Ceramah Master Cheng Yen: Menyalakan Pelita, Menyebarkan Kebajikan, dan Melenyapkan Ketidaktahuan
Setiap sesi Pemberkahan Akhir Tahun membuat saya terharu. Relawan dari setiap wilayah bersungguh hati mengerahkan keterampilan untuk menunjukkan kepada saya bahwa mereka begitu tulus dalam menyelami Dharma. Karena itu, setiap sesinya telah membuat saya terharu, bersyukur, dan merasa tenang.
Yang membuat saya terharu ialah kesatuan hati dan keharmonisan dari semua orang. Mereka semua telah bersatu hati sehingga dapat mengumandangkan suara yang serempak, terlebih para dokter dan perawat RS Tzu Chi kita. Di bawah kepemimpinan kepala dan wakil kepala RS, mereka mengenakan seragam medis yang rapi dan mengumandangkan suara nyaring. Gerakan mereka juga begitu serempak. Suara mereka membuat saya terharu.
Para staf RS Tzu Chi Taipei dan Taichung telah melakukan hal yang sama. Saya bertanya kepada para kepala RS, "Dengan orang sebanyak itu, bagaimana kalian berlatih? Apakah kalian berlatih setiap hari?" Mereka menjawab, "Ya, kami telah berlatih sepanjang tahun."
Untuk menyelami isi Sutra lewat pementasan, mereka bukan hanya menghafal lirik lagu, melainkan menyerap maknanya ke dalam hati. Dalam rapat setiap hari, mereka juga memadukan semangat dari dalam Sutra ke dalam pekerjaan mereka. Inilah yang membuat saya sangat terharu.
Para staf di Taipei dan Taichung melakukan hal yang sama. Karena itu, saya sangat terharu. Selain terharu, yang terpenting saya juga bersyukur. Rasa haru bertahan sesaat, tetapi rasa syukur ada selamanya.
Beberapa hari ini, saya berada di Aula Jing Si Xindian. Setiap hari, para dokter dari berbagai departemen berbagi kepada saya secara bergantian pada pagi hari. Mereka berbagi tentang bagaimana mereka membina staf dan berinteraksi dengan pasien.
Para dokter dan pasien memiliki hubungan yang akrab karena para dokter memandang pasien bagai keluarga. Inilah semangat Bodhisatwa yang berbelas kasih terhadap semua makhluk. Semangat inilah yang ingin diajarkan Buddha di dunia ini.
Pada pandemi Covid-19 kali ini, saya sangat khawatir. Buddha berkata bahwa pada era ini, penderitaan akan makin banyak, bencana akan makin parah, hati manusia juga makin tidak seimbang. Karena itu, dibutuhkan edukasi. Saya menyebutnya pelajaran besar.
Pada era ini, semua makhluk diliputi penyakit yang harus diobati dengan obat Dharma. Kita harus menggunakan Dharma untuk melenyapkan penyakit kegelapan batin semua makhluk. Di tengah ketidaktahuan dan kegelapan batin ini, Dharma harus disebarkan.
Banyak orang berkata, "Master, untung saja Dharma dari Master dapat mengubah hati saya. Jika tidak, bagaimana saya dapat menjalani kehidupan ini? Saya menggunakan Dharma dari Master sehingga mampu melepaskan noda batin saya. Saya menggenggam waktu yang ada untuk membantu orang lain sehingga lupa akan kerisauan saya dan bersukacita. Dengan melakukan daur ulang, saya bebas dari kerisauan. Tetes-tetes sumbangsih saya bisa menolong orang dan menjaga Bumi."
Begitulah insan Tzu Chi. Nenek-nenek atau ibu-ibu pun mampu melakukannya. Mereka dapat menghilangkan rasa kesepian mereka. Mereka dapat berkumpul bersama dan saling menyalakan pelita batin antarsesama relawan. Mereka dapat saling membimbing dan menasihati. Semua orang berucap kata-kata baik dan saling memotivasi. Mereka berbincang dengan gembira.
Sejak hari terang hingga hari gelap, mereka melewatinya dengan gembira. Sepulangnya ke rumah setelah lelah beraktivitas, mereka mandi dan menonton televisi. Mereka menonton Da Ai TV dan mendengarkan ceramah saya. Mereka sangat gembira dan bisa tidur dengan nyenyak.
Keesokan harinya, pagi-pagi sekali, sebelum langit terang, mereka sudah berangkat. Setelah berolahraga sejenak, mereka masuk ke depo daur ulang. Inilah yang mereka lakukan setiap hari. Para relawan lansia ini hidup dengan bahagia dan gembira. Jadi, saya sangat bersyukur.
Bodhisatwa sekalian, saya berharap kalian semua dapat membimbing semua makhluk dengan ajaran Buddha. Untuk itu, kita harus menggalang lebih banyak relawan, bukan hanya mengajak orang untuk berdonasi. Orang-orang yang penuh cinta kasih umumnya suka berderma.
Namun, saya mengharapkan mereka dapat bersumbangsih dengan hati Bodhisatwa. Dengan demikian, setelah cinta kasih mereka terbangkitkan, mereka bisa mengajak lebih banyak orang lagi untuk sama-sama memberikan cinta kasih. Ini hendaknya tidak hanya dilakukan sesaat saja.
Kita harus menyucikan hati manusia agar semua orang di masyarakat memiliki cinta kasih. Dengan begitu, barulah masyarakat kita akan tenteram dan cinta kasih dapat terus diwariskan dari generasi ke generasi.
Orang zaman dahulu berkata bahwa kasih orang tua terhadap anak ada sepanjang masa bagaikan air yang mengalir tanpa henti. Begitu pula, Buddha selamanya menjaga dan membimbing semua makhluk. Jadi, seperti orang tua yang selalu ingin memberikan segalanya kepada anak cucu, Buddha pun selamanya tanpa henti dari masa ke masa memberi Dharma bagi semua makhluk.
Dharma yang baik ini tidak terlihat. Kebenaran ini tidak dapat dilihat ataupun diraba, tetapi mampu memengaruhi seluruh dunia. Sama seperti kunang-kunang yang biasanya tidak terlihat, tetapi saat dibutuhkan, ia akan terbang membawa cahaya.
Di tengah kegelapan, semua orang tidak tahu arah. Saat diliputi kegelapan dan ketidaktahuan, di saat-saat yang paling dibutuhkan, kunang-kunang muncul untuk menunjukkan jalan dengan cahaya yang berkelip-kelip. Begitulah kunang-kunang. Saya juga berharap dapat menjadi bagai kunang-kunang.
Semoga kunang-kunang ini berkumpul bersama kalian dan bersinar bersama, kemudian berkata, "Jalan di depan membutuhkan cahaya. Mari kita menyatukan cahaya kita untuk menunjukkan jalan yang benar." Inilah mengapa saat ini kita ingin mengajak semua orang untuk bertekad dan berikrar. Meski hanya seekor kunang-kunang, janganlah kita remehkan. Kita harus terbang melesat dan membimbing lebih banyak orang untuk turut bersumbangsih.
Menyelami Dharma dengan tulus dan sungguh-sungguh
Bersatu hati menerapkan Dharma dalam keseharian
Memandang pasien bagai keluarga sendiri
Menyalakan pelita, menyebarkan kebajikan, dan melenyapkan ketidaktahuan
Ceramah Master Cheng Yen tanggal 04 Desember 2021
Sumber: Lentera Kehidupan - DAAI TV Indonesia
Penerjemah: Hendry, Karlena, Marlina, Devi
Ditayangkan tanggal 06 Desember 2021