Ceramah Master Cheng Yen: Menumbuhkan Jiwa Kebijaksanaan dengan Mengikuti Kebaktian Daring
Kemarin ialah hari kebaktian Tzu Chi. Di 148 titik di 30 negara dan wilayah, kebaktian dalam jaringan diadakan secara bersamaan dan diikuti oleh lebih dari 21.060 relawan. Meski hanya beberapa orang di satu titik, mereka juga mengikuti kebaktian. Dari relawan cilik hingga relawan lansia, semuanya mengikuti kebaktian dengan tulus.
Yang paling senior sudah berusia 103 tahun. Ada dua relawan lansia. Yang pertama ialah Cai Kuan yang berasal dari Changhua. Yang kedua berasal dari Taipei. Beliau beserta relawan lainnya beranjali dengan tulus di depan monitor. Mereka duduk berdekatan dan menunjukkan ketulusan mereka. Baik di tempat yang besar maupun kecil, semuanya demikian.
Kemarin saya juga melihat seekor kucing di samping sebuah monitor. Kucing itu duduk di dekat monitor dan terlihat seperti sedang beranjali dengan tulus. Anak-anak juga demikian. Contohnya seorang anak yang bersumbangsih di posko daur ulang. Ketika waktu untuk kebaktian tiba, anak laki-laki ini, Bo-qian, akan beranjali dan mencatat di buku catatannya. Dengan tulus, dia mencatat ceramah saya.
Seorang anak lainnya, Kuan-kuan, juga duduk di depan monitor dengan pena di tangannya dan mencatat dengan sungguh-sungguh. Mereka masih anak-anak. Sungguh, ketulusan tidak dibatasi oleh usia.
Di Myanmar, Tzu Chi memiliki kantor baru. Seorang pengusaha Taiwan di Myanmar menyumbangkan pabriknya. Meski renovasinya belum rampung, tetapi mereka tetap mengadakan kebaktian, melantunkan Sutra, mendengarkan ceramah, dan kegiatan lainnya. Mereka sangat bersungguh-sungguh.
Di sana sudah ada anggota Tzu Ching, relawan muda, dan relawan paruh baya. Bahasa yang mereka gunakan berbeda dengan kita. Meski Relawan U Mya Thein telah berusia 80-an tahun dan memiliki masalah pada pinggang, dia tetap duduk di samping untuk membantu sebagai penerjemah bagi para insan Tzu Chi di Myanmar. Inilah kantor terbaru Tzu Chi di Myanmar.
Hingga dua hari lalu, renovasi masih berlangsung. Kemarin, mereka membersihkannya dahulu dan menggunakannya sebagai ladang pelatihan. Meski renovasinya belum rampung, tetapi mereka sangat tekun dan bersemangat. Myanmar ialah negara yang mayoritas warganya beragama Buddha. Saya harap semangat Buddhis Tzu Chi dapat dibawa ke Myanmar.
Saya harap para umat Buddha dapat maju selangkah dan bersumbangsih di Jalan Bodhisatwa. Kelak, kantor Tzu Chi ini dapat menjadi ladang pelatihan Bodhisatwa. Saya sangat senang melihatnya.
Di Yordania, ada seorang relawan yang mengikuti kebaktian dari dini hari hingga saya selesai berceramah. Dia selalu tulus, tekun, dan bersemangat dalam sepanjang kebaktian. Dia adalah Ji Hui yang berada di Yordania. Dia mengikuti kebaktian dalam jaringan yang terhubung dengan Griya Jing Si, Hualien. Cuaca di sana juga sangat dingin.
Pada pukul 4 pagi di Turki, Relawan Yu juga mengikuti kebaktian dalam jaringan dan berdoa dengan tulus meski sendirian. Tidak peduli berada di ladang pelatihan di daerah mana, beramai-ramai atau seorang diri, semuanya dapat berkumpul dalam jaringan. Bukankah pemandangan seperti ini terlihat sangat harmonis? Saya sangat bersyukur kepada mereka yang mengembangkan cinta kasih.
Ada sebuah tempat bernama Sint Maarten yang merupakan pulau kecil. Beberapa tahun yang lalu, terjangan badai menimbulkan dampak serius di sana. Para insan Tzu Chi di Sint Maarten mengemban misi Tzu Chi dan mengembangkan cinta kasih di sana. Saat mengadakan pembagian beras, mereka juga menginspirasi warga setempat untuk membangkitkan ketulusan. Mereka membagikan bantuan dengan tulus.
Saat menuangkan setiap gelas beras, mereka berkata, "Kita harus bertutur kata baik. Kita harus berpikiran baik. Kita harus berbuat baik." Mereka berharap semua orang dapat terinspirasi untuk berpikiran baik, berbuat baik, dan bertutur kata baik dalam keseharian. Inilah misi yang diemban oleh insan Tzu Chi di Sint Maarten.
Ada juga insan Tzu Chi di Malaysia yang selalu saya puji. Saat saya menyerukan sesuatu, mereka selalu segera menjalankannya dengan kekuatan yang besar. Kekuatan mereka sungguh besar. Setiap orang sangat tekun dan bersemangat. Pada hari kebaktian kemarin, kita dapat melihat relawan dari berbagai negara. Di negara yang terdapat banyak insan Tzu Chi, kita dapat melihat kebajikan yang subur.
Kita juga melihat di Aula Jing Si Filipina, ada banyak orang yang mengikuti pelatihan relawan. Dalam sesi pelatihan, mereka juga mendengar ceramah saya tentang pahala berdoa. Kita berharap setiap orang yang bergabung dengan Tzu Chi dapat membina ketulusan. Intinya, dalam sehari dapat melihat begitu banyak ketekunan, semangat, dan kekuatan cinta kasih, saya sungguh sangat tersentuh.
Menumbuhkan jiwa kebijaksanaan
dengan mengikuti kebaktian dalam jaringan
Mendengarkan Dharma dan melatih
diri bersama-sama
Orang-orang di berbagai ladang
pelatihan menyatukan hati dan tekad
Menghimpun kebajikan orang banyak
dan mendoakan keharmonisan
Ceramah Master
Cheng Yen tanggal 9 Maret 2020
Sumber: Lentera Kehidupan - DAAI TV Indonesia
Penerjemah:
Hendry, Karlena, Marlina, Stella
Ditayangkan
tanggal 11 Maret 2020