Ceramah Master Cheng Yen: Menyadari Kebenaran Sejati dan Memikul Bakul Beras
“Semua relawan bergerak karena dampak bencana sangat serius. Di antara 3.000 keluarga di Kelurahan Benhe, sekitar seribu keluarga terkena dampak bencana serius,” kata Liu Xing-zhu relawan Tzu Chi.
“Tzu Chi memperhatikan kalian semua. Semoga kalian aman dan tenteram,” kata relawan Tzu Chi.
“Terima kasih, terima kasih.”
“Hati kalian penuh cinta kasih. Melihat kami tengah sibuk, Tzu Chi pun datang membantu,” kata salah seorang warga Benhe.
“Para relawan sungguh sangat kompak. Saat bencana terjadi dan ada yang membutuhkan, mereka selalu tanpa ragu memberikan dukungan besar yang mencakup materi dan tenaga manusia. Karena itu, kami sangat berterima kasih kepada Tzu Chi,” kata Chen Wen-qi Lurah Benhe, Sanmin.
“Gushan berdekatan dengan Sungai Cinta Kasih. Semua rumah di satu sisi sungai ini terkena dampak bencana yang cukup serius. Berhubung juga merupakan korban bencana, saya bisa memahami ketidakberdayaan saat rumah terendam banjir,” kata Lai Yu-ling relawan Tzu Chi.
“Ini merupakan bingkisan dari Master dan Yayasan Tzu Chi untuk kalian,” ucap Lai Yu-ling relawan Tzu Chi.
“Terima kasih,” ucap salah seorang korban bencana.
“Ini untuk menenangkan hati kalian,” ucap Lai Yu-ling.
“Baik, terima kasih,” pungkas seorang korban bencana.
Lebih dari 2.500 tahun yang lalu, Buddha datang ke dunia. Buddha datang demi satu tujuan utama, yaitu mengajarkan praktik Bodhisatwa. Tujuan Buddha datang ke dunia ialah mengajari orang-orang menapaki Jalan Bodhisatwa. Jalan Bodhisatwa adalah jalan kebenaran sejati. Mengapa kita mendirikan rumah sakit? Karena kita menjalankan misi amal dan misi amal bertujuan untuk menjaga kehidupan orang-orang.
Saat ada yang kekurangan, kita menggunakan misi amal untuk menyelamatkan mereka. Saat ada yang jatuh sakit, kita menggunakan misi kesehatan untuk menyelamatkan mereka. Kita membantu dengan misi amal dan menyelamatkan dengan misi kesehatan. Jadi, misi amal dan kesehatan harus dijalankan secara bersamaan.
Selanjutnya, misi budaya humanis dan pendidikan. Ini tentang kebijaksanaan. Agar orang-orang tidak tersesat dalam kehidupan, dibutuhkan pendidikan. Saya berharap para kepala sekolah dan guru dapat memperdalam konsep tidak memandang perbedaan agama. Kita merangkul semua agama dengan cinta kasih yang agung dan murni.
Agama Katolik dan Kristen Protestan juga mengajarkan cinta kasih. Agama Buddha terlebih memandang penting cinta kasih yang murni tanpa noda. Ini disebut tersadarkan. Jadi, dengan tersadarkan, kita dapat mengasihi. Namun, ada pula cinta kasih yang masih diliputi kegelapan batin karena berlandaskan pengetahuan, bukan kebijaksanaan.
"Saya tahu, saya tahu, ini lebih menguntungkan bagi saya. Jika melakukan hal ini, saya akan memperoleh pahala." Inilah ketidakmurnian yang hanya berlandaskan pengetahuan, bukan kebijaksanaan. Kita tahu bahwa menciptakan berkah berarti lebih banyak berbuat baik. Namun, jika kita melakukannya demi memperoleh berkah, berarti dalam pikiran kita masih ada noda dan ketamakan, yaitu tamak akan pahala. Apakah kita demikian?
Buddha mengajari kita untuk tidak tamak dan bersumbangsih saja. Karena itulah, saya sering berkata bahwa kita harus bersumbangsih tanpa pamrih, bahkan mengucap syukur. Kita hendaknya bersyukur karena Bodhisatwa ada di dunia karena adanya orang yang menderita. Dokter dan tenaga medis lainnya dibutuhkan karena adanya pasien. Jadi, tujuan kita datang ke dunia ialah menolong orang-orang yang mengalami kesulitan, yakni orang yang kekurangan dan orang yang didera penyakit.
Empat Misi Tzu Chi bertujuan untuk memberikan edukasi. Jika kita tidak menggunakan hal-hal duniawi untuk mengedukasi orang-orang, mereka tidak akan memahami Dharma adiduniawi. Karena itu, saya berharap kita dapat memperbanyak interaksi dengan para guru dan kepala sekolah. Saya berharap konsep keagamaan juga termasuk dalam pendidikan sekolah. Jika hanya menggunakan kurikulum pada umumnya, itu tidaklah menyeluruh.
Kini, saya terus merasa bahwa misi pendidikan Tzu Chi yang telah dijalankan selama lebih dari 30 tahun hendaknya sudah sangat matang. Kita hendaknya mulai menambahkan semangat keagamaan. Kini, kita harus mulai bersungguh hati dalam hal ini. Cinta kasih dan welas asih Buddha dari 2.000-an tahun lalu telah diwariskan pada kita sekarang. Dengan cinta kasih, kita memberi kebahagiaan. Bagaimana membuat semua orang bahagia?
Hidup tenteram akan mendatangkan kebahagiaan. Karena itulah, kita mengajarkan untuk menyebarkan Dharma demi manfaat semua makhluk. Menyebarkan Dharma demi manfaat semua makhluk harus kita lakukan dalam kehidupan sehari-hari.
Tzu Chi telah menjangkau dunia internasional. Dahulu, kita mengemban misi demi Hualien. Kini, kita mengemban misi demi ajaran Buddha dan seluruh dunia. Ini bagaikan memikul dua bakul beras dengan satu pikulan di pundak kita. Satu sisi adalah orang-orang di seluruh dunia dan sisi lainnya adalah ajaran Buddha, silsilah Dharma kita.
Ajaran Buddha bertujuan untuk membawa manfaat bagi semua makhluk. Buddha datang ke dunia demi semua makhluk. Jadi, kini kita berjuang demi ajaran Buddha dan semua makhluk. Berhubung memiliki jalinan jodoh untuk menolong orang-orang di seluruh dunia, kita harus melakukannya. Kita memikul dua bakul dengan satu pikulan. Jadi, tanggung jawab kita sangatlah besar.
Saya sangat bersyukur kepada ketua badan misi amal dan divisi kerohanian kita yang telah mengemban misi di berbagai negara. Para staf kita juga memiliki semangat misi. Berdasarkan ajaran Buddha, di era sekarang, bencana yang terjadi akan makin banyak. Sains dan teknologi sekarang juga membahas tentang perubahan iklim. Kita juga menggunakan pengetahuan untuk mengembangkan produk-produk bagi penyaluran bantuan internasional. Apakah ini perlu? Perlu.
Kita telah mengembangkan berbagai jenis produk untuk menyalurkan bantuan bencana. Selama ini, kita telah memproduksi berbagai jenis barang sebagai persiapan untuk penyaluran bantuan bencana. Kini, saat menginventarisasi barang-barang itu, kita merasa bersyukur telah memproduksinya. Apakah semua barang itu lengkap? Jika tidak lengkap, kita akan melengkapinya lagi. Intinya, kita tetap harus memperhatikan hal ini.
Semua ajaran Buddha tak luput dari dunia ini, seperti udara dan bumi. Inilah yang ingin Buddha sampaikan pada kita. Bagaimana kehidupan terbentuk? Bagaimana dunia ini terbentuk? Dunia ini mengalami fase terbentuk, berlangsung, rusak, dan hancur. Saya terus memberi tahu kalian bahwa ajaran Buddha selaras dengan ilmu pengetahuan. Ilmu pengetahuan dan teknologi sekarang telah membuktikan kebenaran ajaran Buddha. Ajaran Buddha dapat dibuktikan dengan teknologi.
Demi melindungi Bumi, kita harus memahami dunia ini. Karena itulah, saya berkata bahwa kita harus mengubah pengetahuan menjadi kebijaksanaan. Dengan pengetahuan, kita mengetahui hal-hal di dunia ini. Selain mengetahui hal-hal di dunia ini, kita juga harus memiliki kebijaksanaan yang dapat memahami kebenaran alam semesta. Ini disebut kebijaksanaan.
Mengetahui hal-hal yang terjadi di seluruh dunia berarti memiliki pengetahuan. Memahami seluruh kebenaran alam semesta berarti memiliki kebijaksanaan. Kita memiliki keduanya. Di Tzu Chi, kita memiliki jalinan jodoh dan kesempatan. Kita menggenggam jalinan jodoh dan kesempatan ini untuk menyelami dan menyatu dengan kebenaran sejati yang diajarkan oleh Buddha.
Menyadari kebenaran sejati di Jalan Bodhisatwa
Menolong warga kurang mampu dengan misi amal dan kesehatan
Bertindak dengan kebijaksanaan dan pikiran yang murni
Memikul bakul beras untuk membawa manfaat bagi semua makhluk
Ceramah Master Cheng Yen Tanggal 29 Juli 2024
Sumber: Lentera Kehidupan – DAAI TV Indonesia
Penerjemah: Hendry, Marlina, Shinta, Janet, Graciela
Ditayangkan Tanggal 31 Juli 2024