Ceramah Master Cheng Yen: Menumbuhkan Jiwa Kebijaksanaan dengan Tekad yang Teguh
“Waktu kecil berat badan saya mencapai 90 kilogram. Apa yang ingin saya makan, Kakek akan terus membelikannya. Beliau terus memanjakan saya. Saya juga tidak pernah menjalani diet. Ini menjadi kebiasaan yang sulit untuk dihentikan. Setelah terlalu gemuk, sudah terlambat saat ingin mengurangi berat badan, karena jika tidak makan, saya tidak bisa berkonsentrasi. Kebanyakan perusahaan tidak bisa menerima karyawan dengan tubuh seperti saya,” kata A-fu penerima bantuan Tzu Chi.
Kita melihat pasien kasus ini. Namanya A-fu yang berarti "kaya", tetapi dia malah hidup kekurangan dan sakit. Tubuhnya memiliki berat berlebih. Dia sungguh menderita. Dia juga sulit bergerak ataupun berjalan. Namun, kita juga melihat cinta kasih. Relawan Tzu Chi memberi penghiburan lahir batin bagi anak muda ini.
“Apa kabar? Saya dr. Wang, spesialis kulit. Tidak perlu tegang. Saya dengar-dengar, kulitmu mengalami psoriasis seperti ini, kira-kira sudah berapa lama?” tanya dr. Wang Chun-hua Spesialis kulit RS Tzu Chi Taipei.
“Kira-kira dua tahun lebih. Mulanya dari sini, lalu mulai menyebar. Waktu itu saya tidak perhatikan dan berpikir hanya perlu diolesi obat sendiri. Tak disangka, setelah saya harus terbaring dan tidak pergi berobat secara khusus, akhirnya menyebar ke seluruh tubuh. Terlebih lagi, saya sudah lama terbaring di tempat tidur. Karena saya sangat gemuk, ditambah tubuh bisa berkeringat, tempat tidur tentu penuh jamur,” jawab A-fu.
“Losion ini harus segera dioleskan. Ini akan membantu. Oleskan losion terlebih dahulu, baru oleskan salepnya. Pertama, tingkat penyerapannya akan lebih baik. Kedua, lebih tidak mudah kambuh. Lalu, kamu harus berkata pada diri sendiri jangan digaruk. Saat merasa gatal, pakaikan es, lalu oleskan losion dan salepnya,” kata dr. Wang Chun-hua Spesialis kulit RS Tzu Chi Taipei.
“Kami akan datang setiap bulan. Saya bisa memberi jaminan kepadamu bahwa jika mengikuti cara saya, pasti akan ada kemajuan. Jika ada pertanyaan, kamu bisa bertanya saat kami datang setiap bulan. Saya hanya berharap jangan sampai kamu kehilangan kepercayaan diri. Tidak ada berat badan yang tak bisa diturunkan. Harus percaya diri,” kata Guo Bo-liang ahli gizi RS Tzu Chi Taipei.
“Dia perlu disemangati dan didampingi karena mungkin sejak dahulu hingga sekarang, tidak ada orang yang berkata kepadanya bahwa kondisinya bisa membaik dan dia akan berhasil,” pungkas Guo Bo-liang.
Badan misi kesehatan dan misi amal bersatu membantunya. Kita mencari cara untuk memindahkannya. Kehidupan seperti ini sungguh kasihan.
“Ini terbuat dari katun. Bahan katun baru bisa dijadikan celana dalam,” kata Lin Lü-jun relawan Tzu Chi.
“Benar. Celana dalam juga harus buat?” tanya relawan Tzu Chi.
“Ya, kalau tidak, tidak ada yang jual,” jawab Lin Lü-jun.
“Sebelumnya, saat kami berkunjung, dia hanya membalut diri dengan seprai. Karena itu, dia juga tak leluasa untuk bangun. Sebelumnya kami sempat membuatkan dua potong. Dia sangat senang memakainya. Kami buatkan warna merah jambu agar terlihat lebih muda. Saya memperlihatkan bahannya kepadanya. Dia sangat senang,” lanjut Lin Lü-jun.
“Warna merah jambu sungguh kelihatan lebih muda.” Kata relawan Tzu Chi.
“Karena pakaian seukurannya sulit dicari, maka dia hanya punya sepotong baju berwarna merah yang terus dia pakai sampai bagian lehernya rusak,” kata Lin Lü-jun.
“Bagaimana rasanya?” tanya Lin Lü-jun.
“Nyaman sekali,” jawab A-fu.
“Kami rasa dua setel terlalu sedikit. Karena itu, sekarang kami buatkan lagi satu potong celana dan sehelai baju. Warnanya putih, karena warna putih terlihat lebih cerah,” kata Lin Lü-jun.
“Ini bagus sekali,” kata A-fu.
“Masih ada yang warna merah jambu, lebih bagus lagi. Yang ini lebih bagus lagi,” kata Lin Lü-jun.
“Saat baru kenal, saya juga tidak berani meminta apa-apa dari relawan. Akhirnya, mereka membuatkan baju dan celana, saya sangat terharu. Saya juga diam-diam menelepon ibu saya dan berkata bahwa saya sangat terharu. Para relawan membuatkan pakaian untuk saya,” kata A-fu.
Namanya A-fu yang berarti "kaya", tetapi dia hidup dalam kekelaman, kemiskinan, dan didera penyakit. Sungguh bertolak belakang dengan namanya. Semua orang berharap menjadi kaya, tetapi adakalanya harapan ini tidak tercapai. Jadi, ini tak lepas dari hukum sebab akibat.
Belakangan ini saya kerap ingin mengatakan bahwa kita harus mengatasi kesulitan. Jangan percaya takhayul. Hukum sebab akibat bukanlah takhayul. Orang pada umumnya sedikit-sedikit mengungkit hukum karma, tetapi tidak memahami kebenaran hukum karma ini. Mereka sering menyebut "sebab akibat tiga masa". Ini sangat mudah diucapkan.
Mengenai masa lalu, masa kini, dan masa depan, Buddha telah membabarkan kebenarannya. Kita semua terikat oleh kekuatan karma yang begitu halus dan tak terlihat, tetapi dampaknya begitu banyak. Kekuatan ini tak terlihat dan kita sulit untuk menjelaskannya. Contohnya, dalam bencana pandemi kali ini, saya berharap semua orang dapat bervegetaris. Selama puluhan tahun, saya tidak mengatakan ini.
Populasi manusia di Bumi ini sungguh banyak. Apa jadinya Bumi di masa depan? Kita tidak tahu.
Kekeruhan terus terakumulasi dengan sangat cepat. Karma kolektif semua makhluk semakin mengancam, semakin membelenggu, dan semakin merisaukan. Karena itu, noda dan kegelapan batin manusia pun semakin tebal dan semakin cepat bertambah. Jadi, kita harus meningkatkan kewaspadaan.
Kewaspadaan ini berarti sadar dan mengambil hikmah dari segala yang terjadi. Bukan hanya mengetahui bahwa bencana akan menghampiri, sesungguhnya kita juga harus bertobat, bersyukur atas kondisi saat ini, dan berdoa dengan tulus.
Doa harus dibarengi ketulusan. Kita harus mengungkapkannya secara nyata. Di manakah ketulusan hati kita? Ini harus diwujudkan lewat bervegetaris dan mengurangi pembunuhan. Kita harus melindungi kehidupan dengan tulus. Inilah cara satu-satunya, tiada yang lain.
Bervegetaris adalah Dharma yang menakjubkan dan obat yang mujarab bagi kondisi saat ini. Orang-orang tidak menjalankannya bukan karena tidak mampu, melainkan karena tidak punya kepercayaan diri.
Kini kita sungguh harus membina kepercayaan diri. Kita yakin diri sendiri tanpa pamrih dan orang lain punya cinta kasih. Dengan hati yang bebas dari pamrih atau ego, kita dapat menyerukan kepada semua orang untuk sama-sama menghimpun cinta kasih. Jadi, selain diri kita yang melakukannya, kita juga mengajak orang lain untuk turut melakukannya. Mereka bersedia atau tidak, itu bergantung pada karma mereka.
Kita tidak menyerah untuk menasihati mereka berkali-kali. Lupakan sudah berapa kali kita menasihati mereka. Teruslah menasihati dan mengimbau semua orang. Kita harus bersungguh-sungguh. Jangan hanya mencoba sekali, lalu berhenti. Yang ditakutkan ialah kita melakukannya asal-asalan.
Kita harus bersungguh-sungguh dalam segala hal. Dengan demikian, barulah kita bisa menumbuhkan jiwa kebijaksanaan. Jiwa kebijaksanaan itu nyata, bukanlah ilusi atau gelembung air yang cepat hilang. Sesungguhnya, gelembung air juga nyata. Gelembung ini tetaplah air.
Air sungai, kali, sumur, ataupun mata air, pada hakikatnya tetap air. Sifat air selalu sama. Begitu pula dengan Dharma. Jadi, kita harus menggenggam jalinan jodoh untuk menyempurnakan pelatihan diri kita.
Jadi, harap kita semua menjaga tekad pelatihan diri ini. Jalan harus kita bentangkan sendiri. Dalam perjalanan spiritual ini, jika tidak membentangkan jalan, kita tidak akan sampai pada tujuan.
Harap semuanya berusaha dekat dengan Dharma dan senantiasa membangkitkan niat untuk mendengar Dharma.
Baiklah, harap semuanya selalu bersungguh hati.
Kebenaran ajaran Buddha begitu
dalam dan halus
Pantang menyerah dalam
menyosialisasikan vegetarisme
Menggenggam jalinan jodoh untuk
menyempurnakan pelatihan diri
Melindungi makhluk hidup demi
meredam bencana dan menumbuhkan jiwa kebijaksanaan