbing para petani untuk bersumbangsih,” kata Yuan Ya-qi relawan Tzu Chi.
“Kakak Hallen adalah seorang ahli pertanian. Dia sangat tersentuh dan berkata bahwa Tzu Chi bukan hanya memberikan barang bantuan, tetapi juga membawa harapan bagi warga komunitas. Jagung yang dipanen dan disumbangkan oleh petani yang menerima bantuan dari Tzu Chi dibawa oleh fungsionaris kita ke Blantyre, lalu diolah menjadi tepung jagung dan diantarkan ke rumah orang yang membutuhkan,” pungkas Yuan Ya-qi relawan Tzu Chi.
Lingkungan sekitar kita dapat memengaruhi perilaku kita. Saat kita berada di lingkungan yang penuh dengan orang baik yang melatih diri, kita secara alami akan bertutur kata baik dan berbuat baik. Ini dipengaruhi oleh lingkungan. Dengan adanya orang baik dan hal baik, maka terciptalah lingkungan yang baik. Ini disebut sebab akibat.
Seiring berjalannya waktu, kita terus mengakumulasi karma. Jika mengakumulasi karma baik, kita dapat menjadi Bodhisatwa dunia dan kembali pada sifat hakiki yang baik. Namun, jika membangkitkan ketamakan yang tak berujung, kita akan mengakumulasi banyak karma buruk, merusak bumi, dan mencemari udara sehingga empat unsur alam makin tidak selaras dan bencana alam yang terjadi makin banyak. Singkat kata, manusia sangat sulit dipahami dan sangat sulit untuk dibimbing ke arah yang benar.
Jalan ini adalah jalan yang sangat cemerlang, damai, dan lapang. Namun, jika hanya satu jari yang menunjuknya, sulit bagi orang-orang untuk melihatnya. Sungguh, satu jari yang menunjuk ke arah yang benar tidak bisa dilihat oleh semua orang. Orang-orang yang tersesat telah merasakan penderitaan yang tak terkira. Karena itu, saya sangat khawatir. Jadi, saya berharap kita dapat mengerahkan segenap hati dan tenaga.
Orang yang tidak mendengar prinsip kebenaran tidak akan memahami kebenaran. Karena itu, kita harus bersungguh-sungguh membimbing orang-orang. Para relawan kita di Afrika, seperti Relawan Pan, Shi Hong-qi, dan Ai-bao, terus menjalankan Tzu Chi di Afrika Selatan dan telah mewariskan semangat Tzu Chi pada generasi kedua. Ya-qi juga menginspirasi banyak relawan paruh baya.
“Ini adalah untaian tali pengikat bacang yang diberikan oleh Master. Saat melakukan telekonferensi dengan mereka, saya menjelaskan kepada mereka tentang semangat untaian tali pengikat bacang dan mengimbau mereka untuk mempraktikkannya di Malawi. Yang mengagumkan ialah para fungsionaris di Malawi yang dengan sendirinya berpikir bahwa mereka perlu membentuk tim fungsional, seperti tim relawan dokumentasi, tim pemerhati komunitas, dan tim pelaksana program bantuan bagi petani. Mereka juga mengajari warga komunitas membuat sabun. Dengan demikian, warga setempat dapat memiliki sedikit penghasilan dan kesempatan untuk bersumbangsih. Jadi, mereka dapat menjalankan misi amal secara mandiri,” kata Yuan Ya-qi relawan Tzu Chi.
Para relawan kita meneruskan semangat untaian tali pengikat bacang sehingga berbagai tim dapat bekerja sama dengan harmonis. Semangat seperti ini harus diwariskan. Setelah orang-orang menerimanya, barulah kita akan memiliki kekuatan untuk menolong sesama. Setiap orang mengerahkan cinta kasih. Daun-daun yang kecil juga dapat disusun membentuk pemandangan yang sangat indah. Jadi, mari kita lebih bersungguh hati setiap waktu. Terima kasih.
Alam pun terus mengalami perubahan, apalagi manusia yang begitu kecil
Mengalami penderitaan karena kekuatan karma
Menggenggam jalinan jodoh untuk membimbing orang dan membawa harapan bagi mereka
Membimbing orang mencapai Bodhi dengan tiga kebajikan
Ceramah Master Cheng Yen tanggal 10 Januari 2023
Sumber: Lentera Kehidupan - DAAI TV Indonesia
Penerjemah: Hendry, Marlina, Shinta, Janet, Heryanto
Ditayangkan tanggal 12 Januari 2023