Ceramah Master Cheng Yen: Menumbuhkan Jiwa Kebijaksanaan dengan Menabur Benih Kebajikan
Terima
kasih, Bodhisatwa sekalian. Di Neihu terdapat banyak kisah menyentuh tentang
relawan daur ulang. Saya sering bersyukur atas hal ini. Di sana, para
Bodhisatwa lansia kita melakukan daur ulang dengan penuh sukacita dan rasa
syukur. Mereka bersumbangsih tanpa pamrih. Yang mereka peroleh adalah rasa
syukur. Apa yang disyukuri mereka?
Mereka
bersyukur ada kegiatan daur ulang yang dapat mereka lakukan sehingga mereka
tetap berguna di usia lanjut. Meski sudah lanjut usia, mereka tetap berguna.
Saat sudah berusia lanjut, mereka dapat melindungi Bumi dengan melakukan daur
ulang. Saya sering berkata bahwa lansia bukanlah masalah bagi masyarakat. Saya
berkata seperti ini karena saya melihat para relawan daur ulang lansia kita.
Jadi,
mereka bukan masalah bagi masyarakat. Mereka bahkan melakukan daur ulang dengan
penuh rasa pencapaian dan rasa syukur. Bagaimana mungkin mereka menjadi masalah
bagi masyarakat? Saya sering berkata bahwa para relawan lansia yang melakukan
daur ulang itu memiliki lebih banyak pengetahuan dan kebijaksanaan daripada
saya karena begitu memegang kantong plastik, mereka langsung bisa memilahnya.
Jika
saya bertanya pada mereka mengapa ini dimasukkan ke sini dan mengapa itu
dimasukkan ke sana, maka mereka bisa menjelaskan alasannya. Mereka memberi tahu
saya bahwa ini adalah polipropilena, itu adalah polikarbonat, dan lain-lain.
Saat saya bertanya bagaimana mereka mengetahuinya, mereka berkata bahwa mereka
mengetahuinya dengan menyentuhnya. Ada pula yang berkata bahwa mereka
mengetahuinya dengan mendengarnya.
Lihatlah,
mereka begitu bijaksana dan berpotensi. Pikiran mereka sangat tajam. Jadi, dengan
lebih banyak beraktivitas, pikiran lansia akan terus terlatih dan tidak akan
menjadi masalah bagi masyarakat. Hidup mereka sangat bermartabat dan sangat
bermakna. Saya bersyukur kepada para relawan yang terus mendampingi mereka. Para
anggota Tzu Cheng dan komite kita terus mendampingi para relawan lansia bagaikan
anak mendampingi orang tua, penuh rasa bakti dan hormat.
Mereka
mengasihi para relawan lansia seperti teman dan keluarga sendiri sehingga para
lansia memiliki rasa aman. Saya juga bersyukur atas hal ini. Sesungguhnya,
seiring berjalannya waktu, setiap orang akan menua. Ini merupakan hukum alam. Karena
itu, semangat untuk menginspirasi lansia dan saling memperhatikan dalam jangka
panjang harus kita pertahankan untuk selamanya. Ini telah dilakukan dengan
sangat baik di posko daur ulang kita.
Selain
itu, kini kita bisa melihat pameran untuk menyosialisasikan konsep daur ulang diadakan
dengan memadukan pengetahuan dan teknologi. Sesungguhnya, kita tidak memiliki
banyak relawan yang ahli di bidang elektronik atau komputer, tetapi dengan
adanya kesungguhan hati, relawan lain bisa bekerja sama dengan mereka guna
melakukan berbagai persiapan untuk pameran tersebut. Dengan kesungguhan hati, mereka
bisa mengadakan pameran.
Setiap
tempat dan setiap benda dalam pameran menunjukkan Dharma. Jadi, Dharma terdapat
di setiap tempat dan benda, bahkan sapi pun menunjukkan Dharma. Sesungguhnya,
setiap orang memiliki sebuah kereta lembu putih. Setiap orang merupakan
pengendara kereta lembu putih. Tubuh setiap orang adalah kereta lembu putih.
Kereta ini bisa mengangkut banyak Dharma.
Buddha
mengajari kita bahwa setiap orang bisa menjadi nakhoda perahu cinta kasih yang
menyelamatkan semua makhluk. Sutra Makna Tanpa Batas mengajari kita untuk
menjadi nakhoda. Kita semua bisa menakhodai perahu cinta kasih. Tidak peduli
betapa besarnya perahu ini, kita pasti bisa menakhodainya karena tubuh kita merupakan
bagian dari perahu ini. Dengan menjadi nakhoda perahu cinta kasih, kita harus
menyeberangkan semua makhluk dari pantai penderitaan ke pantai kebahagiaan dan
kebebasan.
Jadi,
setiap orang merupakan nakhoda perahu cinta kasih dan pengendara kereta lembu
putih. Tubuh kita merupakan kereta dan perahu tersebut. Dalam kehidupan ini,
jika kita tidak memanfaatkan kereta ini secara maksimal, maka seiring
berjalannya waktu, kereta ini akan berkarat. Bagaikan para lansia, jika pikiran
mereka tidak dilatih, maka daya ingat mereka akan menurun dan berisiko terkena
demensia.
Lansia
zaman sekarang tidak perlu mengkhawatirkan apa pun. Karena memiliki banyak
waktu senggang, mereka mudah terkena demensia. Kita harus memanfaatkan kereta
dan perahu kita dengan baik. Sebagai pengendara dan nakhoda, kita harus
bolak-balik untuk menyeberangkan semua makhluk.
Bodhisatwa
sekalian, bagaimana kita menciptakan kedamaian dan kebahagiaan? Kita tahu bahwa
di dunia yang penuh kekeruhan dan merupakan era kemunduran Dharma ini, moralitas
manusia semakin menipis. Bagaimana menyucikan hati manusia? Bagaimana
memulihkan moralitas manusia? Dengan menggenggam waktu untuk mempraktikkan
Dharma secara nyata. Kita sungguh harus menghargai tubuh kita dan menumbuhkan
jiwa kebijaksanaan.
Kita
harus bersyukur dan menghormati Buddha yang telah menumbuhkan jiwa
kebijaksanaan kita. Buddha merupakan ayah dari jiwa kebijaksanaan. Saya sudah
mengulas ini semua dalam ceramah pagi. Karena itu, kita harus bersyukur serta
menghargai dan memanfaatkan hidup kita untuk menumbuhkan jiwa kebijaksanaan.
Seiring berlalunya waktu, kehidupan kita juga semakin berkurang, ini merupakan
hukum alam. Kita juga akan menua dan meninggal dunia suatu hari nanti.
Hanya
jiwa kebijaksanaan yang bisa bertahan untuk selamanya. Semua perbuatan kita tersimpan
di dalam kesadaran kedelapan kita. Segala perbuatan kita bagaikan benih yang
kita tabur. Perbuatan kita ditentukan oleh tubuh dan pola pikir kita. Dengan memiliki
pola pikir yang benar dan melakukan hal yang benar, semua itu akan tersimpan di
dalam kesadaran kedelapan kita. Inilah pencapaian kita.
Kita
berharap lewat tubuh dan perbuatan kita, kita dapat menumbuhkan jiwa
kebijaksanaan dan memahami kebenaran. Dengan memahami kebenaran, kita bisa
membangkitkan kebijaksanaan yang murni. Inilah sifat hakiki kita yang
sesungguhnya. Saya sangat bersyukur kalian semua begitu bekerja keras untuk menumbuhkan
jiwa kebijaksanaan.
Relawan
senior harus mendampingi relawan baru dengan sepenuh hati. Bukan hanya itu, kalian juga harus
mengajarkan filosofi dan semangat Tzu Chi pada mereka. Lihatlah, potensi
kebajikan anak muda bisa mendukung pencapaian kita seperti pameran tersebut.
Dengan pola pikir yang benar, kita bisa menumbuhkan jiwa kebijaksanaan.
Melakukan daur ulang untuk melindungi Bumi
Relawan lansia yang melakukan daur ulang merupakan permata bagi
masyarakat
Menjadi nakhoda perahu cinta kasih untuk
menyelamatkan semua makhluk
Menumbuhkan
jiwa kebijaksanaan dengan menabur benih kebajikan
Ceramah Master Cheng Yen tanggal 11 Juni 2017
Sumber: Lentera Kehidupan - DAAI TV Indonesia,
Penerjemah: Hendry, Karlena, Marlina
Ditayangkan tanggal 13 Juni 2017