Ceramah Master Cheng Yen: Menumbuhkan Niat Baik untuk Menolong Semua Orang

Hidup yang aman dan tenteram harus dihargai. Semua orang di dunia ini hidup di kolong langit dan di atas bumi yang sama. Karena itu, kita harus mawas diri dan berhati tulus. Saat hidup kita aman dan tenteram, kita harus bersyukur. Kita harus sungguh-sungguh menjaga pikiran kita. Yang harus diakumulasi dalam pikiran kita adalah niat baik. Kita harus senantiasa menjaga pikiran kita agar tidak menyimpang.

Untuk itu, dalam kehidupan sehari-hari, kita harus meningkatkan kewaspadaan dan mengakumulasi niat baik. Kita bisa melihat sekitar setengah bulan yang lalu, Virginia Barat di Amerika Serikat dilanda banjir terbesar dalam 100 tahun terakhir. Meski harus mengemudi selama 9 jam untuk menjangkau lokasi bencana terdekat, insan Tzu Chi di Amerika Serikat tidak menyerah serta tetap mencurahkan perhatian dan menyurvei lokasi bencana.

Seorang laki-laki yang kita kunjungi menggunakan tangannya untuk menunjukkan tingginya banjir yang lebih tinggi dari tubuhnya. Dari sini bisa diketahui besarnya banjir di sana. Saat relawan kita baru pergi ke sana, warga setempat merasa heran apa tujuan sekelompok warga keturunan Tionghoa pergi ke sana. Di dalam hati mereka masih terdapat kecurigaan. Setelah memahami apa yang mereka butuhkan, insan Tzu Chi pun pulang untuk mengadakan rapat dan menyiapkan barang bantuan, lalu kembali menuju lokasi bencana.

Insan Tzu Chi memberi penghiburan, mengajak warga menyanyikan lagu daerah dan lagu “Satu Keluarga”, menjelaskan maknanya kepada mereka, dan menenangkan hati mereka. Lalu, mereka mulai menerima barang bantuan dengan tertib. Setelah menyerap Dharma ke dalam hati, mereka merasa lebih tenang dan sangat tersentuh. Saya tidak bisa mengungkapkan betapa saya menghargai apa yang telah kalian lakukan. Kalian pernah berkata bahwa kalian akan melakukan sesuatu. Kalian benar-benar kembali dan melakukannya. Kalian telah melakukannya dengan sangat baik. Bukan hanya kami, kalian juga menolong setiap orang yang terkena dampak banjir. Saya akan selamanya mendoakan kalian.

Cinta kasih relawan kita tidaklah dangkal, tetapi sangat dalam. Ini dapat membuat para korban bencana selamanya mengingat bahwa di dunia ini ada sekelompok Bodhisatwa. Sekelompok Bodhisatwa ini berusaha membangkitkan cinta kasih dan menghimpun kekuatan orang-orang. Inilah Bodhisatwa. Setelah melenyapkan penderitaan, relawan kita juga berbagi tentang Dharma. Pada saat yang sama, kita juga berbagi tentang kisah celengan bambu untuk memberi tahu para korban banjir bahwa akumulasi sedikit demi sedikit donasi juga dapat digunakan untuk menolong sesama. Karena itu, banyak orang yang membawa celengan bambu ke rumah mereka. Kita berharap dapat menumbuhkan niat baik setiap orang.

Para korban banjir ini telah dilanda bencana besar yang jarang terjadi dalam 100 tahun dan tahu bahwa hidup ini tidaklah kekal. Kita berharap setiap orang di dunia ini dapat menabung kekuatan cinta kasih dan menyadari ketidakkekalan hidup. Ini semua berkat jalinan jodoh. Berhubung dunia ini penuh dengan penderitaan, kita harus menggunakan Dharma untuk menyelamatkan orang-orang. Inilah Bodhisatwa dunia.

Beberapa hari ini, relawan di Taitung telah sangat bekerja keras. Sebagian relawan yang terkena dampak bencana bahkan mengesampingkan kepentingan pribadi dan bergabung bersama relawan lain untuk menyurvei lokasi bencana. Mereka sungguh merupakan Bodhisatwa dunia. Mereka menolong orang lain terlebih dahulu, baru membersihkan rumah sendiri. Insan Tzu Chi dari wilayah utara, tengah, selatan, dan timur Taiwan, semuanya menuju lokasi bencana untuk bekerja sama dengan relawan setempat. Semuanya bersumbangsih secara bergilir.

Ada seorang laki-laki yang rumahnya sangat berantakan akibat topan. Dia ingin membersihkannya, tetapi merasa tidak berdaya melihatnya. “Jika hanya 1 atau 2 orang yang membersihkan, dibutuhkan waktu berhari-hari. Namun, dengan bantuan banyak orang, pembersihan ini selesai dalam waktu satu jam. Semua orang bekerja sama. Tzu Chi, terima kasih atas cinta kasih kalian.” Ungkap Li Tai-ping, warga desa Xianglan, Taimali. Sungguh, kekuatan satu orang terlalu kecil. Lebih baik kita bergabung dengan orang lain untuk membantu melakukan pembersihan dari rumah ke rumah. Dengan demikian, orang lain juga akan membantu membersihkan rumah kita. Inilah himpunan kekuatan. Dengan menghimpun kekuatan, barulah kita mampu menolong sesama.

Melihat pemandangan ini, saya sungguh sangat tersentuh. Ini membuat kita semakin menyadari pentingnya merekrut Bodhisatwa dunia. Kita harus memiliki lebih banyak teman Bodhisatwa. Dengan demikian, kita dapat menghimpun niat baik yang dapat menghalau bencana. Selain itu, saat karma buruk kolektif semua makhluk mendatangkan bencana, akan ada semakin banyak orang yang mengerahkan kekuatan untuk bersumbangsih bersama. Bukankah ini yang disebut teman baik dan teman Bodhisatwa? Kita harus terjun ke tengah masyarakat, jangan hanya mementingkan diri sendiri. Selain membawa manfaat bagi diri sendiri, kita juga harus membawa manfaat bagi orang lain.

Kini, kita mulai merencanakan pembangunan rumah permanen di Taitung bagi para korban bencana. Kita masih harus mencari tahu tentang kondisi kehidupan mereka untuk menentukan bantuan jangka menengah atau jangka panjang yang mereka butuhkan. Mereka sudah dimasukkan ke dalam daftar penerima bantuan kita. Singkat kata, berhubung dunia ini penuh penderitaan, maka kita harus merekrut lebih banyak Bodhisatwa dunia. Inilah yang harus kita galakkan.

Kita juga melihat sebuah kecelakaan yang tragis. Kemarin siang, serombongan wisatawan dari Liaoning, Tiongkok mengalami kecelakaan yang sangat parah dan tragis di Taoyuan. Insan Tzu Chi segera pergi ke lokasi dan menggunakan hati yang paling tulus untuk mengajak orang-orang berdoa bagi para korban jiwa. Saat para petugas menjalankan tugas mereka, relawan kita mengajak orang-orang untuk berdoa bagi para korban jiwa. Saya berharap saat keluarga korban tiba, relawan kita dapat menenangkan hati mereka dan membantu mereka menghadapi tragedi yang sulit ditanggung ini. Kehidupan manusia tidak kekal dan penuh dengan penderitaan. Karena itu, dalam kehidupan sehari-hari, kita harus lebih sering bersumbangsih dengan kekuatan cinta kasih. Ini semua hanya bergantung pada sebersit niat. Jadi, kita harus bersungguh hati setiap waktu.

Menepati janji untuk memberi bantuan dan penghiburan dengan ketulusan

Menumbuhkan niat baik untuk menolong semua orang

Mengutamakan kepentingan orang lain dan menghalau bencana

Segera mencurahkan perhatian dan memberi penghiburan

Ceramah Master Cheng Yen tanggal 20 Juli 2016

Sumber: Lentera Kehidupan - DAAI TV Indonesia, Penerjemah: Hendry, Karlena, Marlina

Ditayangkan tanggal  22 Juli 2016

Menyayangi dan melindungi benda di sekitar kita, berarti menghargai berkah dan mengenal rasa puas.
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -