Ceramah Master Cheng Yen: Menyambut Tahun Baru dengan Membina Berkah dan Kebijaksanaan


Saat mengantar tahun lama dan menyambut tahun baru di Tahun Baru Imlek, semua orang dipenuhi sukacita. Pada tahun-tahun sebelumnya, murid-murid saya dari berbagai negara yang jauh selalu kembali ke Taiwan di masa-masa ini. Namun, sejak pertama kali munculnya pandemi Covid-19, hingga kini pandemi ini belum berlalu. Kapan pandemi ini akan berakhir?

Kini kita bisa melihat setiap orang mengenakan masker. Semua orang di seluruh dunia mengenakan masker. Semua orang berharap dapat melepas masker serta hidup tenteram, sehat, dan bebas seperti sediakala. Namun, harapan ini belum bisa terwujud.

Menghadapi pandemi kali ini, umat manusia hendaklah memetik hikmah darinya. Sejak dua tahun lalu, saya terus mengulas tentang pelajaran besar dan mengimbau orang-orang untuk bermawas diri dan berhati tulus. Ini merupakan satu-satunya obat mujarab. Setiap orang hendaklah tersadarkan.

Tahun Baru Imlek merupakan hari raya penting bagi warga Tionghoa. Pada setiap musim dingin, insan Tzu Chi selalu bersumbangsih seperti biasanya. Ini selalu dilakukan setiap tahun. Akibat pandemi kali ini, saat membagikan bantuan, insan Tzu Chi menghadapi ujian besar. Mereka harus bersumbangsih tanpa melanggar aturan.

Insan Tzu Chi juga harus menaati aturan saat mengerahkan cinta kasih berkesadaran untuk memperhatikan orang-orang yang membutuhkan, membawa kehangatan bagi mereka, dan mengantarkan barang bantuan bagi mereka. Ini bisa kita lihat di berbagai tempat.


Insan Tzu Chi memiliki hati Bodhisatwa, kesungguhan, dan ketulusan. Kita bukan hanya mengatakan bahwa kita adalah sebuah organisasi amal. Ini bukan sekadar nama. Kita benar-benar melakukannya. Kehangatan dalam tindakan relawan kita telah menunjukkan ketulusan mereka. Saya yakin bahwa ketulusan ini akan menjangkau para Buddha dan Bodhisatwa. Inilah yang dilakukan oleh relawan kita selama bertahun-tahun ini. Karena itulah, saya selalu bersyukur.

Para relawan kita bukan hanya penuh welas asih, tetapi juga mengembangkan kebijaksanaan. Kita juga melihat di luar negeri, para relawan kita bersumbangsih dengan cinta kasih tanpa memikirkan kepentingan pribadi. Mereka bersumbangsih bagi dunia dengan cinta kasih. Terdapat orang-orang seperti ini di dunia ini. Dalam ajaran Buddha, mereka disebut Bodhisatwa.

Mereka bersedia bekerja keras demi menolong orang-orang yang menderita dan mengatasi berbagai kesulitan untuk menenteramkan kehidupan orang-orang yang mengalami kesulitan hidup. Lihatlah insan Tzu Chi yang membagikan bantuan.

Di wilayah mana pun, semua orang memiliki cinta kasih hakiki yang sama. Meski berbeda-beda agama, tetapi cinta kasih di dalam hati tetaplah sama. Tzu Chi tidak memandang perbedaan agama dan ras. Dengan cinta kasih agung yang tulus, kita bisa menjadi makhluk berkesadaran yang bersedia bersumbangsih.


Bodhisatwa sekalian, Tahun Baru Masehi sudah berlalu sebulan. Hari ini adalah malam Tahun Baru Imlek dan besok, tahun baru akan dimulai. Tahun Baru Imlek menandakan datangnya musim semi. Saat musim semi tiba, segala sesuatu bertumbuh subur. Kita semua mengantar tahun lama dan menyambut tahun baru.

Bodhisatwa sekalian, mari kita bertekad dan berikrar. Kita harus membangun tekad setiap hari. Saya sering berkata bahwa inilah yang saya lakukan setiap detik. Pada momen saya membuka mata, yang terlebih dahulu muncul adalah rasa syukur. Setelah itu, saya membangun ikrar. Bagaimana saya akan menjalani hari ini?

Saya hidup di dunia ini demi membawa manfaat bagi semua makhluk. Inilah nilai kehidupan saya. Saya terus mengimbau orang-orang untuk menginventarisasi nilai kehidupan sendiri setiap hari. Hari ini, berapa banyak ucapan baik yang kita ucapkan dan berapa banyak perbuatan baik yang kita lakukan?

Bagaimana kita menjaga pikiran kita agar tidak timbul pikiran pengganggu dan senantiasa dipenuhi cinta kasih? Ini disebut melatih hati dan pikiran. Kita hendaknya melatih diri setiap hari untuk kembali pada hakikat sejati yang murni. Ini disebut melatih diri. Jadi, Bodhisatwa sekalian, kita harus melatih diri dalam keseharian.


Kita hendaknya senantiasa mengingatkan diri sendiri untuk membangkitkan cinta kasih dan menyebarkannya ke seluruh dunia. Dengan demikian, kita dapat menciptakan berkah setiap hari. Dengan adanya berkah dan cinta kasih di dalam hati, berarti kita memiliki kebijaksanaan. Jadi, kita membina berkah dan kebijaksanaan sekaligus.

Mari kita tekun dan bersemangat untuk membina berkah dan kebijaksanaan. Orang yang menciptakan berkah bagi dunia adalah orang yang paling bahagia. Mereka dipenuhi sukacita dalam Dharma.

Di sini, saya juga menggunakan hati yang tulus untuk mendoakan insan Tzu Chi di seluruh dunia. Semoga kalian senantiasa bersungguh hati membina berkah dan kebijaksanaan. Semoga segala sesuatu berjalan sesuai keinginan. Saya mendoakan kalian semua. Selamat Tahun Baru Imlek. Terima kasih.  

Bermawas diri dan berhati tulus demi mengakhiri pandemi
Mengantar tahun yang lama dan menyambut tahun yang baru
Membina berkah dan kebijaksanaan demi kembali pada hakikat sejati yang murni
Membawa manfaat bagi dunia mendatangkan kebahagiaan dan kebaikan               
                   
Ceramah Master Cheng Yen tanggal 31 Januari 2022
Sumber: Lentera Kehidupan - DAAI TV Indonesia
Penerjemah: Hendry, Karlena, Marlina, Devi
Ditayangkan tanggal 02 Februari 2022
Melatih diri adalah membina karakter serta memperbaiki perilaku.
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -