Ceramah Master Cheng Yen: Menyambut Tahun Baru Imlek yang Aman dan Tenteram


Dahulu saya selalu berkata bahwa saat bencana terjadi, semua orang harus memetik hikmah darinya dan jangan lagi tenggelam dalam ketamakan dan nafsu keinginan. Kita mungkin mengira bahwa kita tidak memiliki nafsu keinginan. Sesungguhnya, nafsu keinginan dalam hati ini sangat kecil sehingga kebanyakan orang tidak menyadarinya.

Dari luar, kita terlihat tidak melakukan apa pun yang dapat menciptakan karma buruk. Namun, pikiran kita pasti pernah bergejolak. Setiap orang memiliki cinta kasih individual dan keegoisan. Itu sangat kecil dan tidak terlihat. Meskipun tidak terlihat, tetapi nafsu keinginan itu ada dalam hati kita.

Tanpa sadar kita membuat perbedaan antara apa yang paling kita peduli dan apa yang tidak berhubungan dengan kita. Tidak dapat dimungkiri, kita pasti memiliki noda batin, keakuan, dan sikap pilih kasih meski sedikit. Inilah manusia sebagai makhluk awam yang tanpa sadar selalu membangkitkan noda batin.

Dengan terakumulasinya noda batin, kita pun menyimpang dari jalan yang benar sehingga secara perlahan dan tanpa sadar mengakumulasi karma buruk kolektif. Ini disebut karma buruk kolektif semua makhluk.

Jumlah populasi dunia sekarang hampir mencapai delapan miliar. Sikap pilih kasih, ketamakan, dan nafsu keinginan orang-orang telah mengakumulasi karma buruk. Jadi, karma buruk dan pencemaran yang diciptakan manusia telah menghasilkan banyak energi yang menyebabkan perubahan iklim dan kondisi cuaca yang tidak menentu.


Lihatlah daerah-daerah yang mengalami cuaca dingin ekstrem. Waktu dan segala isi di alam ini seakan-akan telah membeku. Berkat kemajuan teknologi saat ini, kita dapat melihat apa pun yang terjadi di berbagai belahan dunia. Meski zona waktu berbeda, kita tetap bisa melihat dunia yang berbeda lewat konferensi video. Karena itu, kita hendaknya bersyukur dan menghargainya.

Kita juga hendaknya bersyukur semua orang dapat berinteraksi satu sama lain dengan cinta kasih, bermawas diri, dan mendoakan dunia ini dengan tulus. Inilah orang-orang bajik yang telah menuju arah yang benar dengan niat baik di dalam hati mereka. Itu sungguh menghangatkan hati.

Meski cuaca di luar sangat dingin, relawan kita tetap tulus dan memiliki hati yang hangat dan penuh cinta kasih. Dengan hati yang penuh cinta kasih, relawan kita membawa kehangatan bagi sesama.

Ketika melihat warga tunawisma yang terbaring di jalanan di tengah cuaca yang sangat dingin dan lembap serta relawan kita yang membawakan selimut untuk mereka, saya pun merasa ada kehangatan di dunia ini.


Cinta kasih di dunia ini sangatlah penting. Seperti yang dikatakan Buddha bahwa cinta kasih seperti itulah yang disebut cinta kasih berkesadaran. Relawan kita merupakan Bodhisatwa dunia. Hanya Bodhisatwa dunialah yang bersedia menolong orang yang menderita.

Di tengah cuaca yang sangat dingin, orang-orang berdiam di dalam rumah. Namun, sekelompok relawan kita rela menahan dingin untuk membawa cinta kasih dan kehangatan bagi orang-orang yang membutuhkan di setiap penjuru dunia. Setiap kali melihat itu, saya sungguh sangat tersentuh dan bersyukur dari lubuk hati saya. Inilah yang saya saksikan setiap hari.

Saya bersyukur kepada semua relawan kita setiap hari. Mereka mendekatkan hati mereka dengan hati saya dan mewujudkan apa yang hendak saya lakukan. Mereka menaikkan kerah, mengenakan pakaian hangat, lalu keluar rumah untuk bersumbangsih. Ada begitu banyak kisah yang menyentuh hati.

Bodhisatwa sekalian, meskipun di tengah pandemi Covid-19 selama setahun terakhir ini, kita telah menjalani kehidupan yang tidak tenang, tetapi kita semua bisa hidup aman dan tenteram karena semua orang meningkatkan kewaspadaan dan menaati protokol kesehatan.


Kita tetap teguh dalam mempraktikkan vegetarisme dan menaati sila. Sila berarti aturan. Menaati sila berarti menaati aturan. Dengan bervegetaris, kita dapat melindungi, mengasihi, dan membebaskan kehidupan.

Saya sering mengatakan bahwa kita harus membebaskan kehidupan karena kita mengasihi semua kehidupan. Karena itulah, kita harus menerapkan pola makan vegetaris. Jika kita tidak memakan daging hewan, tidak ada hewan yang akan disembelih untuk dijual. Dengan demikian, kita akan dipenuhi berkah.

Dengan adanya berkah, kita bisa hidup aman dan tenteram setiap hari. Dengan adanya cinta kasih, kita bisa hidup harmonis setiap hari. Jadi, marilah kita menyambut Tahun Baru Imlek dengan hati yang tulus.

Hendaklah kita menyerap ajaran ke dalam hati dan mempraktikkannya lewat tindakan nyata. Jika semua orang di seluruh dunia dapat berbuat demikian, maka tahun yang penuh ketenteraman pun akan terwujud.  

Sikap pilih kasih dan nafsu keinginan menghasilkan buah karma buruk
Bermawas diri, berdoa, dan memiliki cinta kasih berkesadaran
Merangkul semua makhluk dengan bervegetaris dan menaati sila
Menghimpun berkah dan menyambut ketenteraman

Ceramah Master Cheng Yen tanggal 02 Februari 2022
Sumber: Lentera Kehidupan - DAAI TV Indonesia
Penerjemah: Hendry, Karlena, Marlina, Devi
Ditayangkan tanggal 04 Februari 2022
Mengonsumsi minuman keras, dapat melukai orang lain dan mengganggu kesehatan, juga merusak citra diri.
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -