Ceramah Master Cheng Yen: Menumbuhkan Jiwa Kebijaksanaan dan Meneruskan Jalinan Jodoh Dharma


Saya sangat bersyukur dan tersentuh dengan upacara pemandian rupang Buddha. Saya telah melihat pemandangan yang begitu indah. Tanpa hati yang tulus, kita tidak akan bisa melihat keindahan di dalam barisan itu. Ini sungguh membuat orang tersentuh. Terutama, upacara pemandian rupang Buddha yang dilaksanakan di Balai Peringatan Chiang Kai-shek.

Latihan telah dimulai sejak sore hari. Saat matahari hampir terbenam, saya melihat para anggota Sangha memasuki lapangan dan merasa sangat bersyukur. Inilah pemandangan yang sangat agung. Saya merasa sangat tersentuh. Dharma ditampilkan pada momen ini. Di Taiwan, Dharma menunjukkan kebenaran, kebajikan, dan keindahan. Para anggota Sangha telah mengajak seluruh dunia melihat Dharma. Saya sangat berterima kasih kepada para anggota Sangha yang telah mendukung dan menyebarkan Dharma dengan tulus hingga ke seluruh dunia. Pemandangan ini sungguh sangat indah dan agung.

Saya berterima kasih kepada Ci Yue. Saya sering berkata bahwa dia sangat berbakat. Setelah bertemu dengan saya, dia dapat mengembangkan bakatnya. Berhubung menghormati dan mengasihi saya, dia mewakili saya membuat yang tidak berwujud menjadi berwujud. Semua insan Tzu Chi menuju arah yang sama, yaitu menampilkan keindahan. Semuanya adalah Bodhisatwa.


Para Bodhisatwa dunia kita membentuk barisan yang sangat tertib dan indah. Terlebih lagi, kita bisa membentuk formasi dan menampilkan aksara yang hidup. Ketika semuanya bergerak, aksara itu pun ikut bergerak dan berubah. Ini sungguh-sungguh sangat rapi dan menunjukkan kebenaran, kebajikan, dan keindahan. Namun, kebenaran, kebajikan, dan keindahan ini harus berlandaskan ketulusan. Dengan tulus, semua orang menghimpun kekuatan cinta kasih. Ini sungguh tak terbayangkan. Membentuk keindahan seperti itu tidaklah mudah. Langit dan bumi pun bekerja sama.

Kita juga mendengar kicauan burung yang sangat merdu. Matahari yang terbit dari ufuk timur menyinari pegunungan terlebih dahulu dan terus bergerak ke arah barat hingga terbenam. Saat terbit di ufuk timur, matahari bagai mendaki gunung; ketika terbenam, matahari bagai kembali ke lautan. Matahari terbit dari lautan di arah timur dan kembali ke lautan di arah barat. Ini terjadi karena Bumi berbentuk bulat. Intinya, siklus ini akan terus berulang dari waktu ke waktu, hari ke hari, bulan ke bulan, dan tahun ke tahun.

Tahun ini, Tzu Chi telah berusia 58 tahun. Ketika nanti Tzu Chi mencapai 100 tahun, saya tidak tahu di manakah saya berada. Namun, Tzu Chi pasti akan mencapai 100 tahun. Tzu Chi harus terus ada dari abad ke abad. Sejak masa Buddha, sudah berapa abad berlalu? Intinya, waktu terus berjalan.


Sudah berapa kehidupan yang dilalui seseorang jika dia hidup di zaman yang sama dengan Buddha? Buddha tidak pernah meninggalkan dunia ini. Buddha akan terus datang ke dunia dari kehidupan ke kehidupan karena Beliau adalah guru di Dunia Saha ini. Guru kita adalah Buddha Sakyamuni yang memberikan ajaran lebih dari 2.500 tahun yang lalu. Saat ini, Beliau tetaplah guru kita karena di era ini, kita tetap mempelajari ajaran Buddha Sakyamuni.

Sebelum Buddha Sakyamuni, ada Buddha Dipamkara dan berbagai Buddha lainnya. Perlu kita ketahui bahwa untuk datang ke dunia, Buddha membutuhkan waktu berabad-abad. Jadi, hendaknya kita sungguh-sungguh memahami angka-angka ini. Banyak hal di dunia tidak luput dari waktu. Selain waktu dan peristiwa, waktu, ruang, dan hubungan antarmanusia juga harus selaras agar kita bisa melihat jalan kebenaran dan kenyataan.

Waktu, ruang, dan hubungan antarmanusia membentuk sejarah dan cerita. Kisah hari ini, kemarin, bahkan 58 tahun yang lalu disebut dengan sejarah. Saat ini, kita adalah umat Buddha. Sejarah ajaran Buddha sudah ada sejak lebih dari 2.500 tahun yang lalu. Banyak hal yang terjadi seiring berlalunya waktu dan saya berharap semuanya memiliki makna. Hendaknya semuanya terus mengenang dan mencatat sejarah yang ada. Ini sangatlah penting.


Bodhisatwa sekalian, Tzu Chi bersumbangsih di tengah masyarakat dan menyebarkan Dharma ke seluruh dunia dengan teknologi. Saya sangat bersyukur dapat menjalin jodoh Dharma dengan seluruh dunia. Kita terjun ke tengah masyarakat untuk memperluas jalinan jodoh Dharma. Hendaknya kita memanfaatkan teknologi saat ini untuk memperluas jalinan jodoh Dharma ke seluruh dunia. Saya berharap kita dapat memiliki lebih banyak jalinan jodoh Dharma. Namun, sangat disayangkan karena waktu terus berlalu.

Seiring berjalannya waktu, usia kehidupan kita pun terus berkurang. Usia kehidupan kita berkurang seiring berjalannya waktu. Bagaimana kita memperpanjang kehidupan? Saya berharap semua orang dapat menghubungkan kehidupan dengan jiwa kebijaksanaan. Hanya jiwa kebijaksanaan yang dapat memperpanjang kehidupan. 

Upacara pemandian rupang Buddha sangatlah agung
Mengubah semerbak ketulusan menjadi sesuatu yang berwujud
Memutar roda Dharma tanpa lelah dan mencatat sejarah
Menumbuhkan jiwa kebijaksanaan dan meneruskan jalinan jodoh Dharma

Ceramah Master Cheng Yen Tanggal 10 Juni 2024
Sumber: Lentera Kehidupan – DAAI TV Indonesia
Penerjemah: Hendry, Marlina, Shinta, Janet
Ditayangkan Tanggal 12 Juni 2024
Berlombalah demi kebaikan di dalam kehidupan, manfaatkanlah setiap detik dengan sebaik-baiknya.
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -