Ceramah Master Cheng Yen: Menyambut Kebajikan dan Mendoakan Ketenteraman


Selama lebih dari 50 tahun ini, Tzu Chi selalu membimbing yang berada untuk menolong yang kurang mampu. Orang yang memiliki materi yang berlimpah disebut orang berada, sedangkan orang yang kekurangan materi, termasuk makanan, disebut orang kurang mampu. Inilah kaya dan miskin yang bisa dilihat.

Namun, ada pula yang tidak bisa dilihat. Orang berada juga bisa miskin batinnya. Orang yang kurang mampu akan berpuas diri jika bisa makan kenyang. Untuk mengenyangkan perutnya, dia cukup makan semangkuk hingga dua mangkuk nasi. Namun, sangat sulit bagi orang berada untuk berpuas diri.

Pikiran tidak berwujud dan ketamakan tiada batas. Karena itulah, Dharma membimbing orang berada untuk tahu berpuas diri agar hidup bahagia. Dengan tahu berpuas diri, kita akan selalu bahagia. Orang kurang mampu juga hendaklah berpuas diri. Dengan demikian, meski kekurangan secara materi, mereka akan memiliki batin yang kaya.

“Bapak Chen, ini adalah tanda terima donasi untuk tiga bulan terakhir. Donasi dari celengan bambu sebelumnya sebesar 666 dolar NT. Saat dia mulai berdonasi, kondisi ekonominya kurang baik. Namun, saat menerima uang logam darinya, saya merasa bahwa niat baiknya jauh lebih bermakna dari segalanya,” kata Xie Jin-xiu relawan Tzu Chi.

Saya ingin melakukannya. Saya berdonasi semampu saya. Selain berdonasi setiap bulan, saya juga menyisihkan uang ke dalam celengan. Saya selalu menyumbangkannya saat penuh. Lihatlah, saya sudah berdonasi selama lima tahun. Meski donasi saya tidak besar, tetapi saya berniat untuk membantu. Saat orang lain mengalami kesulitan, kita harus menolong mereka. Meski donasi saya hanya donasi kecil, tetapi Tzu Chi dapat menghimpunnya untuk menolong banyak orang,” kata Chen Ying-zheng penerima bantuan Tzu Chi.


Lima puluh lima tahun yang lalu, Tzu Chi mengimbau orang-orang untuk menolong orang kurang mampu dengan menyisihkan 50 sen dari uang belanja setiap hari. Tanpa mengurangi lauk di atas meja, orang-orang dapat menyisihkan 50 sen.

Menyisihkan 50 sen dari uang belanja tidak akan mengurangi lauk di atas meja, tetapi mereka dapat menghimpun kebajikan. Keluarga yang menghimpun kebajikan pasti memiliki berkah berlimpah. Perlu diketahui bahwa sedikit demi sedikit, lama-lama menjadi bukit. Dengan adanya dana, kita dapat menolong orang yang membutuhkan.

Jadi, dimulai dari himpunan 50 sen pada masa-masa awal Tzu Chi berdiri, kini kita telah menyalurkan bantuan ke lebih dari seratus negara. Kita menghimpun donasi dari seluruh dunia untuk menyalurkan bantuan.

Sungguh, Taiwan adalah tempat yang penuh berkah. Kita sering berkata bahwa agar dipenuhi berkah, setiap orang hendaklah menyambut kebajikan dan membangkitkan niat untuk menciptakan berkah. Dengan demikian, kita bisa hidup tenteram. Ketenteraman adalah suatu kekayaan.

Kita harus menekan nafsu keinginan, tahu berpuas diri, dan bersumbangsih. Dahulu, ada banyak orang di Taiwan yang menyebarkan semangat ini ke seluruh dunia. Sesungguhnya, dengan berbuat baik, kita dapat memupuk berkah dan pahala sekaligus menjalin jodoh baik.


Jadi, berkah dan pahala berawal dari jalinan jodoh baik. Kita harus menjalin jodoh baik secara luas, baru bisa memupuk berkah dan pahala. Dengan adanya pahala dan berkah, secara alami, hidup kita akan tenteram.

Sejak lebih dari setahun yang lalu, saya terus berkata bahwa saya sangat khawatir. Saya melihat banyak orang di tengah masyarakat yang hanya mengejar keuntungan pribadi. Saat seseorang mengejar keuntungan pribadi, dia akan perlahan-lahan lupa untuk berbuat baik bersama orang lain.

Orang-orang yang melangkah bersama saya selama ini sudah lanjut usia dan pergi satu per satu. Adakah tunas baru di pohon bodhi yang akan bertumbuh menjadi cabang baru dengan daun yang lebat?

Saya masih ingat seorang komite gelombang pertama kita yang suaminya membawa pohon plum yang tidak terlalu tinggi dari Lishan ke Griya Jing Si. Mereka membawanya beserta tanah dan akarnya. Saya sendiri yang menanam kedua pohon itu.

Kini di depan ruang tamu kita juga terdapat dua batang pohon plum. Setiap hari, saat berjalan keluar, saya berdiri di samping pohon-pohon itu dan melihatnya dengan saksama. Apakah tumbuh cabang baru di pohon-pohon itu? Apakah tumbuh daun baru di pohon-pohon itu? Saya melakukannya setiap hari. Pohon-pohon itu sudah tumbuh besar dan akarnya sangat kuat. Seiring waktu, pohon-pohon itu semakin kuat.

Namun, lain halnya dengan manusia. Seiring berlalunya hari demi hari, saya terus bertumbuh dari usia muda hingga berusia paruh baya dan kini berusia lanjut. Stamina saya sudah menurun. Ada banyak hal yang membuat saya merasa bahwa tenaga saya tidak sesuai keinginan saya.


Kini kita bisa melihat bahwa bencana yang terjadi di seluruh dunia semakin banyak. Tzu Chi telah menjangkau berbagai negara yang membutuhkan bantuan. Jika kita tahu, tetapi tidak menyalurkan bantuan, kita akan merasa tidak tenang. Karena itulah, kita perlu membangkitkan dan menghimpun cinta kasih orang-orang. Yang terpenting ialah memanfaatkan sumber daya setempat.

Dahulu, kita membimbing yang berada untuk menolong yang kurang mampu. Kini, kita membimbing yang kurang mampu untuk bersumbangsih dan menginspirasi yang berada.

Kondisi ekonomi saya tidaklah baik. Jadi, saya tidak bisa membantu banyak orang. Namun, saya bersyukur saya masih bisa bersumbangsih semampu saya,” kata Mutema Chin.

Menyenangkan sekali bisa berdonasi. Ibu saya mengajari saya untuk bersumbangsih,” kata Mitchelle Mudzviti murid.

Jika setiap orang dapat berdonasi sedikit, tidak akan ada orang yang kekurangan di dunia ini. Sungguh, kita harus menyemangati orang-orang untuk menjadi orang yang kaya batin, baik orang berada maupun orang kurang mampu. Jadi, kita membangkitkan kekayaan batin orang-orang untuk mewujudkan masyarakat yang sejahtera.

Masyarakat yang sejahtera adalah masyarakat yang damai dan tenteram. Artinya, setiap warga masyarakat tinggal di tempat yang tenteram dan penuh berkah. Ini disebut menciptakan berkah dan membawa manfaat bagi masyarakat. Inilah kehidupan yang paling sehat.  

Kekayaan batin membawa kebahagiaan meski kekurangan secara materi
Menyambut kebajikan untuk memupuk berkah dan pahala
Menumbuhkan tunas pohon bodhi dengan cinta kasih
Bersama-sama mendoakan ketenteraman dan memperbaiki kehidupan    

Ceramah Master Cheng Yen tanggal 19 Juni 2021
Sumber: Lentera Kehidupan - DAAI TV Indonesia,
Penerjemah: Hendry, Karlena, Marlina
Ditayangkan tanggal 21 Juni 2021 
Keteguhan hati dan keuletan bagaikan tetesan air yang menembus batu karang. Kesulitan dan rintangan sebesar apapun bisa ditembus.
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -