Ceramah Master Cheng Yen: Menumbuhkan Jiwa Kebijaksanaan dengan Tekad yang Teguh

Bodhisatwa sekalian, saya hanya berharap para murid saya lebih tekun dan bersemangat. Saya mengasihi murid-murid saya yang memiliki tekad yang teguh. Saya sangat berharap setiap orang bertumbuh dalam jiwa kebijaksanaan. Saudara sekalian, orang tua memberi kita kehidupan jasmani. Saya sebagai guru memiliki tanggung jawab untuk memberi jiwa kebijaksanaan. Jiwa kebijaksanaan berlanjut dari kehidupan ke kehidupan.

Setiap orang dari kita yang terlahir tidak tahu dari mana kita datang dan sebab apa yang membuat kita ada di sini. Kita pun tak tahu ke mana kita pergi kelak. Namun, kita memilki jalinan jodoh.

Kita memiliki arah tujuan yang sama. Kita harus memiliki Dharma. Itulah arah tujuan kita.

Dharma pada umumnya disebut kebenaran. Kebenaran ini harus kita selami. Buddha memberi kita arah, tetapi kita tidak boleh ikut secara membuta. Kita harus menganalisis dengan kebijaksanaan apakah ajaran itu patut diikuti dan masuk akal. Jika ya, maka kita dapat mendedikasikan diri sesuai ajaran itu. Inilah kebenaran.


Dunia Bodhisatwa adalah praktik jalan kebenaran. Kita telah bertekad dan berikrar untuk ini. Kita harus memiliki arah tujuan.

Kita sendiri harus bertekad dan berikrar. Untuk menentukan ke mana kita akan pergi kelak, kita harus banyak menjalin jodoh baik dengan semua orang di berbagai tempat. Di mana pun kita berada, kita dapat meningkatkan nilai hidup kita dengan bersumbangsih.

Tempat kita lahir di kehidupan mendatang adalah tempat yang berjodoh dengan kita. Ini ditentukan oleh pilihan yang kita buat atas apa yang kita lakukan saat ini. Karena itu, kita mempraktikkan Jalan Bodhisatwa dan mengembangkan Enam Paramita.

Bodhisatwa sekalian, pernahkah terpikir, manusia seharusnya memiliki cukup pangan, tetapi mengapa ada banyak orang kelaparan?

Melihat orang-orang yang kelaparan dan menderita, hati kita sangatlah sedih. Kita melihat di dunia ini tidak sedikit organisasi kemanusiaan yang datang ke daerah bencana kelaparan. Namun, barang bantuan dilempar dari atas truk. Betapa banyak orang yang saling dorong hanya demi mendapat sebungkus makanan. Orang-orang yang lebih kuat mungkin dapat merebut beberapa bungkus. Orang yang lebih lemah mungkin tidak mendapatkan satu pun. Ini sungguh memprihatinkan.


Tzu Chi juga merupakan organisasi kemanusiaan. Kita harus memikirkan cara untuk mengungkapkan cinta kasih kita yang tulus. Cinta kasih yang tulus ini diwujudkan lewat bantuan yang berkualitas. Untuk menyampaikan cinta kasih yang tulus dan berkualitas ini, para relawan harus menjalani pelatihan. Cinta kasih harus diwujudkan dengan sungguh-sungguh dan tulus. Sebelum menyalurkan bantuan, kita harus berinteraksi dengan warga.

Kita mempraktikkan Jalan Bodhisatwa dan Enam Paramita. Yang pertama adalah berdana atau memberi. Kita hendaknya mengembangkan cinta kasih dan bersumbangsih sesuai kemampuan kita. Namun, yang terpenting adalah menyayangi pikiran kita sendiri. Kita harus mengungkapkan cinta kasih kita dengan cara membimbing semua makhluk dan menyucikan hati manusia.

Sebelum menyucikan hati manusia, kita harus terlebih dahulu menyucikan hati sendiri. Berdana juga berarti memberi cinta kasih, memberi Dharma, memberi kebijaksanaan. Inilah cara kita menciptakan berkah di dunia. Kita ingin mewariskan ajaran Buddha di dunia dan membimbing semua makhluk secara luas. Para Buddha dan Bodhisatwa memiliki ikrar yang sama, yaitu membimbing semua makhluk secara luas.


Di dalam empat ikrar agung Bodhisatwa, yang pertama adalah menyelamatkan semua makhluk yang tiada batas. Untuk itu, insan Tzu Chi harus memiliki ketulusan. Dengan ketulusan, berikrar menyelamatkan semua makhluk. Namun, untuk menyelamatkan semua makhluk, kita harus menyelamatkan diri sendiri terlebih dahulu. Caranya adalah dengan melenyapkan noda batin.

Untuk mengetahui dari mana kehidupan berasal dan mana arah tujuan hidup yang benar, kita harus memperhatikan pikiran kita. Arah pikiran kita haruslah sejalan dengan kebenaran. Jalan kebenaran bergantung pada diri kita untuk membukanya agar kita dapat membimbing semua makhluk untuk bersama-sama berjalan di jalan ini. Inilah arah tujuan kita.

Bodhisatwa sekalian, kita harus memiliki cinta kasih berkesadaran. Kita harus menjadi orang yang  sadar dan penuh cinta kasih. Kita harus memiliki cinta kasih terhadap semua makhluk di dunia. Bukan hanya terhadap sesama manusia, melainkan terhadap semua makhluk hidup, kita harus memiliki cinta kasih dan kesadaran. Kita semua harus bertekad dan berikrar.


Kita harus bersungguh hati mengembangkan empat ikrar agung Bodhisatwa dengan ketulusan. Insan Tzu Chi harus memiliki ketulusan, kebenaran, keyakinan, dan kesungguhan. Dengan ketulusan, berikrar menyelamatkan semua makhluk. Setiap orang juga harus berikrar memutus noda batin dengan kebenaran. Dengan pikiran benar, kita memutus noda batin. Kita harus memiliki pengetahuan dan pandangan benar serta perbuatan benar. Kita harus mempraktikkan Jalan Mulia Beruas Delapan. Dengan begitu, barulah kita bisa memutus noda batin.

Noda batin kita bukan datang dari orang lain. Ia berasal dari dalam batin kita sendiri. Akibat kemelekatan terhadap kondisi luar, maka berbagai persepsi dan pemikiran keliru membuat kita berpikir terlalu banyak sehingga timbullah banyak kerisauan. Inilah noda batin yang mengganggu kita. Inilah awal dari kegelapan batin. Ini berkaitan dengan kesadaran keenam.

Singkat kata, kita harus sungguh-sungguh mengarahkan kesadaran kita pada kebenaran dan mengubahnya menjadi kebijaksanaan. Kita harus memiliki perbuatan dan pengetahuan benar untuk bisa memiliki kebijaksanaan. Jadi, kita harus lebih bersungguh hati. Kita juga harus mempelajari pintu Dharma dengan keyakinan dan berikrar untuk mencapai kebuddhaan dengan kesungguhan. Dalam belajar, tentu harus ada pencapaian. Jadi, kita harus memiliki kesungguhan hati.


Di dalam organisasi kita, kita mengembangkan ketulusan, kebenaran, keyakinan, kesungguhan untuk dapat mempraktikan ikrar agung para Buddha. Setiap Buddha memiliki ikrar umum yang sama, yaitu empat ikrar agung. Sebagai praktisi Buddhis, kita juga harus mengembangkan ikrar ini. Ikrar ini harus dimulai dari ketulusan, kebenaran, keyakinan, kesungguhan.

Memilih arah tujuan sesuai ajaran Buddha

Menjalankan praktik Bodhisatwa demi membimbing semua makhluk

Bertekad dan berikrar untuk memutus noda batin

Bersungguh hati mengubah kesadaran menjadi kebijaksanaan

Ceramah Master Cheng Yen tanggal 28 Maret 2018

Sumber: Lentera Kehidupan - DAAI TV Indonesia,

Penerjemah: Hendry, Karlena, Marlina

Ditayangkan tanggal 30 Maret 2018

Saat membantu orang lain, yang paling banyak memperoleh keuntungan abadi adalah diri kita sendiri.
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -