Ceramah Master Cheng Yen: Menumbuhkan Empat Pikiran Tanpa Batas demi Semua Makhluk


Saya berterima kasih atas kisah dari seluruh insan Tzu Chi. Kisah-kisah ini telah menunjukkan nilai kehidupan yang sesungguhnya. Belakangan ini, saya selalu mengatakan kepada seluruh insan Tzu Chi untuk menginventarisasi nilai dalam kehidupan. Begitu pula dengan saya sendiri.

Saya merasa bahwa saya telah menciptakan banyak nilai dalam hidup ini karena saya telah mendengar banyak kisah, baik suka maupun duka. Sesungguhnya, Buddha telah mengatakan bahwa dunia ini penuh dengan penderitaan. Kisah bahagia memiliki sejarahnya sendiri; kisah sedih mencakup sikap yang tidak dapat membedakan antara hal yang benar dan hal yang salah. Ini pernah menjadi kerisauan dalam hati saya.

Kita telah menapaki jalan yang sulit. Saya berharap lebih banyak orang bersedia memikul tanggung jawab dalam misi Tzu Chi. Terlebih lagi, kita harus menjalankan misi budaya humanis dengan sukacita.

Empat Misi Tzu Chi harus dijalankan dengan cinta kasih, welas asih, sukacita, dan keseimbangan batin. Kita menjalankan misi amal dengan cinta kasih, misi kesehatan dengan welas asih, misi budaya humanis dengan sukacita, dan misi pendidikan dengan keseimbangan batin.

Melalui misi pendidikan, kita telah membina banyak insan berbakat. Tahun ini, Asosiasi Guru Tzu Chi memperingati ulang tahun ke-30. Kita dapat melihat bahwa sekelompok guru ini telah lanjut usia, tetapi mereka masih memiliki jalinan yang erat. Ketika Asosiasi Guru Tzu Chi pertama kali didirikan, saya merasa bahwa semua guru memiliki cinta kasih yang begitu murni, tulus, dan dalam. Alangkah baiknya jika kita dapat mencatat sejarah zaman itu.


Saya teringat bahwa Asosiasi Guru Tzu Chi berkumpul saat pendidikan di masyarakat sungguh kacau dengan adanya masalah pengajar dan kelompok masyarakat yang mengkritik pendidikan. Di zaman itulah Asosiasi Guru Tzu Chi didirikan.

Melihat kembali ke masa lalu, yang kita lakukan juga termasuk pendidikan bagi dunia. Jika kisah seperti ini tidak kita rekam sebagai sejarah, kita tidak akan pernah tahu apa yang terjadi di masa itu dan tidak akan tahu bagaimana sulitnya perjalanan yang dilalui dalam misi pendidikan. Hendaklah kita mencatat apa yang masih kita ingat karena ini adalah bagian dari sejarah masyarakat.

Misi budaya humanis bertanggung jawab untuk mencatat sejarah. Lihatlah dua orang lansia yang menjual bakpao goreng itu. Lebih dari 20 orang anggota keluarganya adalah komisaris kehormatan Tzu Chi. Saat ini, mereka terus menggenapi donasi komisaris kehormatan. Mereka sungguh memahami makna memberi dengan keikhlasan dan keseimbangan batin.

Mereka tidak akan berkata, "Kami telah mencapai banyak hal. Kami akan berhenti bersumbangsih." Sebaliknya, mereka berkata, "Saya akan terus bersumbangsih hingga hembusan napas terakhir saya." Mereka menjalani kehidupan dengan sangat sederhana. Apa yang telah mereka lakukan, tidak dapat dilakukan oleh mereka yang berkata, "Saya telah mengerahkan banyak kekuatan. Saya sungguh hebat." Orang-orang seperti ini tidak dapat melakukan apa yang dilakukan oleh pasangan ini. Sungguh banyak orang seperti itu.


Saya berharap bahwa kita dapat mencatat sejarah dunia dengan hati yang tulus. Tidak peduli apakah orang tersebut berada dan berpendidikan tinggi atau miskin dan buta huruf, apa pun yang mereka lakukan, semuanya sama, sama halnya dengan manusia yang berjalan dengan kedua kaki yang seimbang.

Misi Da Ai TV ialah mengerahkan jiwa kebijaksanaan kita untuk menumbuhkan jiwa kebijaksanaan orang lain. Kita harus mempertahankan dan meneruskan jiwa kebijaksanaan ini. Dengan demikian, kita akan menciptakan banyak nilai dalam hidup. Dengan mencatat banyak sejarah kebajikan, kita dapat menyelamatkan jiwa kebijaksanaan banyak orang.

Dalam hidup ini, semua barang mengalami fase terbentuk, berlangsung, rusak, dan hancur. Begitu pun dengan pikiran kita yang mengalami fase timbul, berlangsung, berubah, dan lenyap. Pikiran kita pun terkadang tidak stabil. Meski saat ini kita telah membangun tekad dan ikrar, jika kegelapan batin muncul di tengah proses itu, tekad dan ikrar kita akan terpengaruh dan kita akan menyerah di tengah jalan. Banyak orang yang tidak dapat bertahan hingga akhir.

Nilai kehidupan kita tercipta ketika kita berikrar melakukan hal yang benar dan mampu mengatasi segala kesulitan yang ada. Oleh karena itu, saya dapat berkata dengan sederhana, "Selama suatu hal itu benar, lakukan saja." Betapa sederhananya prinsip ini. Sesungguhnya, dalam melakukan suatu hal, prosesnya sungguh sulit. Namun, jawaban saya sederhana, yaitu hendaklah kita menginventarisasi kehidupan dan melakukan hal yang benar.


Empat Misi Tzu Chi telah melewati banyak kesulitan. Namun, kita akan bertahan untuk melakukan hal yang benar agar tidak ada penyesalan dalam hidup. Inilah cara kita membalas budi orang tua, yaitu berkontribusi bagi dunia. Misi budaya humanis kita memikul tanggung jawab untuk menyiarkan kebenaran dan membimbing ke arah yang benar.

Saat ini, banyak media massa yang memiliki arah yang salah dengan menyiarkan pandangan dan pemikiran yang tidak baik sehingga banyak anak muda mempelajarinya dan menumbuhkan sikap yang buruk. Termasuk program dan drama televisi, semuanya harus mengedukasi keluarga.

Hendaklah kita menjalankan misi budaya humanis melalui Da Ai TV dengan baik. Inilah nilai dalam kehidupan kita, yaitu menyiarkan kebenaran, membimbing ke arah yang benar, dan menumbuhkan jiwa kebijaksanaaan semua orang. Kita harus melenyapkan kesesatan semua orang dengan membagikan berbagai peristiwa di dunia dan melaporkan berita yang benar. Selama memiliki tekad, kita dapat melakukannya. 

Menyadari prinsip kebenaran akan ketidakkekalan hidup
Menumbuhkan empat pikiran tanpa batas demi semua makhluk
Melaporkan kebenaran dan membimbing ke arah yang benar demi menumbuhkan jiwa kebijaksanaan
Memiliki sikap optimis dan tidak mudah menyerah     

Ceramah Master Cheng Yen tanggal 28 Desember 2022
Sumber: Lentera Kehidupan - DAAI TV Indonesia
Penerjemah: Hendry, Marlina, Shinta, Janet, Heryanto
Ditayangkan tanggal 30 Desember 2022
Lebih mudah sadar dari kesalahan yang besar; sangat sulit menghilangkan kebiasaan kecil yang buruk.
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -