Ceramah Master Cheng Yen: Menyambut Pergantian Tahun dengan Ketulusan

Beberapa hari ini, saya dapat mencium aroma Tahun Baru Imlek. Para relawan konsumsi terus berdatangan. Saat melihat mereka, saya berkata, "Kalian telah kembali." Mereka menjawab, "Kami kembali untuk membuat kue. Oh ya, Tahun Baru Imlek sudah dekat. Ya, kami kembali lebih awal karena anggota keluarga besar kita yang akan tiba lebih awal juga tidak sedikit."

Karena itu, para relawan yang ada di Taiwan kembali terlebih dahulu untuk membuat persiapan agar para relawan lain dalam keluarga besar Tzu Chi yang juga kembali lebih awal dapat merasakan suasana Tahun Baru Imlek yang penuh kehangatan. Ya, saya telah melihat kepulangan para relawan Tzu Chi dan suasana gembira dalam keluarga besar ini.

Para relawan dari 21 negara berangsur-angsur kembali ke Griya Jing Si. Kemarin, sekitar 2.000 orang berkumpul untuk merayakan Tahun Baru Imlek. Pada setiap sudut di Griya Jing Si, terlihat orang-orang tengah berkumpul. Para bhiksuni akan mewakili saya untuk membagikannya.

”Baik, terima kasih, Master.”

”Selamat Tahun Baru.”

”Terima kasih, Master. Semoga Master sehat selalu.”

”Selamat Tahun Baru. Semoga sehat dan tenteram selalu.”

”Selamat Tahun Baru. Tenteram selalu.”

”Terima kasih, Master.”

Para bhiksuni akan mewakili saya untuk membagikannya. Semoga tenteram dan bahagia selalu.

”Master, selamat Tahun Baru.”

 

Suasananya sungguh penuh kegembiraan. Saya sangat terharu. Kemarin malam adalah malam Tahun Baru Imlek. Dengan hati yang penuh rasa syukur, semua orang mengantar tahun yang lama. Acara disusun dengan penuh Dharma. Bukan hanya penuh suasana Tahun Baru, acara kita setiap tahun selalu penuh Dharma. Saya melihat mereka mempersiapkannya dengan sepenuh hati.

Kita melihat relawan Tzu Chi yang kembali ke Griya Jing Si dari jauh. Relawan Tan dan keluarganya datang untuk mempersembahkan lagu baru. Mereka mengungkapkan isi hati lewat lagu. Saya sangat terharu oleh para relawan dari AS ini.

Selanjutnya, ada sekelompok anak muda dari Afrika dan Tzu Ching dari Filipina. Mereka adalah harapan Tzu Chi di masa depan dan juga merupakan benih dalam mewariskan silsilah Dharma dan mazhab. Mereka telah berikrar dan telah menjadi benih Tzu Chi.

Mereka juga menunjukkan kreativitas dengan penuh kebijaksanaan. Mereka memperlihatkan celengan dengan roda yang bisa berputar saat koin dituangkan ke sana, melambangkan roda Dharma yang terus berputar.


Kemarin malam kita juga melihat para relawan daur ulang. Misi pelestarian lingkungan Tzu Chi telah berjalan 30 tahun. Lewat misi ini, kita berusaha melestarikan bumi dengan mengumpulkan kembali barang-barang yang dibuang orang agar dapat didaur ulang dan digunakan kembali. Contohnya botol plastik.

Kemarin kita juga sudah melihat bagaimana para relawan membuat pena besar dari botol plastik. Semua ini memerlukan pikiran yang bijaksana dan hati yang penuh welas asih. Ini yang disebut mengembangkan berkah dan kebijaksanaan sekaligus.

Namun, kita juga melihat dunia ini telah tercemar dan terkontaminasi oleh zat-zat kecil yang tak kasatmata. Kini telah bermunculan istilah baru yang sulit untuk kita ikuti. Pencemaran atau kontaminasi tak kasatmata ini salah satunya disebabkan oleh kuman penyakit.

Tahun ini, merebaknya wabah koronavirus telah memaksa berbagai negara untuk meningkatkan kewaspadaan, salah satunya dengan mengisolasi kota tertentu agar wabah tidak semakin menyebar. Namun, kita juga harus mengambil langkah pencegahan dengan mengenakan masker. Ini bertujuan untuk mencegah diri kita menghirup virus atau menularkan virus kepada orang lain. Ini bertujuan untuk menjaga semua orang.


Singkat kata, kita harus menjaga diri sendiri dan orang lain. Yang terbaik ialah memanfaatkan waktu kumpul keluarga yang langka ini untuk merayakan Tahun Baru Imlek di rumah. Kemarin saya terus mengingatkan agar insan Tzu Chi berusaha untuk tidak bepergian. Gunakanlah waktu yang ada untuk berkumpul bersama keluarga.

Dengan cara ini, kita berharap semua orang dan setiap keluarga dapat tetap tenteram dan selamat setiap tahun. Saat bertemu orang lain, kita saling mendoakan semoga selalu tenteram, gembira, dan bahagia. Sesungguhnya, ini bukan hanya berlaku satu, dua, atau tiga hari saja, melainkan 365 hari setahun.

Kita harus saling mendoakan setiap hari. Saat bertemu orang lain setiap harinya, sikap batin kita hendaknya seperti saat Tahun Baru ini. Dengan tulus kita mendoakan orang yang kita temui semoga senantiasa aman dan tenteram.

Untuk itu, setiap hari hati kita harus selalu bahagia seperti merayakan Tahun Baru. Kita menganggap setiap hari seperti Tahun Baru. Setiap orang hendaknya senantiasa saling mendoakan. Dengan demikian, dunia akan dipenuhi kedamaian dan bebas dari bencana. 

Insan Tzu Chi dari berbagai daerah kembali untuk merayakan Tahun Baru Imlek
Suasana Tahun Baru penuh Dharma dan kegembiraan
Senantiasa menjaga diri dan orang lain
Senantiasa menjaga ketulusan hati setiap hari

Ceramah Master Cheng Yen tanggal 25 Januari 2020     
Sumber: Lentera Kehidupan - DAAI TV Indonesia
Penerjemah: Hendry, Karlena, Marlina, Stella
Ditayangkan tanggal 27 Januari 2020
Penyakit dalam diri manusia, 30 persen adalah rasa sakit pada fisiknya, 70 persen lainnya adalah penderitaan batin.
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -