Ceramah Master Cheng Yen: Menyadari Kebenaran dan Menghargai Waktu


Hari demi hari terus berlalu. Setiap hari, saya melihat dan mendengar tentang bencana yang terjadi di seluruh dunia. Kita bisa melihat pada tanggal 14 Agustus, Haiti diguncang gempa bumi yang mengakibatkan banyak korban jiwa dan luka-luka, banyak orang kehilangan tempat tinggal, dan banyak rumah runtuh. Gempa bumi memorak-porandakan segalanya.

Pascagempa, Haiti juga dihantam badai tropis. Karena itu, pagi-pagi sekali, saya bertanya, "Bagaimana kondisi di Haiti saat ini?" Saya lalu mendapat informasi bahwa penderitaan di Haiti sungguh tak terkira. Hantaman badai tropis mendatangkan angin dan hujan di sana. Kita belum tahu dampak bencana yang ditimbulkan.

Kondisi di sana saat ini sungguh mendesak dan tidak tenteram. Bagaimana saya bisa merasa tenang? Saya sangat cemas dan khawatir. Warga Haiti sungguh mengalami penderitaan yang tak terkira. Dalam keseharian, mereka sudah kekurangan. Perampokan juga sering terjadi dan keamanan setempat sangat memprihatinkan. Tidak mudah bagi insan Tzu Chi untuk bersumbangsih dan memberi penghiburan dengan cinta kasih di Haiti.


Dalam rapat kemarin, saya melihat beberapa foto relawan Tzu Chi setempat. Dengan berpegang pada semangat Tzu Chi, mereka bersumbangsih bagi warga setempat dengan mengerahkan cinta kasih mereka. Semua ini adalah kisah yang menyentuh. Beberapa tahun lalu, seorang warga setempat yang juga merupakan murid saya terkena tembakan senjata api saat terjadi pergolakan. Meski demikian, tekad pelatihannya tidak mundur. Dia tetap bersumbangsih di sana dan mengerahkan cinta kasihnya tanpa berkeluh kesah.

Meski kita telah menjalankan Tzu Chi selama bertahun-tahun di Haiti, tetapi jumlah relawan setempat sangatlah sedikit. Ada relawan yang telah bersumbangsih selama 20 hingga 30 tahun di sana, ada pula relawan dari Amerika Serikat yang pergi ke Haiti untuk menjalankan misi Tzu Chi. Dahulu, demi membagikan bantuan, salah satu relawan kita tak gentar menghadapi kondisi setempat yang buruk. Dia bersumbangsih bagi warga setempat dengan penuh cinta kasih.

Dia adalah Si Cheng dari Amerika Serikat. Dia juga tinggal di Haiti selama berbulan-bulan. Selama bertahun-tahun, dia selalu pulang pergi antara Haiti dan Amerika Serikat. Dia telah menjalin hubungan yang erat dengan warga setempat dan berusaha untuk membimbing mereka. Namun, yang sangat disayangkan ialah hingga kini, kondisi keamanan di sana masih sangat buruk. Pergolakan dan perampokan kerap terjadi. Jadi, sulit untuk menginspirasi orang-orang.


Karena itulah, kehidupan masyarakat setempat terjebak dalam penderitaan. Akan tetapi, relawan kita bagaikan Bodhisatwa yang menjangkau semua makhluk yang menderita. Berhubung merasa tidak tega terhadap mereka, relawan kita tetap bersumbangsih di sana. Namun, sulit untuk memperpanjang barisan relawan Tzu Chi karena pergolakan masyarakat kerap terjadi.

Para relawan kita harus menerjang bahaya untuk bersumbangsih di sana. Ini sudah sangat tidak mudah. Saya merasa tidak tega terhadap negara ini. Hingga kini, negara ini masih dilanda pergolakan dan warga setempat masih hidup kekurangan. Namun, kita tidak pernah menyerah pada mereka. Sesungguhnya, kapan kita bisa melihat kondisi di negara ini membaik? Saya merasa sangat tidak tega.

Kita juga pernah membagikan sepatu di sana. Setelah menerima sepatu, mereka merasa sayang untuk mengenakannya dan langsung pulang ke rumah dengan gembira. Lihatlah betapa gembiranya mereka. Mereka mudah berpuas diri. Lihatlah diri kita yang hidup di tengah kenikmatan.

Saya sering merasa khawatir jika kita terus menikmati berkah tanpa kembali menciptakan berkah, berkah kita akan terus terkikis. Jadi, jika kita hanya menikmati berkah, seiring berlalunya waktu, berkah kita akan terus terkikis. Sesungguhnya, berapa banyak berkah yang kita miliki dan berapa lama kita dapat menikmati berkah?


Waktu berlalu dengan sangat cepat.Seiring berlalunya waktu, usia kehidupan kita juga terus berkurang. Meski kita tidak melakukan apa-apa, waktu tetap akan berlalu dan usia kehidupan kita akan berkurang. Karena itu, Bodhisatwa Samantabhadra mengingatkan kita bahwa seiring berlalunya satu hari, usia kehidupan kita juga berkurang satu hari. Jadi, kebahagiaan apa yang diperoleh?

Usia kehidupan kita terus berkurang dari hari ke hari, tetapi kita masih diliputi ketidaktahuan. Karena itulah, belakangan ini, saya sering berkata bahwa bencana sudah terjadi, tetapi orang-orang belum tersadarkan. Orang-orang belum menyadari kebenaran dan tetap hidup di tengah delusi.

Saya terus berkata bahwa kita harus tersadarkan. Waktu terus berlalu dan banyak bencana yang terjadi. Lihatlah betapa banyaknya bencana yang terjadi di seluruh dunia.

Bagaimana bisa kita tidak tersadarkan? Janganlah kita hidup di tengah ketidaktahuan di kehidupan sekarang. Kita tidak tahu ke mana kita akan pergi di kehidupan mendatang. Sebagai makhluk yang mengalami kelahiran kembali di enam alam kehidupan, bisakah kita tidak tersadarkan?

Jika hanya menikmati berkah, berkah akan terkikis seiring berlalunya waktu
Menyadarkan orang-orang yang hidup di tengah delusi
Di Haiti kerap terjadi pergolakan dan relawan Tzu Chi sangat sedikit
Meneruskan jalinan kasih sayang dengan tekad pelatihan yang tak pernah mundur

Ceramah Master Cheng Yen tanggal 17 Agustus 2021
Sumber: Lentera Kehidupan - DAAI TV Indonesia
Penerjemah: Hendry, Karlena, Marlina
Ditayangkan tanggal 19 Agustus 2021
Dalam berhubungan dengan sesama hendaknya melepas ego, berjiwa besar, bersikap santun, saling mengalah, dan saling mengasihi.
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -