Ceramah Master Cheng Yen: Menunjukkan Hati Buddha dengan Praktik Bodhisatwa


“Di RS Tzu Chi, saya menonton Da Ai TV dan melihat para relawan Tzu Chi membantu warga lansia sebatang kara membersihkan rumah. Karena itu, kami mengajukan permintaan agar ada relawan yang bisa datang membantu kami membersihkan rumah ini,”
kata Li Qian-guo Lurah Zhong’an.

“Lurah sudah lama membicarakan hal ini dengan pemilik rumah, tetapi beliau selalu menolak. Setelah mendengar bahwa Tzu Chi akan berpartisipasi, beliau baru menyetujuinya. Beliau memercayai Tzu Chi,” kata Wu Long-jing relawan Tzu Chi.

“Hari ini, tanpa bantuan relawan Tzu Chi, kami sungguh tidak dapat melakukannya,” kata Xu Yu-yan Ketua RT Zhong’an.

Perlu kalian ketahui bahwa seragam yang kalian kenakan sekarang adalah "Langit Biru dan Awan Putih". Jadi, saat menjalankan Tzu Chi, kita harus seperti langit biru dan awan putih yang membawa kecerahan bagi semua makhluk. Kita selalu mengenakan seragam biru putih dan muncul di mana pun Bodhisatwa dibutuhkan. Qipao biru kita disebut "Jalan Mulia Beruas Delapan". Ajaran Buddha tak luput dari Jalan Mulia Beruas Delapan.

Saat berada di luar, ingatlah bahwa kalian adalah insan Tzu Chi. Kita sungguh harus menjaga sikap dan perilaku kita. Kita harus membina karakter diri yang baik. Karakter sangatlah penting bagi citra kita. Kita harus memandang penting citra kita. Dengan menjaga citra diri sendiri, kita juga menjaga keindahan organisasi kita. Keindahan Tzu Chi berasal dari ketulusan dan kesungguhan. Kita memiliki hati yang tulus dan bersumbangsih dengan sungguh-sungguh.

Ketulusan harus ditunjukkan lewat tindakan nyata. Dengan demikian, orang-orang dapat melihat bahwa para insan Tzu Chi adalah sekelompok Bodhisatwa yang tulus. Jadi, tindakan dan citra kita hendaknya selalu selaras. Sutra Bunga Teratai juga mengulas tentang jubah kelembutan dan kesabaran. Apakah kalian mempelajari Sutra Bunga Teratai? Kita harus mengenakan jubah kelembutan dan kesabaran ini. Baik kalian mengenakan seragam biru putih maupun qipao biru, saat kalian muncul dengan seragam-seragam tersebut, itu bagaikan sebuah label. Orang-orang akan tahu bahwa kalian adalah insan Tzu Chi.

Tanggung jawab insan Tzu Chi sangatlah besar. Kalian mewakili keindahan organisasi Tzu Chi. Meski kalian hanya sendirian, tetapi orang-orang tetap menyebut kalian "insan Tzu Chi". Tiga orang bisa membentuk apa? Kelompok.


“Perjalanan dari Kuala Lumpur ke Johor Bahru, lalu ke Batu Pahat ini memang agak jauh. Namun, kami melakukannya dengan senang hati karena dapat membantu warga yang terdampak bencana,”
kata Qiu Zhi-tao Warga Kuala Lumpur.

“Ini adalah perbuatan baik. Kita membutuhkan perbuatan baik agar masa depan kita makin cerah,” kata Zhang Juan-jie Warga Selangor.

“Dapat datang untuk membantu, saya sangat bangga. Sama-sama adalah warga Malaysia, kita hendaknya tidak membeda-bedakan ras. Menolong sesama termasuk tata krama kita,” kata Warga Johor Bahru.

Seorang individu mewakili citra dari kelompoknya. Karena itu, kita hendaknya menjaga satu sama lain. Kita mungkin tidak mengenal semua insan Tzu Chi. Namun, kita sering mendengar insan Tzu Chi dari berbagai negara berbagi tentang bagaimana mereka mengatasi kesulitan, bagaimana mereka menciptakan berkah, dan bagaimana mereka membina keharmonisan. Saya berharap para insan Tzu Chi dapat menggenggam jalinan jodoh yang ada. Alangkah baiknya jika semua orang dapat memiliki jalinan jodoh untuk bergabung dengan Tzu Chi.

Kehidupan sehari-hari kita tak lepas dari ajaran Buddha. Di dunia ini, setiap orang memiliki lingkungan hidup yang berbeda-beda. Namun, yang terpenting, meski lingkungan hidup setiap insan Tzu Chi berbeda-beda, tetapi semua orang setara. Saya tetap ingin menyemangati para insan Tzu Chi agar menyerap Dharma ke dalam hati dan tekun menapaki Jalan Bodhisatwa.

Kita harus tekun dan bersemangat melatih diri. Siapa yang berlatih, dialah yang memperoleh pencapaian. Jika tidak berlatih, tidak akan ada pencapaian. Jangan sekadar mengenakan seragam relawan. Jika kalian mengenakan seragam relawan, tetapi tidak menapaki Jalan Bodhisatwa dan tidak melakukan perbuatan baik, orang-orang akan berkata, "Lihatlah, ternyata insan Tzu Chi seperti ini." Karma buruk ini cukup berat. Karena perbuatan seorang individu, citra organisasi yang begitu baik menjadi ternoda. Ini juga menciptakan karma buruk. Jadi, kita harus menjaga perilaku kita. Apa pun yang kita lakukan, kita akan menerima buahnya sendiri.


Kini, generasi kita telah lanjut usia. Mari kita menginventarisasi kehidupan sendiri. Sudahkah kita mewariskan semangat Tzu Chi kepada generasi penerus kita? Puluhan tahun lalu, berapa populasi manusia di Bumi ini? Kini, setelah puluhan tahun berlalu, populasi manusia meningkat drastis. Kini, populasi manusia telah melebihi 8 miliar. Jadi, populasi manusia meningkat dan Bumi mengalami krisis. Kini, terjadi perubahan iklim dan Bumi kelebihan muatan. Karena itu, kita harus mengasihi dan menghargai Bumi.

Saat sebuah kapal tengah diamuk ombak, kita hendaknya menyuruh orang-orang untuk duduk tenang dan jangan berlarian. Jika orang-orang berlarian di atas kapal yang tengah diamuk ombak, kapal itu mungkin akan kehilangan keseimbangan dan makin mudah terbalik. Semua orang harus bersatu untuk mengatasi kesulitan. Kini, kita harus menginspirasi banyak orang baik untuk menciptakan berkah dan menstabilkan Bumi.

“Saya terlebih dahulu menampung air di gelas, lalu membasahi sikat gigi, baru menggosok gigi saya. Di Taiwan jarang turun hujan. Air di waduk juga sangat sedikit. Karena itu, kita harus menghemat air,” kata Yao Yu-en Murid SD Tzu Chi Tainan.

“Di Tainan, peringatan krisis air telah mencapai level oranye. Jika orang-orang masih tidak menghemat air, seluruh Taiwan mungkin akan kehabisan air,” kata Su Pin-cheng Murid SD Tzu Chi Tainan.

“Selain mengajari anak-anak untuk membuka keran air sebesar sebatang sumpit saja, kami juga menyediakan gelas takar bagi mereka agar mereka dapat mengetahui berapa banyak air yang mereka gunakan untuk menggosok gigi,” kata Yan Xiu-wen Kepala urusan akademik SD Tzu Chi Tainan.

“Cahaya matahari dan air merupakan unsur penting bagi pertumbuhan tanaman. Karena itu, kita harus menghargai air. Janganlah kita memboroskan air. Jika tidak, kita mungkin akan kehabisan makanan kelak,” kata Li Ying-ying Murid SD Tzu Chi Tainan.


Saat ini, Bumi ini membutuhkan orang-orang baik untuk menstabilkannya. Janganlah kita berpikir bahwa tindakan kita tidak akan membawa dampak besar. Meski tidak bisa membawa dampak besar, tetapi dengan bertindak, kita akan memperoleh pencapaian. Kita yang berbuat baik, kita jugalah yang menuai buahnya. Jadi, mari kita berbuat baik.

Mari kita turut menyelamatkan Bumi. Kita hendaknya senantiasa berpikir untuk turut serta dalam perbuatan baik. Berhubung ada begitu banyak jalinan jodoh baik, kita harus menggenggamnya. Janganlah kita berpikir, "Kalian tidak bisa tanpa saya. Dengan membuat kalian tahu bahwa saya merasa tidak senang, kalian akan memohon pada saya." Jangan berbuat demikian.

Kita bersumbangsih sebagai Bodhisatwa karena tidak tega melihat semua makhluk menderita. Karena itu, kita berusaha menciptakan jalinan jodoh untuk membantu orang-orang bangkit kembali. Apakah kalian mengerti? Artinya, janganlah kita berpikir bahwa orang lain tidak bisa tanpa kita. Sesungguhnya, kita yang tidak bisa tanpa orang lain. Jadi, kita harus menghargai satu sama lain.

Sungguh, ajaran Buddha harus disebarkan. Kita menyebarkan Dharma demi manfaat semua makhluk. Bertutur kata baik termasuk menyebarkan Dharma demi manfaat semua makhluk. Kita memberikan kesempatan kepada orang-orang untuk berbuat baik. Jika mereka melewatkan kesempatan itu, keadaan tidak akan memburuk. Namun, jika mereka menggenggam kesempatan itu, kita dapat menghimpun lebih banyak kekuatan untuk menciptakan berkah dan membawa manfaat bagi dunia.   

Meninggalkan jejak kebajikan dengan welas asih dan kebijaksanaan
Menunjukkan hati Buddha dengan praktik Bodhisatwa
Bersatu untuk mengatasi semua kesulitan dan meneruskan estafet cinta kasih
Menyebarkan Dharma demi manfaat semua makhluk dan menciptakan berkah                                                                     

Ceramah Master Cheng Yen Tanggal 09 April 2023
Sumber: Lentera Kehidupan - Daai Tv Indonesia
Penerjemah: Hendry, Marlina, Shinta, Janet, Heryanto
Ditayangkan Tanggal 11 April 2023
Beriman hendaknya disertai kebijaksanaan, jangan hanya mengikuti apa yang dilakukan orang lain hingga membutakan mata hati.
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -